Share

Bab 13

“Mau jalan-jalan dulu gak?” tanya Nizar memecahkan keheningan saat kami berada dalam perjalanan ke rumahnya.

Aku yang bersandar dengan pandangan lurus ke depan, menoleh sebentar ke arahnya.

“Ke mana?” tanyaku.

“Ke hatimu.”

Sialan!

Ini sama saja membangunkan singa yang lagi tidur. Padahal, tadi aku sudah lembut banget bertanya padanya. Gak ada nada ketus-ketus lagi.

Namun, dia sepertinya sengaja memancing perdebatan. Dasar laki-laki. Gak tenang hidupnya kalau melihat perempuan tak mengomel dalam sehari saja.

Aku membuang pandangan ke luar jendela. Kesal banget sama si Nizar. Sumpah!

“Ke mana aja yang kamu mau.”

Gak ada! Gak mood ke mana-mana lagi sekarang. Padahal tadi mau-mau aja diajak ke manapun untuk melepaskan kesedihan karena pisah sama Papa dan Bunda.

“Gak usah!” ketusku. “Langsung ke rumah aja. Tapi, mampir beli martabak dulu ya. Mau beliin buat Ibu.”

Tidak lucu juga kalau per
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status