Share

Bab 16

Kedatangan Sarah sontak saja memutuskan ketegangan yang tercipta antara aku dan Nizar.

Aku bangkit dari dudukku. Berpelukan dan cipika-cipiki dengan Sarah ala-ala perempuan sosialita kalau bertemu.

Tak ketinggalan, kulihat Nizar dan Mas Irfan juga bersalaman, lalu saling melempar senyuman.

“Kalian udah lama?” tanya Sarah menatapku bergantian dengan Nizar.

“Mayan, udah karatan pantat gue duduk di sini,” sindirku membuat Sarah tertawa sambil memukul lenganku.

Kebiasaan dia kalau gemas malah main tangan. Anehnya, karena ia hanya kerap ringan tangan kalau sama aku. Jika dengan orang lain, dia bisa tenang.

“Dih, kek besi aja pantat lu. Udah, ah. Ayo ke depan, mumpung belum banyak orang. Gak ikhlas gue kalo berdiri paling belakang, yang ada niat nonton Fabio Asher malah dapatnya cuma liatin kepala orang doang,” ujar Sarah, kemudian berlalu lebih dulu.

Aku mengikutinya. Sedang para suami berjalan di belakang kami. Malah k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status