Share

26. Ancaman

Brama berjalan cepat menghampiri Nawa. Ia mencekal tali tas wanita itu, kemudian sedikit menyeret masuk kantor. Tentu saja dengan pemaksaan sebab Nawa tidak semudah itu menurut padanya.

“Sir, Anda laki tapi mulut lemes banget, ya? Saya bukan calon suami Sir.”

“Diam atau akan saya bungkam mulutmu pakai bibir saya,” desis Brama.

“Bram!” teriak Elea. Namun, ia tidak bisa masuk karena sekuriti dan Yadi menghalangi.

“Ini aku lagi siaran langsung! Aku yakin kamu lagi nge-prank aku! Brama!” pekik Elea lagi.

Nawa menoleh, menatap Elea. Ia mencoba mengingat-ingat wajah wanita itu. Namun, ia benar-benar lupa.

“Sir, lepas!” pekik Nawa saat keduanya ada di lift dan Brama belum juga melepaskan cekalan. “Lepas! Kalau tidak, kali ini bukan telor saja yang pecah, tapi beserta cacingnya yang akan saya cincang!”

Brama masih bersikap tenang. “Oh, cacing?”

Pria itu mencoba membuka ritsleting celananya.

“Sir, stop!” Nawa menutup wajah.

“Dari tadi kamu terus memancing saya. Di lift hanya kita berdua, Nawa.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status