Dilamar Presdir yang Menyamar

Dilamar Presdir yang Menyamar

Oleh:  Zuya  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.8
6 Peringkat
83Bab
24.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Annawa Salsabila terpaksa menghabiskan malam bersama seorang pria saat perusahaan tempatnya bekerja mengadakan tour. Nawa saat itu dalam pengaruh obat perang*ang. Sementara pria bernama Brama yang menjadi lawan mainnya dalam kondisi setengah mabuk karena frustrasi memergoki kekasihnya selingkuh. Nawa gadis muslimah yang selalu berpakaian tertutup dan menjaga diri, begitu terpukul setelah kejadian itu. Namun, hidup harus terus berjalan. Ia berusaha tegar seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Berbeda dengan Nawa yang takacuh, Brama si pria bermata biru itu justru mencari informasi tentang wanita tersebut melalui orang-orangnya. Terkuaklah ternyata Nawa adalah karyawan di kantor cabang milik orang tuanya. Brama menyamar menjadi pria tompelan dan bergigi hitam, bekerja di kantor yang sama dengan Nawa untuk melancarkan aksinya. Keduanya menjalin kedekatan dan Brama melamarnya, tetapi penolakan yang diterima. Saat kebenaran terkuak bahwa Brama ternyata putra CEO dan diangkat menjadi Presdir menggantikan Presdir sebelumnya, Nawa justru muak dan merasa dipermainkan. Apalagi ia harus menjadi sekretaris pribadi si bos songong itu. "Daripada menjadi sekretaris Anda, lebih baik saya resign, Tuan Brama yang terhormat." "Boleh. Tapi jangan terkejut. Karena video kita waktu itu akan saya sebar." "Silakan disebar. Bukan hanya nama baik saya yang hancur. Anda juga." "Simpel. Saya tinggal menikahimu, nama baik kita berdua aman lagi." "No! Saya nggak sudi!" "Yakin nggak sudi?" Brama mendekatkan wajah. "Yakin ada pria lain yang mau menikahimu selain saya? Kamu itu bekas saya. Mau mengelak seperti apa pun, tapi itulah kenyataannya," bisik Brama menyebalkan. Bagaimana nasib Nawa selanjutnya di tangan pria pemaksa itu?

Lihat lebih banyak
Dilamar Presdir yang Menyamar Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Yunika Wulandari
ᥣᥲᥒȷᥙ𝗍𝗍 kᥲk, ᑲᥲgᥙs ᥴᥱrі𝗍ᥲ ᥒᥡᥲ
2024-03-15 21:44:44
1
user avatar
Mas Reza
ceritanya bagus
2024-03-15 19:32:31
1
default avatar
Hardewi Hammada
Mantap betulll
2024-03-08 23:59:05
1
user avatar
AdalzisaGregoria Mc
aku suka cerita nia bagus
2024-03-06 12:15:31
1
user avatar
Wildatuz Zaqiyyah
semangat update, Thor :)
2024-02-01 16:35:22
4
user avatar
Elisah Cicha
lanjut lagi kak sampai tamat kayaknya seru
2024-03-02 16:13:23
1
83 Bab
1. Pengkhianatan
Seorang pria perlente tersenyum puas setelah pesawat yang ditumpangi mendarat sempurna di Bandara I Gusti Ngurah Rai sore itu. Pria berkacamata hitam dan memakai masker tersebut turun. Ia lalu menunggu barangnya diturunkan dari bagasi pesawat sambil memainkan ponsel. Ia duduk sambil mengamati foto seorang wanita cantik bernama Elea Pramudita, artis sekaligus model yang saat ini sedang naik daun.Adalah Brama Zack Adhlino. Pria yang tahun ini genap berusia tiga puluh tahun. Namun, masih betah melajang. Bukan karena tidak laku, melainkan karena menunggu kesiapan sang pujaan hati yang kariernya sedang bagus-bagusnya dan masih terikat kontrak untuk tidak dulu menikah.Hubungan Brama dan Elea memang sudah menjadi konsumsi publik dan berita entertainment. Mereka menjadi idola yang dielu-elukan penggemarnya.Brama tersenyum saat melihat story W* terakhir Elea yang menunjukkan sedang ada di sebuah hotel. Wanita itu sedang ada job pemotretan. Setelah koper di tangan, Brama lekas memesan taksi
Baca selengkapnya
2. Jangan Menyesal
Acara tour yang diadakan sebuah perusahaan besar berjalan lancar dan meriah. Acaranya berada di salah satu pantai di Bali.Annawa Salsabila. Gadis muslimah nan cantik menjadi salah satu bagian dari acara tersebut.“Wa, yuk ikut permainan karaoke anak-anak.” Sari, sang sahabat mendekat.Nawa yang duduk di kursi pinggir pantai seraya menikmati langit malam, hanya menggeleng sambil tertawa. “Nggak ah. Suaraku jelek. Takutnya pas aku nyanyi, tiba-tiba datang tsunami.”Sari ikut tertawa kecil. “Ya udah, aku gabung dulu sama anak-anak.”Nawa mengacungkan jempol.Sepeninggal Sari, ponsel di saku Nawa bergetar. Ada pesan dari pria spesial yang menemani pendidikan hingga kini ia sudah kerja.“Lagi free nggak? Aku telepon, ya?”Isi pesan itu.Nawa pun menelepon sang pengirim pesan.“Assalamualaikum, Mas,” sapa Nawa ketika panggilannya diangkat.“Waalaikumussalam. Padahal aku yang mau telepon.”Nawa tertawa.“Lagi apa? Awas, jaga mata. Di sana pasti banyak bule cakep.”“Sayangnya aku nggak suka
Baca selengkapnya
3. Cari Tahu
Nawa mulai terbangun dari tidur saat alarm di ponselnya berbunyi. Matanya mengerjap, tubuhnya terasa sakit semua. Ia mendesis saat merasakan sesuatu yang aneh pada inti tubuhnya. Wanita itu pun lalu membuka matanya secara sempurna. Nawa meraba tubuh, hanya terbungkus selimut. Di antara sadar dan belum, Nawa mencoba mengingat kejadian terakhir sebelum tidur. Setelah ingat segalanya, ia spontan terduduk. Air matanya berhamburan keluar membasahi pipi. Nawa mengambil ponsel, lalu mematikan alarm penanda datangnya salat Subuh. “Astagfirullah. Apa yang aku lakukan semalam? Bod*h! B*doh! Bo*oh!” Nawa memukuli tubuhnya sendiri sambil terus menangis. Pandangan Nawa mengedar ke seisi kamar. Sebuah kamar yang luas dan sangat mewah dari kamar yang ditempati bersama rekannya. Di kamar yang dipesankan perusahaan untuk tour, satu kamar diisi empat orang dengan dua ranjang. Kamar ini berbeda jauh. Nawa juga tidak mendapati pria yang bersamanya semalam ada di kamar tersebut. "Apa mungkin ada di kam
Baca selengkapnya
4. Lebih Dekat
Seharian, Nawa tidak keluar kamar sama sekali. Ia sendian di kamar. Ia juga melewatkan kegiatan seru bersama teman-temannya. Sari sebenarnya ingin menemani, tetapi Nawa menolak. Selain karena tidak ingin menghambat kesenangan sang teman, ia juga masih ingin sendiri.Kasus pencarian Nawa tidak dilanjut karena Nawa sudah ditemukan. Beruntung sang manajer tidak memarahi setelah tahu kondisi Nawa yang lemas. Lebih tepatnya pura-pura sakit dan lemas.Nawa merasa dirinya kotor. Ia masih malu dan belum siap menghadapi dunia. Meskipun hanya dirinya dan pria asing itu yang tahu, tetap saja rasanya masih kikuk jika mengingat dosa-dosanya semalam.“Wa, kamu oke?” Agung mengirim pesan. Pria yang saat ini bertugas di perbatasan Indonesia timur tersebut merasa khawatir karena tidak biasanya Nawa mengabaikan dirinya sejak semalam.“Aku agak nggak enak badan. Kemarin jatuh dari kamar mandi, pingsan di sana nggak ada yang tahu. Makanya semalam aku nggak angkat telepon Mas Agung.” Nawa membalas. Terpak
Baca selengkapnya
5. Memilih Posisi
PT. Sun Zack Diamond Group atau yang biasa disebut Sunmond adalah perusahaan yang bergerak di bidang Fast Moving Consumer Goods (FMCG). Atau perusahaan yang bergerak di bidang penyedia produk untuk konsumen. Perusahaan ini berkembang pesat dan bersaing dengan produk luar seperti Unalaver maupun produk dalam negeri seperti Wangs. Tahun ini, Sunmond menjadi perusahaan lokal terbesar kedua di dalam negeri menurut pasar bisnis. Ada beberapa cabang Sunmond Grup di antaranya Sunmond Food yang memproduksi makanan seperti mi instan, kecap, penyedap rasa, es krim, dan sebagainya. Lalu ada Sunmond Care yang memproduksi seperti sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi, sampo, dan masih banyak lagi. Ada lagi Sunmond Beauty yang berfokus pada kecantikan seperti skincare, lipstik, parfum, dan lain-lain. Perusahaan yang diwariskan secara turun-temurun itu kini dipegang oleh Boby Zack Aldhlino, orang tua Brama Zack Adhlino. Brama termasuk anak yang keluar jalur. Ia sama sekali tidak tertarik dengan bisn
Baca selengkapnya
6. Seperti Apa Reaksimu?
“Baiklah. Katakan di mana posisi yang kamu inginkan.” Boby tersenyum. Pria blasteran itu cukup lega sang putra mau menerima tawarannya.“Marketing,” jawab Brana tanpa ragu.“Kenapa harus di bagian marketing? Bram, masalah kita di bagian keuangan. Kalau kamu ingin mengungkap lingkaran hitam para tikus itu, masuk di bagian keuangan!”“Daddy-mu benar, Bram. Masuklah ke bagian keuangan biar kamu lebih tahu detail bagaimana mereka mengelola dan melaporkan keuangan. Sebenarnya kami akan langsung menunjukmu sebagai Presdir di sana.” Gahayu, mommy-nya ikut bersuara.“Aku sudah bilang, aku mau membantu asal aku dibebaskan memilih posisi.” Brama meradang.“Bram, apa kata orang-orang kalau kamu ada di posisi rendah?” Gahayu kembali mengompori.Seperti biasa, Brama masih tetap terlihat tenang.Dari Bali, siang harinya Brama langsung bertolak menuju kota seribu industri, di mana pusat Sunmond Grup dan rumah orang tuanya berada.Di Tangerang, letak pabrik Sunmond Food dan Sunmond Beauty. Sementara
Baca selengkapnya
7. Sebuah Paket
Selama sehari cuti, Nawa tidak melakukan apa pun di kamar kos-kosannya. Ia hanya menangis sampai matanya bengkak. Atau hanya rebahan dan kalau senggang ditemani Agung. “Nggak kerja?” tanya abdi negara itu melalui panggilan video. “Dikasih libur habis refreshing.” Nawa lagi-lagi berbohong. “Sudah periksa, kan?” tanya Agung. Nawa mengangguk. “Mana coba lihat obatnya.” “Gitu amat, sih? Mentang-mentang ngasih transferan.” Agung tergelak. “Buat memastikan kalo transferannya tepat sasaran. Takutnya malah kamu gunakan CO keranjang orange atau keranjang kuning.” “Emang boleh?” Agung tergelak. Nawa pun mengambil Paracet*mol, antibiotik, dan vitamin yang kemarin dibeli di Bali. “Itu aja obatnya? Dikit amat.” “Ya, karena memang aku nggak kenapa-napa. Emang dasar Mas aja yang lebay.” “Bukan lebay, tapi buat memastikan kesehatanmu. Rontgen atau CT Scan lengkap juga gih.” “Mas, jangan berlebihan.” “Nawa–“ “Aku nggak apa-apa, beneran. Aku yang jatuh, aku yang tahu kondisi diriku send
Baca selengkapnya
8. Hentikan!
Tangan Nawa gemetar. Dadanya naik turun menormalkan keterkejutan.“Astagfirullah. Jangan-jangan ... pria asing itu yang mengirim paket ini?”Cepat-cepat Nawa membungkus kembali semua isi paketnya, lalu membuangnya ke tempat sampah luar kamar.Nawa kembali tersedu-sedu. Entah apa maksud pengirim paket itu, tetapi yang pasti hidupnya mulai sekarang tidak lagi tenang sama seperti dulu. Ia harus kuat dengan serangan teror yang mungkin akan kembali lagi.Sesak dada Nawa rasanya hingga kesulitan bernapas. Ia tidak tahu harus berbagi masalah ini dengan siapa. Jika berbagi pada sahabatnya, bisa saja nanti malah tambah runyam. Aibnya bisa menyebar. Namun, ketika memendam sendiri seperti ini, ia tidak kuat dengan tekanan demi tekanan yang ada.Nawa bukan wanita bebas yang mungkin jika melakukan z*na tidak merasa menyesal. Ia beda. Wanita itu terbiasa hidup dalam lingkungan pesantren, keluarga yang menekankan hal keagamaan, juga selalu berusaha menjaga diri. Sekali kecolongan, Nawa terus memikir
Baca selengkapnya
9. Kamu?
“Nawa!” pekik Frengki.Sama halnya dengan Frengki, Brama bergumam sangat lirih menyebut nama wanita ayu itu.Brama sejenak mematung. Ketika melihat Nawa, ingatannya tertuju pada malam panasnya bersama wanita itu. Nawa saat itu terlihat begitu seksi. Sekarang Nawa berpenampilan tertutup. Mata Brama mengabsen seluruh inci tubuh Nawa dari balik kacamata tebalnya.“Ada apa ini?” Nawa mendekat.“Oh, nggak ada apa-apa. Ini hanya membetulkan kemeja si Brama yang berantakan.” Frengki yang awalnya mencengkeram kerah kemeja Brama, ganti mengelus kerah itu.“Aku nggak buta, ya, Mas. Aku tahu kalo Mas Frengki sedang berlagak menjadi preman. Dan apa kamu karyawan baru?” Nawa menatap Brama.“Iya.” Brama mengedip, memastikan sudah memakai softlens agar Nawa tidak mengenali warna matanya.“Mas Frengki, jangan lagi, ya? Soalnya aku pernah ada di posisi dia yang di-bully pas awal-awal kerja. Rasanya tertekan. Harusnya Mas Frengki yang udah senior, ngasih contoh yang baik. Dibimbing, Mas, jangan disiksa
Baca selengkapnya
10. Sudah Siap?
“Sebentar, aku ke kamar mandi dulu. Kebelet,” kilah Brama sambil masuk ke toilet.Nawa menatap punggung Brama sampai hilang dari pandangan.“Kalau sampai dia tadi lihat kalau tompel ini hanya tempelan, mati aku,” gumam Brama sambil membenahi lagi penunjang penampilan buruk rupanya itu.Gigi depan beberapa menghitam, warna mata hitam, dan tompel telah terpasang. Tinggal membubuhkan kacamata. Sempurna. Brama pun keluar kamar mandi dan sudah tidak mendapati Nawa di sana.“Syukurlah. Sepertinya sebentar lagi jam kerja dimulai lagi.”Nawa pergi dan tidak jadi menunggu Brama karena rekannya memanggil untuk melihat hasil pengambilan video tadi.“Aku kok kurang sreg sama hasilnya ya? Kita ubah konsep aja gimana? Jadi gini. Ada dua adegan, satu pasutri dari kalangan orang kaya, satunya dari pasutri orang biasa. Bagaimana cara mereka mencuci itu jelas beda. Orang kaya pakai mesin cuci dan yang pasti baju mereka hanya kotor kena keringat. Kalau orang biasa ada yang pakai mesin cuci, tapi kebanya
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status