Share

Bab 318

Author: Clarissa
Tiffany mengernyit. Meskipun hatinya enggan, dia tidak enak hati menolak Zara di depan banyak orang.

Selain itu, Tiffany lebih familier dengan jalan-jalan di desa pada malam hari. Jadi, dia tidak perlu khawatir Zara macam-macam padanya.

"Oke," sahut Tiffany sambil mengangguk dengan ragu. Kemudian, dia menatap Julie dan berkata, "Habis makan kamu juga cepat kembali, ya."

Julie mengernyit dan mengangguk pelan.

"Ayo jalan," ajak Tiffany.

Zara memikul ranselnya dan berjalan menuju vila bersama Tiffany.

Malam hari di desa sangat sepi. Yang terdengar di telinga hanyalah suara air, gemeresik dedaunan, suara langkah kaki mereka, dan suara hewan di kejauhan. Zara menghirup udara segar di sana. Suasana hatinya cukup baik.

"Kudengar kamu tumbuh besar di desa, ya?" tanya Zara dengan tenang.

Tiffany mengernyit saat mendengar pertanyaannya. Dia berjalan di depan sambil membawa senter dan menjawab singkat, "Ya."

"Lingkungan desa sebenarnya cukup menyenangkan. Daripada di kota, aku lebih suka desa yan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
klu d lihat dari kehidupannya kasian juga si Zara...dia kurang bebas...selalu d kekang
goodnovel comment avatar
Sarah Siraj
apa ya motif zara. daripada ragu2 baik asingkan diri saje Tiffany
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 847

    Saat Sean mengetuk pintu kamar hotel Bronson bersama orang-orangnya, Bronson baru saja selesai menulis suratnya. Ketika dia sedang memasukkan kertas surat yang elegan itu ke amplop, pintu tiba-tiba diketuk.Dia mengernyit, menoleh ke arah pintu dengan agak kesal, lalu menutup pintu kamar tempat Arlo dan Arlene tidur dengan hati-hati. Setelah itu, dia berjalan dengan enggan untuk membuka pintu. "Siapa?""Ayah, ini aku." Suara berat Sean terdengar dari luar pintu.Alis Bronson semakin berkerut. "Sudah larut begini, kenapa kamu nggak menemani Tiffany? Datang ke sini untuk apa?"Meskipun nada bicara Bronson kurang baik, Sean tetap bersikap tenang. Dia tersenyum tipis dan menyahut, "Ada hal penting yang harus kubicarakan denganmu."Bronson mengerutkan dahi. "Harus malam-malam begini?"Kedua anak itu sudah tidur. Bronson khawatir suara mereka akan membangunkan anak-anak.Arlene masih bisa diatur, tetapi Arlo adalah anak yang sensitif. Bronson takut Arlo terbangun dan mendengar hal-hal yang s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 846

    Ternyata, menyulitkan mereka bukanlah tujuan utamanya. Cathy punya rencana, yaitu membuat Sean dan Tiffany tidak bisa kembali ke rumah sakit.Sean juga percaya, Genta pasti sudah mencoba menghubunginya. Fakta bahwa ponselnya tidak ada sinyal mungkin memang benar. Bagaimanapun, jika Cathy bisa mengerahkan begitu banyak orang untuk mengganggu dirinya dan Tiffany, memasang beberapa alat pengacau sinyal di pinggir jalan bukanlah hal yang mustahil.Melihat Sean diam, Genta takut sampai berlutut di depannya. "Tuan, ini semua salahku. Tuan boleh menghukumku sesuka hati ...."Sebagai orang kepercayaan Sean, Genta sangat tahu betapa dalamnya kebencian Sean terhadap Ronny. Sean bahkan tak pernah memedulikan hubungan darah mereka selama bertahun-tahun, langsung saja menghajar Ronny seperti itu.Sekarang karena kelalaiannya sesaat, Ronny malah dibawa kabur oleh orang lain ...."Nggak apa-apa." Sean akhirnya tersadar dari lamunannya, menatap Genta dengan tenang. "Nggak perlu terlalu menyalahkan dir

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 845

    "Aku ngerti." Sean menutup telepon dengan tenang."Ada apa?" Tiffany yang sedang memegang kartu kamar untuk membuka pintu, mengerutkan alis dan menoleh ke arah Sean. Wajahnya penuh kelelahan, tetapi tetap menatap Sean dengan penuh perhatian.Pria itu menekan bibirnya pelan, lalu mengangkat tangan dan memeluk bahu Tiffany. "Nggak apa-apa. Michael kembali membuat keributan di rumah sakit."Dia memeluk Tiffany sambil membawanya masuk ke kamar, lalu mengambil tas selempang dari bahunya dan membaringkannya di atas ranjang. Setelah mencium kening Tiffany, dia berujar, "Aku yang akan menyelesaikannya. Kamu sudah terlalu capek, istirahatlah dengan baik."Tiffany menggigit bibir, menatap Sean dengan cemas. "Kamu yakin bisa sendiri?"Usai mengatakan itu, dia hendak bangkit dari tempat tidur untuk ikut pergi bersama Sean. Namun, Sean menahannya di kasur. "Tenang saja. Michael nggak akan bisa berbuat apa-apa padaku. Tunggu aku pulang ya."Tatapan Sean yang tegas membuat Tiffany menghela napas panj

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 844

    Tiffany memang jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Sean. Namun, kalau bukan karena perjanjian di masa lalu antara pamannya dan Darmawan, mungkin dia tidak akan pernah punya hubungan apa-apa dengan Sean."Bukan sekadar lumayan, memang lebih baik dari ibumu." Hamish berucap dengan terus terang, "Ibumu mencintai ayahmu seumur hidupnya.""Tapi, ayahmu nggak bisa melindunginya, membuatnya harus menanggung semua penderitaan itu. Kemudian, dia bahkan nggak bisa menang dari ibumu, nggak bisa menemukan jejaknya, dan bahkan nggak menyadari kalau yang selama ini diam-diam membantunya adalah ibumu.""Sedangkan pria yang bersamamu sekarang, lebih pantas disebut sebagai pria sejati dibandingkan ayahmu. Tadi dia bilang nggak percaya kalau orang lain yang merawatmu dan hanya dia yang bisa menjagamu dengan baik. Dari sana, aku sudah tahu dia memang pria sejati!"Tiffany makin merasa malu saat mendengar pujian Hamish. "Paman Hamish, jangan terlalu memuji dia. Nanti jadi besar kepala."Hamish terta

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 843

    "Ternyata begitu ...." Hamish menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Tiffany dengan tatapan sedikit memohon. "Foto ini ... bisa kamu berikan padaku? Bagaimanapun ... aku pernah mengaguminya."Hamish menatap Tiffany, sama sekali tidak menyembunyikan emosinya. Orangnya sudah tiada, menyembunyikan perasaan pun sudah tak ada gunanya.Lebih baik membuka hati dan mengatakan dengan jujur. Mungkin saja, dia masih bisa menyimpan foto ini sebagai kenang-kenangan.Tiffany tertegun sejenak. Dia benar-benar tak menyangka semuanya akan berkembang ke arah ini.Awalnya, dia hanya ingin menunjukkan foto itu untuk membuktikan hubungannya dengan Niken. Siapa sangka, ternyata Hamish juga termasuk salah satu pria yang dulu menyukai ibunya?Meskipun merasa berat karena ini adalah satu-satunya foto terakhir bersama ibunya, kini hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Hamish, dia bisa menyelesaikan krisis yang dia dan Sean hadapi.Jadi, Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu menatap Hamish dengan agak ra

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 842

    Di antara semua cerita Niken tentang Kota Zimbab, ada seseorang yang bernama Hamish. Tiffany masih ingat jelas bagaimana senyuman Niken yang berbaring di ranjang rumah sakit sambil menggenggam tangannya.Niken mulai bercerita, "Kalau bicara soal Hamish ini, ceritanya benar-benar dramatis. Hanya beberapa orang saja yang tahu dulu aku sebenarnya pernah menyelamatkan bos besar gangster yang sekarang sangat terkenal dan berkuasa di Kota Zimbab ini, Paman Hamish. Saat itu dia dikejar orang sampai tergeletak di samping tempat sampah dengan tubuh penuh darah, aku yang membawanya pulang.""Aku yang menyelamatkan setengah nyawanya. Kalau bukan karena aku tiba-tiba merasa iba, dia nggak mungkin bisa kembali ke gengnya dan menjadi Paman Hamish yang dihormati banyak orang. Orangnya sangat menarik. Meskipun sudah menerima uang untuk tugasnya, dia punya prinsipnya sendiri.""Tiffany, kalau kelak kamu atau Sean ada masalah besar di Kota Zimbab, kalian boleh cari Paman Hamish. Karena dia berutang besa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status