Home / Lainnya / Dimanja Sang Penguasa / 28. Agni yang Malang

Share

28. Agni yang Malang

Author: Cheezyweeze
last update Last Updated: 2025-04-08 11:00:24

Agni begitu takut dan panik saat  merasakan dirinya berada di tempat yang sangat asing.

Tidak lama kepanikan itu cukup membuatnya Lega takkala mendengar suara langkah kaki mendekatinya.

"Siapa kau?" tanya Agni penuh harap.

"Apakah kau yang bernama Anggara Agni?" tanya suara seorang pria yang terdengar dari balik kegelapan.

"Iya, tapi anda siapa? Kenapa anda bisa mengetahui namaku?"

Langkah kaki pria itu tiba-tiba terhenti. Tak lama ikat pinggang melayang menyabet lengan Agni hingga dia terpental dan jatuh ke lantai.

Wanita itu menjerit kesakitan dan merintih. Lantas dia perlahan bangun dengan tubuh yang kesakitan dan luka lebam akibat sabetan itu. Dari hasil sabetan itu mengeluarkan darah segar.

"Siapa kau? Kenapa kau menyakitiku?" tanya Agni sambil berenang air mata.

"Ternyata kau cantik juga. Rupanya selera Yosua sangat tinggi," puji seorang pria yang mengenakan jas hitam tersenyum manis dengan senyuman mata
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dimanja Sang Penguasa   60. Tebakan Yang Selalu Tepat

    "Jika dia bekerja untuk Bhanu, lalu kenapa dia menjadi tangan kanan Yosua?" gumam Cakra. Reynar terlihat diam sambil melipat tangannya di dada. Dia masih membayangkan saat Cakra memperlihatkan sebuah foto pada Audrey dan gadis itu langsung menganggukkan kepalanya."Apa motif dibalik kasus ini? Aku benar-benar bingung," ucap Reynar lirih.Cakra menoleh menatap Reynar. "Bukankah Yosua dan Bhanu saling kenal? Kenapa aku jadi pusing dengan kasus ini?" Pria tampan itu mengurut pelipisnya.Mereka terdiam sesaat sambil memikirkan sesuatu. "Yang aku tahu sebenarnya mereka berdua bersahabat sudah lama. Ada satu lagi, tapi aku tidak tahu siapa dia. Mereka bertiga sama-sama berkecimpung di dunia permafiaan," jelas Reynar."Tugas kita adalah mulai mengumpulkan informasi dari Yosua dan antek-anteknya," sambung Cakra."Kita?" Reynar menunjuk mukanya sendiri sambil menoleh menatap Cakra."Apa aku salah bicara? Bukankah itu adalah tugas kita untuk memecahkan semua kasus?" Reynar mengembuskan napas

  • Dimanja Sang Penguasa   59. Tentang Anya yang Tak Dianggap

    "Kau yakin jika ini tempatnya?" tanya Reynar. Cakra tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya.Cakra mematikan mesin mobilnya, lalu turun dari mobil diikuti Reynar. Kedua pria itu berdiri di depan sebuah rumah yang tidak begitu bagus dan tidak begitu jelek.Reynar melangkah mendekati Cakra dan menyikut lengannya. "Rumah siapa?" tanyanya."Anya!""Hah? Rumah Anya?" Reynar menoleh menatap Cakra serasa tidak percaya dengan tindakan yang telah dilakukan oleh pria itu. "Kau benar-benar menggali semua infonya?" lanjutnya.Cakra melirik Reynar. "Lalu apa aku harus terus berdiam diri? Sedangkan semua kasus yang terjadi sekarang ini menjadi kacau. Jika aku tidak bertindak, tentu saja semua kasus tidak akan terpecahkan." Cakra meninggalkan Reynar melangkah serta memperhatikan rumah tersebut.Reynar menepuk jidatnya. "Selalu dan selalu bertindak sendirian," keluhnya. Reynar menyusul Cakra.Rumah kelihatan sangat sepi seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan. Kedua menoleh ke sana dan kema

  • Dimanja Sang Penguasa   58. Kasus Baru

    Perdebatan sedikit terjadi hanya karena masalah hewan peliharaan. Mereka berdua terlihat seperti anak kecil yang sedang memperebutkan seekor anjing. Sedangkan Leo hanya duduk sambil sesekali menggonggong. Namun, tiba-tiba Leo berlari menaiki sofa, lalu naik ke meja kayu yang ada di samping sofa.KLONTANG!Sebuah baskom alumunium jatuh. Reynar dan Cakra diam menoleh pada Leo.Cakra berkacak pinggang. "Leo, kenapa kau jatuhkan baskom itu?""Kau ini kenapa? Sangat terlihat aneh. Jangan asal memarahinya," sungut Reynar."Sudahlah. Kau bawa saja dia dan ingat jangan sampai dia sakit. Jangan telat memberinya makan juga. Jangan dia baik-baik," rutuk Cakra.Reynar melirik. "Cocok! Persis seperti emaknya."Cakra memutarkan bola matanya. Bahkan dia tidak marah saat Reynar mengatainya itu. Jujur Cakra memang kewalahan dengan hewan peliharaan sang adik. Ya, Chitra mempunyai banyak kucing dan sekarang semua hewan itu ada di rumah Cakra. Pria itu berniat untuk menjual sebagian kucing milik sang ad

  • Dimanja Sang Penguasa   57. Konsekuensi yang Diterima

    Razka menghentikan langkahnya tepat di samping jendela yang agak terbuka sedikit. Telinganya menangkap sebuah obrolan. Setelah itu dia mengetuk pintu beberapa kali hingga sang pemilik kamar tersebut membukakan pintu. Razka tidak ingin banyak omong, pria itu langsung ke pokok pembicaraan. Bukan mengusir, tapi hal itu sudah masuk dalam peraturan jika bekerja di mansion milik Razka. Jika pekerja melakukan kesalahan fatal, maka dia harus keluar dari mansion itu. Dan itulah yang sekarang sedang dialami oleh Irene. Mau tidak mau, Irene harus angkat kaki dari mansion Razka. Hal itu Razka lakukan daripada pria itu harus melihat Yosua menjadi Psikopat. Akan sangat sulit jika jiwa psycho Yosua kumat. Dia akan berubah mengerikan dan tidak ada yang bisa menghentikannya kecuali orang-orang yang mempunyai pengaruh besar padanya. "Aku tahu dan aku akan meninggalkan tempat ini," ujar Irene. Angel menghela napas dan menggelengkan kepalanya. "Tuan Razka, apakah ini tidak terlalu jahat?

  • Dimanja Sang Penguasa   56. Aku Ikhlas Kehilangannya

    Tatapan yang penuh dengan arti, tapi tidak bisa diartikan oleh Razka. Tentunya Razka hanya bertanya-tanya pada dirinya sendiri dan hanya bisa menebaknya. "Yos, aku justru takut jika melihat reaksimu yang seperti itu," "Tenanglah, Raz. Aku tidak akan melakukan hal yang membahayakan keselamatanmu," balas Yosua sambil menepuk bahu Razka. Di waktu yang bersamaan sang dokter keluar dari ruang VIP. Dokter itu berjalan mendekati Yosua dan Razka yang berdiri berhadapan. Yosua dan Razka menghadapkan tubuh mereka secara bersamaan saat sang dokter menghentikan langkahnya. "Pasien sudah bisa dijenguk, tapi bantu dia agar tidak terlalu stres atau depresi saat mengetahui janin yang dikandungnya telah tiada," pesan sang dokter. Yosua dan Razka menganggukkan kepalanya. Kedua pria itu masuk ke dalam ruang VIP dan melihat Agni yang tengah diam dengan tatapan kosongnya. Perlahan kepala Agni bergerak saat kedua pria itu masuk. Wanita tunanetra itu seperti menangkap sesuatu. Kedua lubang hidu

  • Dimanja Sang Penguasa   55. Selamat dari Maut

    Yosua memang tidak bisa memaafkan Irene, tapi hari itu adalah hari keberuntungan bagi Irene, karena dia tidak harus menerima lagi penyiksaan dari Yosua. Yosua dan Razka pada saat itu langsung bergegas ke rumah sakit saat anak buah Razka memberitahu jika Agni sudah sadar. Setelah kepergian semuanya, Irene masih duduk di lantai dan dari kejauhan Angel masih memperhatikan Irene. Keadaan Irene sungguh memprihatinkan. Ada banyak luka memar di area wajahnya, akan tetapi Angel tidak bisa banyak membantunya. Terlebih lagi hal itu bukan termasuk urusan dia, karena jika Angel terlihat membantunya otomatis wanita itu juga akan terlibat di dalamnya. Namun, posisi sudah berbeda. Razka dan Yosua sudah pergi dari sana. Mungkin ada sedikit waktu untuk Angel membantu Irene mengobati luka-lukanya. Angel memberanikan diri melangkah masuk ke dalam kamar Irene. Wanita itu terhenyak saat memasuki kamar Irene yang bisa dikatakan layaknya seperti kapal pecah. Semuanya berantakan dan hancur. 'Yos

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status