Cermin Ketiga

Cermin Ketiga

last updateLast Updated : 2025-04-07
By:  Pratiwi Alodia AmertaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
10Chapters
7views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Seorang wanita dewasa bernama Arsita Damar, seorang arkeolog dan dosen di Jakarta, menemukan sebuah cermin tua dari abad ke-17 di ruang bawah tanah universitas. Tanpa sadar, cermin itu adalah portal menuju dunia paralel — dunia yang terlihat sama, tapi diatur oleh kultus rahasia bernama Kaleidos, yang menyembah entitas kuno bernama “Yang Terpantul”. Semakin jauh ia masuk ke dunia itu, semakin ia menemukan kenyataan bahwa: Versi dirinya di dunia paralel adalah pemimpin kultus. Orang-orang di sekelilingnya punya versi lain yang jahat, atau sebaliknya. Semua dunia itu saling terhubung oleh cermin-cermin tertentu yang tersebar di berbagai belahan dunia — termasuk Jepang, Islandia, dan Indonesia Timur. Dan rahasia terbesarnya: > Dunia paralel bukan hanya dua. Ada lebih dari tiga. Dan di salah satunya, waktu berjalan mundur.

View More

Chapter 1

Bab 1 : Refleksi yang Salah

Pagi itu langit Jakarta mendung, seolah ikut menyimpan rahasia besar yang belum waktunya terbongkar. Di dalam lorong yang sempit tepatnya di Fakultas Arkeologi Universitas Bahana Nusantara, langkah kaki seorang wanita terdengar mantap memecah keheningan lorong tersebut, meski pikiran wanita itu jauh lebih gaduh daripada suara sepatunya yang beradu dengan lantai.

Namanya Arsita Damar usia 34 tahun. Dosen muda yang dikenal galak di kelas tapi selalu punya magnet misterius di mata setiap mahasiswanya. Bukan karena gaya bicaranya yang cepat dan tajam. Tapi karena ia sering bicara tentang sejarah dengan cara yang membuat siapa pun jadi penasaran, seperti sedang mengupas kisah horor.

Dan pagi ini, ia dipanggil oleh kepala departemen tempat dia mengajar untuk melihat sesuatu yang baru saja ditemukan dari gudang bawah tanah kampus.

“Di bawah rak peta tua,” jelas Pak Gino, staf tertua di kampus yang sudah kerja dari era Orde Baru. “Ada sesuatu yang… agak aneh, Bu.”

Mereka menuruni tangga tua menuju ruang bawah tanah kampus. Udara di sana berdebu dan lembap, bau jamur bercampur aroma kertas lama dan karat besi. Tapi bukan itu yang membuat Arsita merinding. Ada hawa lain—dingin tapi bukan dingin biasa. Lebih seperti… dingin yang memeluk dari dalam.

Dan di tengah ruangan itu, berdiri sebuah cermin besar. Tingginya sekitar dua meter, bingkainya dari kayu hitam yang diukir rumit seperti akar pohon yang melingkar dan mencengkeram. Cermin itu tertutup debu tebal, tapi tetap memantulkan bayangan samar ruangan di sekitarnya. Cermin itu juga terlihat tidak seperti cermin pada umumnya dan memberikan kesan misteri mendalam yang meminta untuk di pelajari.

Arsita menatapnya lama.

“Ini dari mana pak?” bisiknya.

Pak Gino geleng kepala. “Kami juga baru tahu bu. Tadi pagi pas bersih-bersih, rak tua roboh, terus ini kelihatan. Kayaknya udah puluhan tahun nggak tersentuh.”

Arsita berjalan pelan ke depan cermin, dan saat ia berdiri tepat di depannya… bayangan dirinya tidak ikut bergerak.

Ia berkedip. Bayangannya tidak.

Ia angkat tangan kiri. Bayangannya mengangkat tangan kanan.

Ia mundur satu langkah. Bayangannya tetap di tempat.

Napasnya tercekat.

“Pak Gino…”

Pak Gino menoleh. “Iya, Bu?”

Tapi saat Arsita melihat ke arahnya—Pak Gino tidak ada. Ruangan tiba-tiba kosong. Gelap. Dan hanya ada suara… seperti bisikan, tapi dari dalam kepala.

> “Selamat datang kembali, Arsita…”

Ia menoleh ke cermin. Bayangan itu sekarang tersenyum. Tapi wajahnya bukan seperti wajahnya sekarang. Rambut lebih panjang. Bibirnya merah menyala. Dan matanya… hitam total, tak ada putihnya sama sekali.

Arsita mundur dengan cepat, hampir tersandung. Ia menoleh ke pintu—dan sekarang Pak Gino muncul lagi, berdiri di ambang pintu seperti tak terjadi apa-apa.

“Bu? Ibu nggak apa-apa?” tanya pak gino kemudian

Arsita diam beberapa detik, menelan ludah, lalu mengangguk. “Nggak. Cuma… pusing sedikit.”

---

Malam itu, hujan turun dengan sangat deras. Arsita duduk di ruang tamunya, menatap cermin yang kini berdiri di sudut apartemennya. Ya, dia membawanya pulang. Mungkin itu keputusan yang bodoh. Tapi rasa penasarannya terlalu besar. Dan entah kenapa, ia merasa ada bagian dari dirinya yang harus melihat cermin itu lagi.

Ia menyentuh permukaannya. Dingin. Tapi jernih. Kali ini, pantulan dirinya terlihat normal.

Sampai ia berkedip.

Karena saat itu—pantulannya tidak ikut berkedip.

Dan kemudian cermin itu bergetar.

Dari dalamnya, muncul suara. Bukan bisikan. Tapi suara seseorang. Suara perempuan.

> “Kamu pikir kamu satu-satunya?” ucap perempuan dari dalam cermin itu.

Listrik di apartemen arsita seketika padam, gelap total dan terasa mencekam. Arsita mengambil ponselnya, kemudian menyalakan senter. Tapi saat ia arahkan senter tersebut ke cermin—cerminnya kosong. Tak ada pantulan. Tak ada dirinya.

Ia berbalik dan membeku di tempat melihat sesuatu yang berada tepat di belakangnya, ada seseorang yang berdiri

Versi dirinya. Tapi bukan dirinya.

Versi yang menyeramkan dengan Mata hitam, bibir robek, dan mengenakan jubah merah penuh simbol aneh.

“Sudah waktunya, Arsita,” katanya.

Lalu semuanya gelap.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status