Beranda / Lainnya / Dimanja Sang Penguasa / 77. Tepati Janjimu

Share

77. Tepati Janjimu

Penulis: Cheezyweeze
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-03 21:35:55

Mata Alex menyipit saat seseorang turun dari dalam mobil dengan menggandeng seorang anak kecil. Usianya seangkatan dengan Zea. Alex sudah bisa memastikan jika itu adalah Kimberly Rider.

"Aku tidak tahu jika Pak Adam mempunyai anak perempuan." Alex terus memantaunya dengan menggunakan senjata.

Dari headset terdengar suara TJ yang memberi interupsi agar tetap waspada. TJ pun memberi isyarat pada Alan dan juga Alex untuk tetap fokus.

Alex terus mengarahkan senjatanya mengikuti Kimberly bergerak masuk ke dalam gedung. Intinya setelah masuk gedung Alex tidak bisa memantaunya.

"John, kau yakin di dalam sana aman? Anak buahmu sudah benar-benar menelisir setiap sudut ruangan? Jangan sampai kalian kecolongan bom atau segala macam." Alex mengingatkan.

"Aku mengerti, Lex. Tenanglah dan kau fokus saja di sana," tegas John.

Tetap saja Alex masih setengah-setengah mempercayai John. Instingnya juga tidak bisa dibohongi. Ada perasaan aneh yang menyelimuti hati Alex.

"Semoga hanya perasaanku saja."

S
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Dimanja Sang Penguasa   85. Operasi dan Penangkapan (END)

    Reynar tampak termenung menunggu di ruangan Dokter Budi. Setelah drama pertengkaran dengan sang ibu dia akhiri dengan sepihak karena Reynar tidak ingin bertengjar lebh lama lagi dengan sang ibu. Reynar memilih untuk pergi karena tujuan utama sudah tersampaikan pada ibunya.Sampai Dokter Budi masuk pun Reynar tidak menyadarinya. Sang dokter melangkah menuju mejanya dan meletakkan dokumen di atas meja."Melamun?" tanya sambil duduk.Fokus Reynar buyar dan tersenyum pada Dokter Budi. "Tidak, dok.""Bagaimana?""Jawabanku tetap sama, dok," sahut Reynar."Baiklah." Dokter Budi menarik napas berat, lalu membuka dokumen yang ada di depannya. Memutarkan dokumen itu agar Reynar bisa membacanya terlebih dahulu. "Bacalah."Reynar membaca dokumen itu lalu menandatanganinya. Pria itu menyerahkan dokumen itu kembali."Dok, aku ingin dokter merahasiakan jika aku sudah mulai tidur di rumah sakit ini untuk persiapan operasi." Reynar memutuskan untuk tidak pulang ke rumah. Dokter Budi pun menyanggupiny

  • Dimanja Sang Penguasa   84. Yosua Menepati Janji

    Cakra menarik napas kasar mendengar penuturan dari Razka. Pria itu tidak habis pikir bagaimana dia bisa menuduhnya seperti itu. Dia seperti sengaja memancing emosiku pagi ini.Cakra menundukkan kepalanya sambil menarik napas. "Dengar Razka, aku tidak ingin adu mulut denganmu. Apa yang aku ucapkan tidak bisa aku tarik kembali. Seperti apapun kau melindungi Yosua, tetap saja Yosua tidak bisa melarikan diri dari hukum yang berlaku." Cakra menggerakkan kepalanya mengisyaratkan pada Razka untuk segera menyingkir dari hadapannya.Razka yang paham dengan isyarat itu segera bergeser memberi ruang pada Cakra agar bisa masuk ke kamar Agni. Saat berjalan masuk pun Razka sempat menyeletuk. "Percuma masuk, yang kau temui pun sedang tertidur lelap." Setelah itu Razka pun berjalan pergi.Benar saja apa yang dikatakan oleh Razka, Agni masih tertidur lelap. Cakra menatap wajah Agni yang begitu terlihat pucat. Ada sedikit memar pada bagian sudut bibir dan tulang pipinya. Beberapa kali Cakra menghela n

  • Dimanja Sang Penguasa   83. Poli Kesehatan Mata

    Reynar duduk di depan Dokter Budi. Dokter Budi pun bercakap-cakap dulu dengan Reynar. Terlebih lagi sang dokter kembali menanyakan soal keinginan Reynar itu."Kau sudah yakin akan hal itu, Rey? Apa kau tidak ingin berpikir dua kali lagi?" Dokter Budi menatap Reynar. "Kau masih sangat muda, Rey. Masa depanmu masih panjang," lanjut sang dokter.Reynar diam sesaat. Pria itu menundukkan kepalanya. Dokter Budi paham jika Reynar masih galau dengan keputusannya itu. Dokter Budi pun tidak ingin memaksa Reynar."Rey, dari pada kau bingung seperti itu. Lebih baik kau pulang dan merenunglah. Pikirkan lagi keputusanmu itu. Tentunya kau harus meminta izin pada ibumu juga. Pikirkanlah hatinya. Jika kelak nanti kau melakukan hal itu, apa ibumu sudah siap?" Reynar mengangkat kepalanya dan menatap Dokter Budi. "Dok, tolong beri aku waktu sehari saja."Dokter Budi tersenyum. "Jangankan satu hari, Rey. Sebulan atau setahun pun boleh," canda sang dokter."Baiklah, dok. Besok aku akan datang lagi," pamit

  • Dimanja Sang Penguasa   82. Donor Mata

    Salah satu kaki Yosua terlilit selimut dan mengakibatkan pria itu terjatuh ke lantai. Hal itu membuat luka yang ada di perutnya mengeluarkan darah.Seketika Razka terbangun karena mendengarkan suara jatuh dan teriakan Yosua. Razka segera menghampiri Yosua dan berteriak memanggil dokter. Tak lama setelah itu dokter dan para perawat datang masuk ke dalam kamar Yosua."Dok ... tolong dia, dok ...." Razka terlihat sangat khawatir karena darah semakin merembas mewarnai pakaian Yosua."Tuan, tenang saja. Tuan bisa keluar sebentar, kami akan menangani pasien." Dokter menyuruh Razka untuk keluar.Razka keluar dan menunggu dengan tidak tenang. Razka duduk di kursi selacar, setelah itu dia berdiri dengan menggigit kukunya. Pria itu berjalan mondar-mandir dengan harap-harap cemas.Pintu terbuka dan seorang perawat keluar dengan berlari terburu-buru. Razka jadi semakin khawatir. Beberapa menit kemudian perawat itu kembali dengan mendorong sebuah troli."Suster, bagaimana keadaan sahabat saya?" t

  • Dimanja Sang Penguasa   81. Akhir Dari Bhanu

    Yosua berteriak keras saat tangan Bhani merobek pakaian Agni. Yosua tak sadar dan berlari sehingga sebuah peluru terlepas, melesat menusuk paha Yosua.Yosua tersungkur jatuh dan Agni berteriak histeris karena mendengar Yosua merintih kesakitan.Beruntung kain yang melilit bibir Agni lepas, jadi Agni bisa berteriak. Wanita itu pun berusaha untuk meronta, berusaha untuk melepaskan ikatan yang melilit tubuhnya."Diiaaamm!!" teriak Bhani dengan pistol terarah ke kepala Agni walaupun Agni tidak mengetahuinya."Jangan bunuh Agni. Agni tidak bersalah. Dia tidak ada urusannya dengan dunia mafia, jadi jika kau ingin membunuh orang. Bunuh saja aku!" teriak Yosua."Ti-tidak, Yos. Kenapa kau datang kemari? Aku tidak memintamu untuk menolongku," tuturnya."Tenanglah, Agni. Aku pasti akan menolongmu," balas Yosua."Diam! Hentikan sandiwara kalian!" Sebuah letupan senjata terdengar. Bersamaan dengan itu terdengar teriakan. Entah bagaimana ceritanya peluru itu memantul dan menembus kepala Jafran. A

  • Dimanja Sang Penguasa   80. Agni dalam Bahaya

    Ternyata Yosua lebih peka. Pria itu tidak bisa dibodohi. Yosua dengan mudahnya mampu membaca isi pikiran Bhani."Kau ingin menghancurkan ku? Kau pikir aku bodoh. Aku tidak sebodoh seperti saudara kembarmu itu."Setelah pertemuan itu dan Pras meminta Yosua untuk bekerjasama dengan Bhani, akan tetapi Yosua menolaknya. Yosua tidak ingin ikut campur dengan urusan dunia Bhani dan itu justru membuat Pras bingung.Sebenarnya apa yang telah terjadi sebelumnya? Pertanyaan itu membayangi Prastyo."Kau ada masalah dengan Bhani, Yos?""Tidak!""Lalu?""Masalahku hanyalah dengan saudara kembarnya yang sudah mati!" Hal itu membuat Pras terkejut karena Pras sendiri tidak tahu jika Bhani punya saudara kembar."Mungkin dia juga ingin balas dendam padaku."***Seminggu berlalu.Akhirnya Jafran dengan mulus bisa menculik Agni. Semuanya telah dia perhitungan selama satu minggu itu. Ternyata Jafran terus memantau aktivitas Agni dan mencari waktu yang tepat untuk menculiknya.Jafran membawa Agni ke sebua

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status