Share

16

"Sudah sarapan?"

Setelah memastikan kebutuhan Sasi, Mentari lekas pergi ke rumah Ranggi. Dia harus berbicara lagi dengan pria itu yang entah kenapa tidak mau mengerti kondisinya.

"Belum," jawab Ranggi datar.

"Mau sarapan apa?"

"Kamu," jawabnya lagi. Sebenarnya Ranggi tidak sungguh-sungguh mengatakan hal itu. Dia asal bicara karena rasa kesalnya belum hilang.

Bagaimana tidak? Ranggi dituduh sudah membuat keributan di rumah Nawang, padahal dia hanya melakukan tugasnya sebagai seorang suami. Apa salah jika Ranggi ingin memastikan tidak ada pria lain yang dekat dengan istrinya?

Bukankah kemarin yang memulai juga Sasi dan Bentala? Anaknya tidak suka Ranggi ada di sana, sedangkan bapaknya lebih dulu mengibarkan bendera permusuhan. Ranggi hanya menanggapi ucapan Bentala yang berpikir jika Ranggi menjadikannya saingan.

"Baiklah kalau itu yang kamu inginkan," ujar Mentari. Perempuan itu beranjak mengunci pintu. "Sebentar, aku siap-siap dulu," sambungnya seraya pergi ke lantai atas.

Ranggi meng
Chapitre verrouillé
Continuer à lire ce livre sur l'application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status