Dinikahi Berondong Bucin

Dinikahi Berondong Bucin

Oleh:  Noorie  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
100Bab
2.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menjadi janda yang memiliki paras cantik membuat Mentari Harsaya menjadi musuh bersama para wanita di lingkungannya. Di sisi lain, Ranggi, seorang berondong pemilik kafe, tidak mau menyerah mengejar cinta Mentari, meskipun sudah ditolak puluhan kali. Mentari yang muak dengan gunjingan dan 'teror' Ranggi akhirnya memutuskan menerima berondong itu. Mentari berpikir suatu hari nanti Ranggi akan bosan setelah mendapatkannya. Oleh karena itu, Mentari tidak pernah serius menanggapi cinta Ranggi. Namun, Ranggi ternyata budak cinta sejati. Lama kelamaan, Mentari terbawa perasaan. Hingga fakta masa lalu terungkap, menjelma badai yang siap menenggelamkan bahtera pernikahan mereka. Apa Ranggi dan Mentari mampu melewati badai itu?

Lihat lebih banyak
Dinikahi Berondong Bucin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Noorie
Saya ucapkan terima kasih untuk yang sudah berkenan membaca. Mohon maaf sebelumnya. Namun, karena satu dan lainnya, saya tidak bisa update sampai akhir bulan. In syaa Allah chapter terbaru akan diupdate tanggal 1 Januari.
2023-12-22 17:54:13
0
100 Bab
01. Diusir
"Saya harap Bu Mentari pergi dari lingkungan ini demi kenyamanan bersama," ucap Bu Wiwin, selaku Bu RT dan perwakilan dari perkumpulan para istri yang merasa terancam dengan keberadaan Mentari.Mentari sontak menghela napas lelah. Dia sama sekali tidak terkejut dengan pengusiran halus yang baru saja dia dengar. Mentari sudah sering mengalaminya."Saya cantik dan awet muda sudah dari sananya. Jadi bukan salah saya jika suami-suami ibu sekalian menyukai saya. Memang suaminya saja yang genit dan suka jelalatan. Saya bahkan selama ini berpakaian sopan," ujar Mentari kesal.Bu Yuni yang ikut mendampingi Bu Wiwin turut memberikan komentar. "Saya tahu Bu Mentari perempuan baik-baik. Tapi, tetap saja keberadaan Bu Mentari di sini meresahkan para istri.""Mereka juga sudah membuat petisi, Bu," kata Bu Wiwin seraya menyerahkan selembar kertas yang berisi tanda tangan persetujuan.Mentari langsung menerimanya. Ternyata memang banyak yang menginginkan Mentari pergi. Mentari sedikit terkejut karen
Baca selengkapnya
02. Dilabrak
"Bunda!" Sasi menjerit dari dalam rumah.Mentari segera menutup pintu dari luar. Dia menatap nyalang satu per satu ketiga perempuan yang mengganggu ketenangannya itu. Ada tiga orang. Dua di antaranya yang melemparinya dengan telur batusan. Satu sisanya merekam aksi keji itu.Mentari sontak mengepalkan tangan. Bau busuk dari telur menusuk penciuman. Dia sebenarnya sangat mual. Namun, rasa itu masih kalah dari kekesalannya. "Apa-apaan ini?" bentak Mentari."Wanita jalang penggoda suami orang sepertimu memang pantas diperlakukan seperti ini. Rasakan!" ucap salah satu dari mereka sambil melempari Mentari lagi, diikuti yang lainnya."Dia adalah janda gatal yang hobi menggoda para laki-laki. Parahnya, suami orang juga dia embat," ucap perempuan yang memegang ponsel.Mentari segera berlari menghampiri mereka dengan sekujur tubuh yang bau, basah, dan kotor. Tangannya lalu bergerak cepat merebut ponsel yang sedang merekam, lantas membantingnya ke paving blok. Mentari tidak segan menginjak bend
Baca selengkapnya
03. Dikejutkan
Bisa-bisanya Ranggi mengaku sebagai calon suami Mentari di hadapan orang lain!"Kalau mau ngomong itu, ya, dipikir dululah, Ranggi," ucap Mentari kesal."Mau bagaimana lagi, Mbak? Aku teringat ucapan Sasi yang bilang kalau Mbak harus menikah biar tidak dicurigai terus." Ranggi membela diri."Om Ranggi sudah melakukan hal yang benar, Bun. Buktinya mereka langsung pergi," kata Sasi.Ini lagi! Mentari mendengkus.Anak itu melanjutkan, "Lagian, Om Ranggi bilangnya calon. Calon itu, kan, belum tentu jadi suami.""Jangan bilang begitulah, Calon Anak." Ranggi seketika melayangkan protes. "Doakan aku biar jadi ayah sambungmu."Namun, gara-gara jawaban Ranggi yang asal bicara itu Mentari justru mendapat teror lain. Kali ini dari sekumpulan lelaki hidung belang yang sering meminta Mentari menjadi istri kedua. Beberapa bahkan ada yang bersedia meninggalkan istri pertama mereka.Akun media sosial khusus bisnis dessert-nya dibombardir oleh pesan dari mereka yang meminta penjelasan.[Tari, benar ka
Baca selengkapnya
04. Dipertanyakan
"Bunda, aku punya ide bagus. Kita jual rumah ini, terus kabur ke luar kota."Mentari sedang pusing karena ulah Ranggi. Sekarang dia harus mendengar rencana Sasi yang kalau dipikir-pikir, boleh juga. Mentari seketika tertawa."Kamu senang kita jadi kaya mendadak?" tanya Mentari."Senang, dong, Bunda, apalagi aku sudah punya tabungan seratus juta lebih."Mentari lantas memukul lengan Sasi memakai tempat pensil milik gadis itu."Ranggi benar-benar gila." Mentari membaca lagi sertifikat rumah ini. Tertera nama lengkapnya di sana."Bucin itu. Terima sajalah, Bun. Aku yakin Om Ranggi juga bersedia dadanya dibelah buat diambil jantungnya."Mentari kembali tertawa. Jika sudah seperti ini, dia bisa apa? Ranggi tidak akan menyerah sampai Mentari menerimanya."Jadi Bunda harus mengiyakan lamaran Ranggi?""Tidak harus, sih, Bun. Tapi coba Bunda pikirkan lagi. Di luar sana masih sangat banyak perempuan yang lebih muda, juga cantik. Om Ranggi malah mengejar cinta Bunda sampai rela memberikan segala
Baca selengkapnya
05. Dipertemukan
Selama ini Sasi hanya tahu jika Mentari sudah bercerai dengan ayahnya saat gadis itu masih sangat kecil. Hubungan keduanya tidak direstui, lalu memutuskan kawin lari. Namun, pada akhirnya mereka menyerah dengan keadaan. Sang ayah sudah menikah lagi dan tinggal di luar negeri.Sasi memercayai hal itu. Dia tidak bertanya lagi soal ayahnya seiring berjalannya waktu. Akan tetapi, Reta yang mendesak Mentari agar memperlihatkan bukti perceraian mereka membuat Sasi ingin mengetahuinya juga."Bunda?" Anak itu menunggu Mentari memberi jawaban.Mentari menghela napas sambil memejam sesaat. "Akta perceraiannya tidak tahu ketinggalan di mana. Keseringan pindah membuat Bunda sering melupakan barang," jawabnya."Artinya Tante janda cerai, kan? Bilang begitu saja susah banget," ucap Reta.Tidak bisa dipungkiri jika Mentari kurang menyukai kemenakan Ranggi itu. Mentari mengatatkan rahang, menahan kesal. Sementara Ranggi hanya mengatupakan kedua tangannya dengan wajah memelas."Tante mungkin berpikir
Baca selengkapnya
06
"Tari, kamu menganggap kami ini apa? Kenapa kamu tidak mengatakan apa pun?"Nawang menangis tersedu-sedu setelah mengetahui fakta jika Mentari pergi dari rumahnya karena ingin menyembunyikan kehamilan. Nawang sedikit kecewa karena Mentari memilih minggat alih-alih terbuka kepadanya."Apa yang harus Tante katakan kepada ibumu?"Sang adik angkat, Harsya, sudah menitipkan Mentari kepadanya. Nawang menganggap Mentari seperti putrinya sendiri. Mengetahui Mentari menjalani kehidupan yang sulit, Nawang tidak memiliki keberanian jika dia bertemu dengan Harsya di akhirat nanti.Sementara itu Mentari tetap bergeming. Dia tidak menyangka rahasia ini terbongkar juga. Pagi-pagi Bentala dan Nawang sudah datang berkunjung hanya untuk mengonfirmasi hal ini. Mentari belum sempat bertanya dari mana mereka tahu soal itu dan alamat rumahnya karena Nawang lebih dulu menyerangnya dengan pertanyaan."Tari, laki-laki bejat mana yang sudah menyusahkan hidupmu?" N
Baca selengkapnya
07
"Kak Ben ... tolong ... jangan."Bentala seketika membuka kelopak matanya. Dia tidak sedang bermimpi, melainkan mengingat sesuatu yang selalu dia yakini sebagai mimpi. Bunga tidur yang anehnya tidak bisa Bentala lupakan meskipun kilasan itu samar dan hanya sebagian."Tapi, suara Tari begitu nyata," ucapnya.Bentala segera menggeleng mengenyahkan keyakinan itu. Bermimpi menyentuh Mentari adalah hal yang sangat memalukan. Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, tetapi tetap saja. Mentari sudah seperti adiknya sendiri.Ya, adik. Kenyataan yang membuat Bentala bimbang bertahun silam.Rasa sayangnya kepada Mentari bukan rasa sayang dari kakak kepada adiknya. Bentala menyadari hal itu. Namun, hubungan mereka tidak bisa berkembang, terlebih Bentala sudah dijodohkan dengan anak perempuan sahabat ayahnya. Jika Bentala menolak, maka ikatan persahabatan dua keluarga akan dipertaruhkan."Mas Tala!"Pria itu menoleh. Dia lalu
Baca selengkapnya
08
"Sasi putriku, kan, Tari? Kami memiliki banyak kesamaan," ucap Bentala. "Kamu tidak perlu menyembunyikannya. Sasi berhak tahu siapa ayahnya, terlebih aku sudah ada di sini.""Apa Kak Ben akan memberi tahu Sasi kalau dia lahir di luar pernikahan?" tanya Mentari. Dadanya terasa sesak saat mengatakan hal itu."Bukankah itu sama saja? Kamu membuat tokoh fiksi menjadi ayahnya Sasi. Kamu membuatnya dalam kebingungan karena Sasi sudah mengendus kebohongan kamu."Perempuan itu membelalak. Kasihan sekali putrinya. Mentari sengaja membuat kebohongan seperti itu demi menyelamatkan nama baiknya dan Sasi. Berpura-pura menjadi janda saja dia sering dipandang rendah, apalagi jika mereka tahu Mentari memiliki anak tanpa menikah."Tari?"Mentari menghela napas panjang. Dia sudah berusaha agar fakta ini tidak terungkap. Namun, Sasi dan Bentala ditakdirkan untuk mengetahui identitas masing-masing."Iya. Sasi darah daging Kak Ben," jawab Mentari pas
Baca selengkapnya
09
"Halo, Mbak Tari." Ranggi menyapa hangat.Pria itu sudah lebih dulu memberi tahu Mentari perihal kedatangannya ke rumah. Namun, tetap saja Mentari sedikit terkejut saat mendapati Ranggi di hadapannya. Mungkin karena sejak kemarin dia memikirkan Ranggi."Di luar saja, ya, Ranggi. Sasi sedang tidak ada.""Oh, dia belum pulang?"Mentari menggeleng. Tadi Sasi izin ingin menemui Bentala di restoran.Mentari lantas kembali ke dalam untuk membawakan tamunya minuman dan camilan. Keduanya duduk di anak tangga. Tidak bersisian. Ranggi berada tiga langkah di bawah dari posisi Mentari."Hal apa yang ingin kamu bicarakan itu?" tanya Mentari sambil menggenggam cangkir berisi teh rosemary."Bukannya Mbak Tari yang memiliki sesuatu untuk dikatakan kepadaku?" Ranggi justru balik bertanya."Saya?" Mentari tampak heran. Jelas karena dalam pesannya Ranggi mengatakan jika dia ingin membicarakan sesuatu."Iya, Mbak. Soal ren
Baca selengkapnya
10
"Tante menyayangkan keputusan kamu, Tari," ujar Nawang.Jangan tanya seperti apa reaksinya saat Nawang tahu yang membuat Mentari hamil adalah putranya sendiri. Nawang sangat marah, bahkan tidak ragu menampar Bentala. Yang bisa meredakan emosinya saat itu adalah Sasi."Kenapa kamu tidak membiarkan Ben bertanggung jawab?"Mentari meraih kedua tangan Nawang. Dia lalu tersenyum. "Kak Ben bertanggung jawab saja kepada Sasi. Tari sudah memilih Ranggi, Tante."Nawang menghela napas. Meskipun Nawang sangat ingin Bentala yang menikahi Mentari agar bisa menjaga dan membahagiakannya. Akan tetapi, Nawang tidak bisa berbuat banyak. Dia hanya berharap pria pilihan Mentari memang tepat untuknya.Mentari lalu menoleh Sasi yang masih berwajah masam."Bulanku, kamu menyaksikan sendiri sebesar apa cinta Ranggi pada Bunda, kan?"Sasi tidak menjawab. Anak itu justru membuang muka."Restui Bunda, ya, Sayang."Mentari yang sudah memakai gaun pengantin memeluk putrinya dan mendaratkan kecupan singkat di pipi
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status