Share

24. Ciuman di Bibir

“Makan yang banyak.”

“Makasih, Tante.”

Anha menyajikan makanan untuk Sean dan Eden. Tetapi bedanya Eden dizolimi oleh Sean dan disuruh makan di dekat trio bocil sekalian mengawasi mereka bermain.

“Anak-anak itu, lho, makannya pada nggak dihabisin malahan sibuk main sama mainan barunya,” gerutu Anha mengomel kesal.

Terlihat Ais dan Aim sedang bermain tamia barunya. Sedangkan Kalila duduk di depan boneka beruang besar sambil tertawa mengamati kedua kakaknya yang sengaha menabrakkan kedua tamia berwarna merah tersebut ke kakinya.

“Emang cewek kalau udah jadi emak-emak galak dan suka ngomel-ngomel, ya, Om?” celetuk Sean membuat Hamkan yang berada di sebelahnya tertawa.

“Iya. Udah biasa dia kayak gitu.”

“Padahal dulu waktu belum nikah, mah, lemah lembut kayak putri keraton, ya.”

Hamkan ikut mengangguk menyetujui. Sedangkan yang sedang diejek merengut sebal. Bisa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status