Share

Bab 40. Nyaman Denganmu

Andhika rela mengantarkan istri, anak dan ibunya ke sebuah pusat perbelanjaan meski dalam hatinya masih diliputi gundah gulana. Akhir-akhir ini ia lebih hangat, tak seperti es batu yang terus membeku. Karena perubahan sikapnya yang hanya lima persen saja mampu membuat Putri berani bercakap-cakap. 

"Aku mau beli baju sama kuncir rambut juga, pa," ucapnya. "Tapi, temanku semuanya kalau pergi pasti antar mamanya periksa adek bayi yang di perut."

Ucapan itu membuat mereka terenyuh tapi mengejutkan. Ibu Marlina menahan tawanya sedangkan Suci masih salah tingkah. 

"Boleh, sayang. Kamu boleh beli apapun yang kamu mau," sahut Andhika, ayahnya. "Tapi untuk adik bayi kayaknya--"

"Nanti juga kamu punya ade bayi, sayang. Gak sabar jadi kakak, ya? sejak nenek Diana wafat di rumah dia kesepian terus," sambung ibu Marlina, omanya.

Suci masih belum mau bergeming juga. Ia mencoba memper

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status