Home / Romansa / Dinikahi Calon Adik Ipar / Bab 63. Ceraikan Aku, Mas!

Share

Bab 63. Ceraikan Aku, Mas!

Author: Sekarani
last update Last Updated: 2025-03-24 19:17:21

Kanya masih menangis sesenggukan beberapa saat setelah mengungkapkan perasaannya pada Sena. Air matanya terus mengalir tanpa bisa ia hentikan.

Di sisi lain, Sena hanya diam. Matanya tertuju pada wajah Kanya yang berantakan oleh air mata, tetapi pikirannya mengambang entah ke mana. Tatapannya kosong, seolah kata-kata Kanya tadi cuma gema samar yang terlalu sulit dicerna.

"Jatuh cinta sama aku …?”

Suara Sena terdengar parau, setengah berbisik. Sepenuhnya bingung, tak tahu bagaimana harus merespons pengakuan cinta Kanya.

Kanya mengangguk lemah, belum sanggup mengucapkan sepatah kata pun. Isaknya sudah mulai mereda, tetapi napasnya masih tersengal.

Sena menarik napas dalam-dalam, lalu sedikit menjauhkan tubuhnya yang sejak tadi condong ke arah Kanya.

"Sejak kapan …?” tanya Sena, masih dengan suara yang begitu lirih.

Sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan, Kanya menggelengkan kepala. Nyatanya, dia memang tidak tahu sejak kapan perasaan itu muncul.

Bahkan setelah menganalisa begitu ba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 96. Patah Hati Termahal

    Tidak mudah meluluhkan hati Sena. Bagi Jingga, butuh bertahun-tahun untuk membuat pria itu membalas perasaannya.Saat pertama kali Jingga mengungkapkan cinta, Sena jelas bilang tidak memiliki perasaan yang sama. Meski begitu, Sena tak pernah mendorong Jingga menjauh. Pria itu membiarkan Jingga terus berusaha mencuri perhatiannya.Hati Sena ibarat rumah yang pintunya terbuka untuk Jingga. Hanya saja, dalam kurun waktu yang tidak sebentar, Jingga hanya diperbolehkan berdiri di depan pintu tersebut. Dia selalu merasa tidak diizinkan masuk, apalagi berkeliling dan melihat-lihat berbagai perabot di dalamnya.Ketika akhirnya Sena mempersilakan Jingga masuk, pria itu sungguh merupakan tuan rumah yang baik. Kapan pun Jingga datang, Sena siap menyambut. Setiap kali Jingga butuh tempat pulang, dia cuma perlu meminta pelukan sang kekasih.‘Kamu adalah kamu, orang spesial yang waktu itu aku sayangi dan cintai dengan sepenuh hati ….’Jingga tersenyum simpul, teringat apa yang dikatakan Sena semala

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 95. Tentang Malaikat Penyelamat

    “Kak Jingga!”Baru saja hendak menanggapi tawaran Andi, suara teriakan Chacha mengalihkan perhatian Jingga. “Kak Jingga kenapa pagi-pagi bikin orang khawatir setengah mati, sih?!”Chacha bicara sambil berjalan cepat menghampiri Jingga. Kecemasan yang begitu nyata terlihat di parasnya. Tak butuh waktu lama untuk membuatnya berdiri di depan Jingga, mengisi ruang yang tadinya ditempati Andi.“Cuma mau ke pantai, Cha,” tutur Jingga.“Pantai …?”Chacha cepat-cepat memeluk Jingga. Kejadian menyeramkan dari mimpi buruk gadis itu seketika kembali terbayang, membuat air matanya jatuh begitu saja.“Ngapain ke pantai? Nggak usah, Kak! Jangan ke sana! Jangan pergi sebelum waktunya …!”Chacha sungguh tak ingin Jingga pergi meninggalkannya untuk selamanya seperti apa yang dia lihat dalam mimpi buruknya.“Jangan mati …!”***Sejak bekerja untuk pewaris Pandega Group, Andi memaksa dirinya untuk rajin olahraga. Tak peduli sesibuk apa pun, dia harus berusaha menyempatkan waktu untuk latihan fisik agar

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 94. Kesabaran di Ujung Hasrat

    Sena menyukai cara Kanya membalas setiap pagutan dan lumatan yang membawa mereka tenggelam bersama dalam cumbuan mesra.Sambutan Kanya membikin Sena tersenyum di sela pertarungan bibir dan lidah mereka. Sesekali ia menggigit kecil bibir bawah Kanya, membuat sang istri melenguh dan tanpa sadar menjambak rambut belakangnya.Sena nyaris membikin Kanya lupa diri saat satu tangannya mulai menyusup masuk ke dalam piyama yang dikenakan perempuan tersebut. Jemarinya merayap naik, memberikan sensasi elektrik yang terlalu sulit ditampik.Hanya butuh satu gerakan untuk melepas pengait bra yang dikenakan Kanya. Namun, sebelum Sena sungguh melakukan itu, Kanya berhasil menarik diri dengan sisa-sisa akal sehatnya.“Maaf, Mas, tapi …”Kanya meraup oksigen sebanyak-banyaknya di tengah napas yang terengah-engah. Dia pun melihat Sena melakukan hal serupa sambil terus menatap intens bibirnya.“Mas nggak lupa kalau aku lagi merah, kan …?”Jika diteruskan, Kanya tahu ke mana hasrat mereka akan berlabuh. S

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 93. Pilihan Menggiurkan

    Tidak ada gunanya tinggal lebih lama. Jingga bahkan tak ingin menunggu sampai esok hari. Persetan meski malam sudah larut, dia ingin secepatnya meninggalkan hotel milik Pandega Group ini.Jingga pun tak peduli dengan Chacha yang panik dan kebingungan karena melihatnya buru-buru berkemas. Dia mau pergi malam ini juga. Titik.“Kalian mau tanggung jawab misal terjadi sesuatu yang nggak diharapkan? Jangan sampai—”Sayup-sayup terdengar suara Chacha yang tengah bertelepon dengan seseorang di balkon. Kata-kata bernada emosional itu teredam gemuruh angin dan ombak lantaran pintu yang dibiarkan terbuka.Saat Chacha kembali masuk ke kamar, helaan napas frustasi perempuan itu membuat gelisah Jingga yang duduk di tepi ranjang. Kedua tangannya perlahan terkepal di sisi tubuhnya.“Maaf …”Jingga mengeratkan kepalan tangannya begitu mendengar permintaan maaf Chacha. “Nggak bisa sekarang, Kak. Ini udah malam banget, jadi kata sekretarisnya …”“Nggak, Cha,” potong Jingga dengan suara tertahan. “Poko

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 92. Kodenya Keras

    Cuma Kanya yang bisa menyuruh Sena melakukan ini-itu kapan pun. Bahkan, tak peduli meski malam sudah terbilang larut, jika Kanya bilang ingin makan masakan suaminya, Sena nyaris mustahil tidak mewujudkannya.Itulah yang terjadi malam ini.Demi menuruti kemauan istrinya, Sena santai saja masuk dapur, tetapi tidak dengan setiap pegawai hotel yang melihatnya. Bagaimanapun, Sena adalah bos mereka semua. Jadi, bukankah Sena mestinya hanya perlu menyuruh koki yang bertugas untuk menyiapkan makanan pesanan Kanya? Kenapa harus dia yang memasaknya sendiri?"Istri saya maunya makan masakan saya," kata Sena santai sembari melepas jam tangan mewah di pergelangan kirinya.Sebelum aksesori seharga miliaran rupiah itu berakhir asal-asalan ditaruh di meja dapur, Andi buru-buru mengulurkan tangan pada bosnya.Melihat gestur Andi, Sena yang sungguh berniat meletakkan jam tangannya sembarangan, tersenyum sekilas. “Saya bisa minta tolong rebus daging ayamnya? Setelah itu, tolong suwir sekalian.”Sambil

  • Dinikahi Calon Adik Ipar   Bab 91. Serangan Main-Main

    Kata-kata yang baru saja diucapkan Zidan membuat Andi waswas. Berjalan paling depan, pria itu bahkan sempat refleks menoleh ke belakang, kilat memeriksa kondisi Kanya yang tampak tetap fokus melangkah sambil menunduk.Kecemasan serupa juga dirasakan Mika yang berjalan di belakang Kanya. Mika bahkan sampai menghentikan langkahnya untuk menegur Zidan dengan sebuah tatapan tajam.Namun, orang yang dikhawatirkan ternyata malah terkesan santai-santai saja menanggapi omongan Zidan.“Perintah kayak apa, tuh, misalnya?”Zidan tersenyum mendengar pertanyaan Kanya. Sambil membimbing Mika untuk kembali melangkah, dia berkata, “Misalnya, karena kamu bilang mau ngobrol sama Jingga di balkon kamar, Sena minta area di bawahnya dikosongkan sementara.”“Sayangnya, kami kecolongan. Ternyata masih ada beberapa orang yang nggak sengaja menyaksikan insiden tadi. Bukan karena mereka memasuki area yang mestinya kosong, tapi kami luput soal para tamu yang bisa aja melihat ke arah balkon kamarnya Jingga saat

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status