217. Masa Lalu Yang Membuat Cemburu Part 1

Staf presiden itu tampak kesal mendengar ucapan Arsen. Dia kemudian pergi begitu saja setelah meninggalkan sebuah amplop di atas meja.

Bryan tersenyum sumbang, berapapun banyaknya uang duka cita yang diberikan, tetap tidak akan bisa mengobati luka yang dirasakan. Terlebih diberikan dengan cara tidak sopan dan tidak beretika seperti ini.

Arsen berdiri beberapa saat setelah staf kepresidenan itu pergi. Dia tidak banyak bicara ke dua orang tadi, meskipun ingin sekali mengumpat juga memaki.

Arsen tahu, melawan penguasa di negara ini hanya akan membuat kehancuran pada diri sendiri. Dia memang pengusaha hebat, tapi untuk melawan oligarki, tidak bisa dia lakukan dengan emosi.

Arsen sadar banyak hal yang dipertaruhkan.

Arsen memandang bergantian Bryan dan Monica lantas berkata," Thomas dan Jerry akan membantu menyiapkan semuanya. Aku harap kalian bisa melihat ketulusanku kali ini. Aku pamit dulu."

Monica mengangguk kecil dan mengucapkan terima kasih ke Arsen. Dia tak mengantar Ar