"Selamat 6 bulan pernikahan sayang." Aku inisiatif buat kasih sebuah kue kesukaan Akang sebagai tanda jadi pernikahan kita yang baru menginjak 6 bulan. Katanya sih seumur jagung, mungkin jagung dua kali panen kali ya? Hehe......Pokoknya selama 6 bulan ini aku terus selalu berusaha untuk menjadi istri yang terbaik buat Akang, karena aku mau apa lagi?Akang sudah memberikan contoh yang terbaik sebagai sosok suami di depan aku, timbal baliknya adalah aku juga harus menjadi istri yang baik untuknya. Walaupun di dunia pernikahan adalah bukan bisnis yang berupa take and give."Aduh terima kasih Ay, aku terharu banget deh tiap bulan disogok kue begini terus. Jadi rencana nanti mau ngajak makan di mana?"Dia nyengir.Aku cengengesan."Akang tahu aja deh maksudku.""Gimana gak tahu Ay, orang selama enam bulan sama terus arah dan tujuannya."Aku tambah cekikikan sambil menaruh kue itu, dan memotongnya lalu kita santap bersama."Kamu pucat banget deh Ay, lagi sakit?"Akang memegang keningku d
Semua diagnosis dalam cerita ini adalah fiktif dan drama semata. Enjoy with this story, readersssss.~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~1 Minggu yang lalu.Sudah tugasku jadi seorang istri untuk selalu ada di samping suamiku ke mana pun dia pergi. Karena itu merupakan permintaannya sendiri yang pengen aku selalu hadir di setiap acara atau jadwal dakwah yang sedang didatanginya.Selain untuk mempertegas bahwa dia sudah menikah, juga katanya dia merasa tenang jika ketika berdakwah dia melihatku. Seperti sindrom Reynata gitu deh, hahaha.So sweet suamiku ternyata.Dan sekarang, kita sedang dalam perjalanan pulang setelah selesai mengisi ceramah di balai desa kota Bandung, dalam rangka pembukaan pekan olahraga kecamatan.Mereka meminta Akang memberi sedikit support bagi atlet yang akan berlomba, dengan sedikit menerangkan olahraga dari sisi islam.Karena, menurut Abu Hamid al-Ghazali (w 1111 M/555 H) pernah berkata bahwa, "Setelah belajar, anak harus di izin kan berolahraga agar tidak bosan. Me
"Nuhun ya Teh!" ucapku saat menerima dua bungkus kentang goreng dan dua cup es krim di pemesanan drive thru ini.Sambil menunggu kentangnya agak dingin, aku masih asyik scroll media instagram milikku dan fokus pada rekan-rekan bintang iklan yang dulu kukenal dekat. Mereka ada yang udah tunangan, ada yang lagi foto prewedding, ada yang upload buku nikah, bahkan ada juga yang lagi pamer foto USG dan alat hasil tes kehamilan dengan dua garis.Caption fotonya : Suamiku bahagia ketika pagi ini aku kasih kejutan terindah. Aku jadi senyum-senyum sendiri deh, akhirnya aku ikut membuka kolom komentar dan meninggalkan jejak di sana."Congrats ya Kak Feby Kemala atas kehamilannya, semoga adek bayi dan ibunya selalu dalam lindungan Allah." Sekarang katanya memang lagi trend bikin surprise sama suami dengan foto USG diam-diam seperti itu. Uhm? Apa aku ikutan juga ya kalau nanti hasilnya positif? "Kok gak di makan kentangnya Ay?"Karena diajak ngobrol, aku pun langsung menaruh ponsel dan melirik
"Surprise!" Ketika Akang datang dari pengajian paginya, aku menyiapkan menu sarapan yang lumayan mewah.Grill daging dengan saus BBQ lengkap dengan kue red velvet kesukaan kita berdua, turut hadir menghias meja makan."MasyaAllah, ada acara apa nih kok bikin surprise begini, istriku?" Aku memeluk tubuh suamiku dengan penuh suka cita, dia pun membalas pelukan itu."Enggak ada apa-apa sih, cuma kepengen aja makan daging grill sama Akang. Supaya kayak ala-ala drama gitu kan?" Matanya menyipit menatap aku, "oh ya? Kali ini saya jadi siapa nih? Om Sehun atau Abang Soo Hyun?" "Ih apaan sih Kang, pakek diabsen lagi nama pacar-pacar Rey. Biarkanlah mereka sibuk dengan karier nya dulu, nanti juga pada balik ke sini!" Aku sengaja memberinya candaan supaya Akang gak terlalu curiga dengan makan-makan enak kali ini."Pacar? MasyaAllah, lancar sekali halu-nya istriku ini!" Mmuuach, dia mengecup keningku dengan gemas."Ayok kita makan, anggap aja hari ini telah terjadi sesuatu yang spesial makany
"Rettnoo! Ayok kita pergi sekarang!" Sangking kagetnya, snack yang lagi dipegang sama Retno langsung terbangan dan berjatuhan di lantai."Eh sorry, ya hehe!" Aku cengengesan menatap mereka yang lagi bengong."Kak Reynata ini bikin kaget aja loh!" Retno dengan agak lebaynya langsung pegang dada, ala-ala sinetron buat dengerin jantungnya yang lagi deg-degan itu."Aku juga langsung jantungan, Kak!" sahut dua kawannya yang lainIya soalnya aku gak sabar pengen cepet-cepet sampai di klinik kandungan sekarang."Hari ini, Retno dan Asri temenin Kakak ya, ke dekat alun-alun kecamatan."Mereka pun saling pandang satu sama lain, sebelum akhirnya merespon ucapanku."Ada misi apa nih Kak, hari ini?""Rahasia dong! Entar di alun-alun kalian bisa jajan sepuasnya sambil nunggu urusan Kakak selesai, gimana?"Wajah semangat tiba-tiba menyertai mereka berdua. "Siap 86 Kak!""Oke Kakak tunggu di gerbang depan ya."Tanpa banyak kata lagi, aku segera meninggalkan kobong mereka, dan bersiap menunggu di ge
Sekuat tenaga aku paksakan untuk bisa jalan keluar dari klinik, tapi kakiku selalu saja gagal menopang beban tubuh. Aku hampir terjatuh beberapa kali, lututku lemas!Rasanya seperti ada ratusan batu yang turun dari langit dan menghantam tubuhku hingga hancur terburai. Segini gagalnya kah aku sebagai seorang perempuan? Apa aku memang bener gak pantas jadi istri seorang Ustadz seperti apa kata ibu-ibu di masjid Al-Muhajirin waktu itu?Apakah ada diskriminasi rahim ya Tuhan? Rasanya hatiku hancur lebur, gak tersisa. Aku cuma bisa menangis gak berhenti.Sampai ketika aku, Retno dan Asri menaiki taksi dan pulang kembali ke pondok air mataku masih saja mengalir."Ret, kenapa Kak Rey? Aku jadi ikutan sedih liatnya," ujar Asri memecahkan keheningan di dalam taksi."Sama As! Maka tadi pagi betapa bahagianya kak Rey, aku yakin masalahnya kali ini pasti berat." Retno menimpalinya.Aku mendengar dua orang itu saling bertanya tentang keadaan aku, tapi aku gak berselera untuk menyahut.Lagian mer
Ya Allah, jika ini adalah sebuah cara pembersihan dosa di hidupku selama ini, maka aku akan terima dengan ikhlas. Biarkan hanya diriku yang merasakan betapa pedihnya adzab-Mu. Tapi bolehkan aku meminta untuk tak melibatkan suami serta orang-orang di sekitarku? Mereka pasti akan kecewa karena memelihara perempuan yang tak memiliki rahim normal sepertiku.Kenapa harus di luar kandungan ya Allah? Apa rahimku terlalu kotor untuk ditinggali janin suci darimu? Apa rahimku tidak berhak menjadi tempat hidup titipan-Mu hingga kau taruh di tempat yang tak semestinya?Segini beratnya kah dosa yang pernah aku lakukan di masa lalu, sampai Allah tak memberi ruang untuk menarik napas, rasanya sesak ya Allah.Air mataku terus tumpah, membanjiri mukena serta sajadah yang saat ini aku kenakan. Aku sedang bersimbah sujud menadahkan kedua tangan seraya mengadu tentang sakit yang aku rasakan.Baru saja aku tersenyum karena aku mengetahui sedang mengandung anak suamiku, mengandung cucu dari mertuaku, tap
Kembali pada Hari Ini."Rey, ayok bantuin ibu. Nanti kan ada yasinan di rumah, kita masak dulu."Sebuah suara dibalik pintu memecahkan lamunanku, dan membuat aku langsung menyeka air mata. Untuk itu, aku segera menyudahi tangisanku, dan kembali menyimpan alat tespek itu di dalam lemari.Aku mencoba kuat dan melupakan masalah itu sekarang, toh keberangkatan aku ke Batam juga tinggal dua hari lagi. Aku tidak perlu khawatir karena di sana aku bisa melakukan operasi dan menyembuhkan mentalku dulu sebelum nantinya kembali ke Bandung.Banyak solusi yang sudah Allah berikan, aku tak perlu merengek terus seperti ini.Aku berjalan mendatangi ibu di dapur rumahnya, dan di sana aku melihat banyak sekali pekerjaan yang harus dilakukan. Melihat waktu juga sudah pukul 08.00 pagi sedangkan yasinan akan dilakukan ba'da zuhur sekitar jam 13.00 siang, maka kegiatan memasak harus segera diselesaikan."Kita bikin buras dulu ya. Panci besar itu, yang sudah diisi buras mentah, tolong diangkat ke atas kompo