Share

Bab 0007

"Ah, dasar pria brengsek!"

Sena memekik kesal di kamarnya dan ia pun duduk sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. Sena meninggalkan Xander tadi dan langsung pulang ke rumahnya tanpa mempedulikan pria itu lagi. Lagipula siapa yang mau berdekatan dengan iblis seperti itu?

"Sebenarnya apa salahku? Apa hanya karena aku adiknya Giana, lantas dia boleh melakukan ini padaku? Mengapa aku harus bertemu dengan pria berhati iblis sepertinya?" pekik Sena frustasi.

Sungguh, kemarin sampai tadi sore, Sena masih belum bisa menahan rasa sedihnya. Setiap detik, Sena hanya ingin menangis melow, tapi malam ini, setelah akhirnya Xander merusak hubungannya juga dengan Hansel, alih-alih melow, Sena malah merasa sangat kesal pada iblis bernama Xander itu.

Sena mengembuskan napas panjangnya dan dengan air mata yang masih berlinang, Sena pun mencoba menelepon Hansel, walaupun ponsel Hansel tidak pernah aktif.

"Hansel, bagaimana caranya aku menjelaskan semuanya padamu? Hanya kau yang aku punya, Hansel. Kau tahu itu kan? Orang tuaku sudah tidak ada dan Giana ...."

"Oh, bisakah kau mendengarkan aku dulu? Walaupun aku sudah tidak suci tapi ini juga bukan salahku, aku juga korban, Hansel," lirih Sena lagi.

Sena menyeka air matanya dan hatinya penuh dengan perasaan yang tidak karuan saat ini.

Sementara itu, Xander masih duduk di mobilnya tanpa ekspresi.

Walaupun apa yang ia lakukan jahat, tapi ia sama sekali tidak menyesal melakukannya.

Sena hanya kehilangan kehormatannya, kehilangan pekerjaan, kehilangan kekasihnya, tapi Andrew, adik Xander kehilangan dunianya.

Untuk sesaat, Xander hanya terdiam sambil berpikir keras sampai akhirnya ia pun tiba di sebuah rumah besar dengan gerbang yang tinggi, sebuah rumah mewah tempatnya tinggal.

Mobil yang dikendarai Henry pun masuk ke sana dan gerbang tinggi itu segera menutup lagi. Xander sendiri langsung keluar dari mobil dan Bik Arta, seorang wanita tua yang sudah bekerja lama untuk keluarga itu pun langsung menyambut Xander.

"Kau sudah pulang, Xander?" sapa Bik Arta yang sudah seperti Ibu bagi Xander.

Ayah Xander sendiri sudah lama meninggal, sedangkan ibunya sudah menikah lagi. Karena itu, hanya Andrew satu-satunya yang Xander miliki saat ini.

"Iya, Bik. Bagaimana dengan Andrew, Bik?" tanya Xander sambil melangkah ke kamar Andrew. Hal pertama yang selalu Xander lakukan setiap ia pulang ke rumah adalah menyapa adiknya itu.

Bik Arta sendiri yang mendengar pertanyaan Xander pun hanya mengembuskan napas panjangnya sebelum ia menjawab.

"Masih sama saja, tapi dia ... makin tenang dari hari ke hari," lirih Bik Arta.

Xander pun menatap wanita tua itu sejenak dan air matanya hampir saja menetes saat ia memahami maksudnya.

"Aku akan menemuinya, Bik. Terima kasih."

Bik Arta mengangguk dan segera meninggalkan Xander yang langsung masuk ke kamar Andrew.

Kamar mewah itu tampak begitu hening dan sama sekali tidak ada suara di sana. Namun, ada seorang pria tampan dengan tubuh gagah yang hampir sama seperti Xander, yang sedang tidur sambil memeluk sebuah boneka beruang besar yang ia beri nama Giana.

Tatapan Xander pun menghangat menatap Andrew, adik yang sangat ia sayangi. Xander pun melangkah perlahan agar ia tidak membangunkan Andrew dan Xander langsung duduk di samping boneka besar itu.

Dengan perlahan juga, Xander mengangkat tangan Andrew dan berniat mengganti boneka itu dengan guling saja karena Xander sama sekali tidak suka melihat Andrew seperti ini.

Namun, baru saja Xander menarik boneka itu, Andrew pun langsung terbangun.

"Tidak, Giana! Jangan tinggalkan aku! Aku tidak mau sendirian, Giana! Aku sangat mencintaimu! Jangan tinggalkan aku!"

Mendadak Andrew menarik lagi boneka itu kuat-kuat dan memeluknya. Andrew pun mendekap boneka itu dan membelai kepala boneka itu dengan kedua tangannya lalu menatapnya dengan penuh cinta.

Xander yang melihatnya pun seketika mengepalkan tangannya dan mengeraskan rahangnya. Xander tidak tahan lagi dan langsung membentak Andrew.

"Hadapilah kenyataan ini, Andrew! Kau seorang pria, Brengsek! Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini? Giana itu hanya wanita murahan penipu dan dia tidak pantas untukmu!" geram Xander yang sudah berkali-kali kehilangan kesabaran melihat kondisi Andrew.

Namun, Andrew seolah menulikan telinganya, Andrew mengabaikan ucapan Xander, dan ia malah terus menciumi bonekanya sampai Xander makin sakit hati melihatnya.

"Itu pasti kakakku! Jangan dengarkan dia, Giana! Selama ada aku, kau akan aman. Kakakku sangat menyayangiku, dia tidak akan mengusirmu. Kau tenang saja ya." Andrew terus menenangkan Giana-nya dan Xander pun hanya bisa menahan emosinya.

Andrew memang berbeda dengannya. Kalau Xander mempunyai sifat yang begitu keras, berbeda dengan Andrew yang lebih menutup diri dan minder.

Tentu saja hal ini juga disebabkan oleh kondisi keluarganya yang sejak dulu memang tidak harmonis. Tapi intinya Andrew berbeda dengannya. Perasaan Andrew begitu halus dan Giana adalah cinta pertama Andrew.

Xander yang sudah lama tinggal di luar negeri untuk mengembangkan bisnisnya pun sangat senang setiap mendengar Andrew menceritakan tentang Giana dengan tatapan yang berbinar-binar, seolah Giana adalah dunianya.

"Dia adalah wanita paling cantik yang pernah kutemui, Kak. Aku sangat mencintainya," seru Andrew waktu itu.

"Dia mengajarkan banyak hal padaku, termasuk ... haha, aku malu sekali menceritakannya padamu, tapi akhirnya aku merasakan yang namanya kenikmatan duniawi seperti yang biasa kau lakukan dengan para wanitamu. Kau tidak akan marah padaku kan, Kak? Dia benar-benar luar biasa, Kak," imbuh Andrew dengan tatapan penuh cinta.

Xander yang mendengarnya hanya tergelak. Ia bukan pria kolot dan bisa mendengar hal ini dari mulut Andrew saja sudah membuat Xander begitu senang.

Xander juga sempat meminta anak buahnya mengikuti Andrew dan Giana waktu itu dan Xander pun juga tertipu oleh semua yang ditunjukkan Giana dari luar. Sampai suatu hari Giana menghilang dan awal kehancuran Andrew pun dimulai.

Entah berapa lama mereka mencari Giana namun tidak membuahkan hasil dan Andrew pun mulai menjauh dari dunia nyata. Andrew mulai masuk ke dalam depresi dan halusinasinya sampai mentalnya begitu terganggu.

Segala upaya sudah Xander coba untuk mengembalikan adiknya namun setelah satu tahun berlalu, Andrew tetap sama.

Xander pikir, putus nyambung dalam hubungan percintaan adalah hal yang biasa, sampai Xander akhirnya mengetahui kenyataan tentang Giana yang sebenarnya hanya seorang wanita penipu yang sudah tidur dengan banyak pria dan menipu uang mereka lalu mencampakkannya begitu saja.

Xander tidak terima. Xander sangat tidak terima karena wanita jalang itu berani mempermainkan adiknya. Xander tidak peduli pada pria mana pun itu, asal bukan Andrew. Dan itulah tujuan Xander pulang ke negara asalnya kali ini, untuk membalaskan dendamnya pada wanita brengsek itu.

"Aku bersumpah akan membalaskan semuanya. Tapi tidak! Bukan untuk mengembalikan wanita penipu itu padamu karena dia sama sekali tidak pantas untukmu, Andrew."

"Aku hanya akan membuatnya merasakan apa yang kau rasakan, merasakan kehancuran dan rasa sakit yang luar biasa sampai dia pun berakhir di rumah sakit jiwa," geram Xander lagi dengan penuh dendam di hatinya.

**
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nuril Kimberly
lanjut thor
goodnovel comment avatar
IBNU AFAN MAULIDIN
mantap boleh jg
goodnovel comment avatar
Tukimin Mentari
saya suka lanjut Thor..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status