Eleanor dan Zara sudah melangkah dengan percaya diri memasuki restoran malam itu. Gaun santai yang mereka pakai begitu seksi dan menarik sampai beberapa pasang mata pun langsung tertuju pada mereka, termasuk Nino dan Eden yang sudah menatap kagum. "Ayo kita menyapa mereka!" ajak Nino saat Eleano
Andrew yang masih duduk di restoran terus menatap ke jalan ke arah bar. Tadi Eleanor pergi bersama para pria itu ke sana dan sampai sekarang mereka tidak keluar juga. Entah mengapa ia merasa terganggu dengan hal itu. "Mereka belum keluar juga?" tanya Jacky sambil menatap ke arah yang sama. "Belu
"Kalian mau membawa aku ke mana? Eleanor! Eleanor! Hei, hentikan!" Zara dengan sisa kesadarannya terus menahan dirinya dan tidak mau ikut melangkah lagi. Entah dosis obat yang mungkin tidak terlalu banyak atau mungkin tubuh Zara lebih kebal sampai Zara pun masih terus memberontak. "Aku tidak
Andrew tidak bisa menahan amarahnya saat ia membuka pintu kamar Nino dan melihat Nino yang sedang menindih tubuh Eleanor di sana. "Apa yang kau lakukan, Brengsek?" Nino yang baru saja berniat menyalurkan hasratnya pun langsung menoleh kaget. Apalagi saat Andrew langsung menerjang ke arah Nino ba
"Zara, kau baik-baik saja?" Zara terus bergerak gelisah saat akhirnya Jacky sudah membawa Zara ke kamar wanita itu. "Hei, Zara, buka matamu!" seru Jacky sambil membaringkan wanita itu ke ranjangnya. Zara sendiri antara sadar dan tidak sadar, rasa panas di tubuhnya benar-benar membutuhkan pelam
Zara masih menggeliat dalam tidurnya saat perlahan ia membuka matanya. Untuk sesaat, Zara hanya mengerjapkan matanya beberapa kali sampai ia pun sadar kalau saat ini ia sedang tidur di ranjang kamarnya sendiri. "Hmm, aku ada di kamar, tapi kepalaku pusing sekali. Apa yang terjadi?" Zara bergumam
Semua orang masih mematung mendengar sapaan Zara pada Jacky, termasuk Jacky yang tidak menyangka Zara bisa mendadak agresif seperti ini. "Apa-apaan, Zara?" sahut Jacky sambil langsung menarik lengannya lepas dari Zara. "Ups, maafkan aku, Sayang!" Zara segera menutup mulut dengan tangannya dan ga
Sarapan pagi itu akhirnya selesai dan Xander pun langsung mencari Pak Johnson untuk mengobrol, sedangkan Sena lagi-lagi ingin menikmati suasana dan ia pun memilih duduk sendirian lebih lama di restoran. Setelah Sena puas duduk di restoran, Sena pun melangkah ke sisi lain dari resort hingga ia tiba