Selamat membaca❤️ °°"Akhirnya harapan kita untuk kembali hidup bersama kini menjadi kenyataan ya, sayang?"Ya, benar, harapan itu kini menjadi nyata.Setelah sudah melewati waktu yang cukup lama dan proses yang terbilang cukup panjang, kini akhirnya Arka dan Dahayu resmi untuk kembali menjadi sepasang suami istri, yang mana setelahnya Arka juga memutuskan untuk membawa Dahayu agar tinggal di rumahnya bersama dengan Liana — pergi meninggalkan rumah yang sudah ditempati selama bertahun-tahun oleh Sang puan, rumah yang menyimpan berbagai macam kenangan.Dan untungnya Dahayu mau, wanita itu menerima sekaligus mengikuti keputusan Sang suami, walau sebenarnya hati terdalamnya terasa sangat berat."Dahayu, ada apa? Kamu tidak apa-apa, kan?"Nyatanya, fokus Arka teralihkan oleh Dahayu yang sejak tadi hanya terdiam sembari memandang ke arah jalan, bahkan wanita itu juga terlihat memainkan ujung bajunya — suatu tanda jikalau suasana hatinya sedang tidak tenang, wanita itu sedang tidak baik-bai
Selamat membaca❤️ °° “Mas, Ma. Maafkan Dahayu ya? Dahayu janji kalau kejadian ini tidak akan terulang kembali.”Kalimat ucapan Arka dengan terpaksa harus terhenti karena tiba-tiba saja ada Dahayu yang datang menghampiri, yang mana keadaan Dahayu sendiri saat itu benar-benar terlihat sangat pucat — nampak seperti orang yang sedang tidak enak badan, karena memang seperti itulah keadaannya.Ya, nyatanya pagi itu tidak berjalan seperti pada pagi-pagi di hari biasanya karena Dahayu bangun terlalu siang, dan hal itu sendiri bisa terjadi karena semalaman tadi ia tidak bisa tidur dengan nyenyak, pun dikarenakan tubuhnya merasakan demam akibat datang bulan di hari pertama — sesuatu hal yang memang sudah biasa dialami oleh Dahayu di setiap bulannya.Sebelumnya, Dahayu sudah pernah menyempatkan waktu dan dirinya untuk datang ke rumah sakit — jauh sebelum ia mengenal Arka dan Liana, yang mana ia ingin menanyakan tentang penyakitnya itu pada Dokter. Dan untungnya, Dokter itu berkata kalau keadaan
Selamat membaca❤️ °° “Sudah pukul setengah 12 siang, lebih baik aku istirahat dulu.”Ya, waktu selama hampir 4 jam sekiranya sudah berlalu, yang mana sudah selama itu juga Arka berkutat dengan banyaknya pekerjaan di kantor — mulai dari memeriksa beberapa data laporan yang sebelumnya sudah dibuat oleh bawahannya, bahkan hingga melakukan meeting atau pertemuan dengan beberapa petinggi perusahaan.Hingga kini — saat saat jarum jam sudah menunjukan tepat pukul setengah 12 siang, Arka pun akhirnya memutuskan untuk menghentikan pekerjaannya terlebih dahulu karena ia akan menggunakan waktu selama 1 jam kedepan untuk istirahat, yaitu melakukan ibadah solat jumat dan juga makan siang.Namun, saat Arka baru menutup laptopnya dan merubah posisinya menjadi berdiri, tiba-tiba saja pintu ruangannya terbuka dan menampilkan satu sosok wanita yang sangat tidak asing — seseorang yang ia kenal, yang mana wanita itu juga langsung masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu dan memberikan salam, bahka
Selamat membaca❤️ °° “Mas Arka, maafkan aku ya?” “Maaf? Maaf untuk apa, Damara?” “Maaf untuk segalanya.” Perlahan namun pasti, wanita itu pun melepaskan peluknya dari Arka, sebelum pada akhirnya memundurkan tubuhnya untuk beberapa langkah — menciptakan suatu jarak aman antara dirinya dengan seorang lelaki yang sejujurnya masih ia cinta dan sayangi.“Maaf untuk segalanya, Mas.” Damara kembali mengulang ucapannya sembari menundukan kepala dan memainkan jari-jari lentiknya — merasa tidak sanggup untuk menatap Arka karena takut jikalau hatinya akan semakin jatuh, “Maaf karena saat itu aku terlalu egois, maaf karena saat itu aku meninggalkan kamu begitu saja di saat keadaan sedang tidak berjalan dengan baik. Maaf, aku menyesal.” “Sudahlah, Mara. Hal itu tidak perlu dibahas lagi, ya? Semua yang sudah terjadi biarlah berlalu, jadi tidak perlu diungkit kembali apa lagi sampai diceritakan. Biarkan hal itu menjadi bahan pembelajaran untuk kita di kehidupan yang akan datang, karena semua su
Selamat membaca❤️ °° “Apa yang sedang kalian lakukan?” Sungguh, terkejut sekali rasanya. Seketika saja jantung Arka langsung berdegup dengan kencang, pun membuat dirinya langsung melepaskan Damara begitu saja hingga wanita itu benar-benar jatuh ke lantai.“Mas Arka, sakit! Tega sekali ya kamu.” Damara yang mendapati perlakuan seperti itu pun tentu tak terima, ia merintih — mengeluh kesakitan sembari mengelus bagian pergelangan kakinya yang terasa sakit, namun Arka tetap tak mempedulikannya.“Pak Bhanu?” “Iya, saya Bhanu. Apa yang sedang Pak Arka dan Bu Damara lakukan?” Nyatanya pertanyaan itu kembali terlontar, dan Arka sendiri yang mendengarnya pun langsung menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak terasa gatal — malu, hanya itu yang bisa ia rasakan.“Mohon maaf sebelumnya, Pak Bhanu. Ta-tadi saya—” “Pak Arka manager di perusahaan ini, kan? Jadi seharusnya Bapak bisa menggunakan jabatan itu dengan baik, baik dari segi pekerjaan mau pun etika, karena tak seharusnya Bapak melakuk
Selamat membaca❤️ °° Waktu terus berjalan dengan begitu cepat seakan-akan tak mau untuk memberikan jeda sama sekali pada siapa pun, sampai akhirnya tak terasa jika nyatanya saat itu jarum jam sudah berhasil untuk sampai di angka 10, yang mana saat itu Arka sendiri juga sudah meyelesaikan dan mengirimkan semua pekerjaannya ke atasan, membuat dirinya langsung menghela nafas lega sembari menyenderkan tubuhnya di punggung kursi.“Alhamdulillah, akhirnya semua pekerjaanku selesai juga.” Arka mengucapkan kalimat itu sembari memejamkan kedua matanya yang sudah terlalu lelah karena terlalu lama menatap layar laptop, “Hari ini benar-benar terasa panjang, tetapi waktu berjalan dengan sangat lama. Ah, lelah sekali.” Sebenarnya, Arka sendiri merasa jika saat itu hanyalah satu dari sekian banyaknya hari yang menurutnya terasa sangat panjang dengan jalan waktu yang sangat lama, yang mana hal-hal seperti itu juga sudah sering kali ia lalui di hari-hari biasanya, namun entah kenapa saat itu ia mera
Selamat membaca❤️°°“Jadi, ini hari valentine ya?”“Iya, benar, Pak. Hari ini adalah hari valentine atau hari kasih sayang. Bapak lupa ya? Wah, jangan sampai istri Bapak di rumah marah karena Bapak melupakan hari penuh cinta ini, bahaya sekali loh itu.”Tanpa merasa malu atau bahkan canggung, pelayan toko kue itu mencoba untuk menggoda Arka, yang mana hal itu sendiri berhasil membuat yang digoda kembali merasa malu, walau nyatanya degupan pada jantungnya saat itu sedang berpacu dengan kencang karena merasa takut dan tidak enak hati dengan Dahayu.“Aduh, bagaimana bisa aku lupa dengan hari kasih sayang itu? Karena sepertinya dulu aku tidak pernah melupakannya saat masih bersama dengan Damara, bahkan aku selalu memberikannya hadiah. Ah, aku sangat yakin kalau Dahayu pasti sudah menungguku di rumah sejak tadi. Maafkan aku ya, sayang.”Arka membatin — lelaki itu melamun, terdiam memikirkan bagaimana perasaan Sang istri, cukup lama sampai pada akhirnya pelayan toko kue itu menegurnya, “Maa
Selamat membaca❤️ °° “Sebentar saja, Mas. Aku mohon, ya? Aku benar-benar tidak bisa mengganti tabung gas sendiri, aku takut. Terlebih lagi sejak tadi juga tercium aroma gas yang sangat menyengat, kalau tiba-tiba meledak bagaimana?” Entah kenapa degupan di jantung Arka langsung berpacu dengan begitu kencang, rasa kekhawatirannya terhadap kondisi Damara saat itu benar-benar sudah berhasil untuk menyelimuti dirinya — ketakutannya terhadap apa yang sedang dirasakan oleh Sang mantan saat itu benar-benar dapat ia rasakan dengan sangat baik.Khawatir, jelas jika saat itu Arka merasa khawatir.“Aduh, bagaimana ini? Apa aku harus datang ke apartemen Damara untuk membantunya? Karena aku tahu betul kalau dia sangat takut dengan tabung gas karena trauma. Tetapi kalau aku pergi ke apartemen Damara, bagaimana dengan Dahayu? Karena aku pasti akan pulang lebih malam lagi.” Arka terdiam sembari memainkan jari-jari tangannya pada setir mobil — mengetuk-ngetuk jarinya sembari memikirkan apa yang seha