Glesa masih terdiam di ruang Keluarga, dimana ia masih teringat dengan apa yang Elard katakana kepadanya. Flashback dimulai saat itu Elard sedang menuruni beberapa anak tangga.
“Ahhh dan satu lagi.” Ujar Elard yang berhenti lalu ia memandangi Glesa yang berada di Hadapannya.
“Dia Ikut serta dalam Audisi ini loh.” Ujar Elard, Glesa terdiam saat Elard menyebut Kata Dia. ‘Aarav ikut dalam Kompetisi itu, Itu berarti dia.’ Ujar Glesa dalam hati yang terdiam saat tahu apa maksud dari Ucapan Elard.
“Apa maksud mu dengan Dia?” Tanya Glesa
“Kakak tidak tahu, ya sudah yang penting aku sudah memberitahu kakak mengenai hal ini.” Ujar Elard
“Baiklah semoga hari ini kakak bersenang senang, aku dengar dari Kak Owen kakak akan pergi Arisan.” Ujar Elard
“Kalau gitu aku pergi dulu.” Ujar Elard, lalu Elard melangkah pergi dari sana. Flashback berakhir dimana Glesa benar benar g
“Kau memang masih aku anggap sebagai teman, Namun aku tidak bisa berteman begitu dalam denganmu seperti dulu lagi.” Ujar Bora“Maafkan aku karena harus mengatakan hal ini kepadamu. Dan Semoga kau bisa menerima keputusanku ini.” Ujar Bora, Elard terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut, Hati Elard seakan hancur mendengar semua perkataan yang terlontar dari mulut Bora. Beberapa hari kemudian, dimana Semua Juri sudah tiba di Galery dan saat itu Elard mengumpulkan semua Juri untuk diberikan pengarahaan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam Galery untuk memberikan penilaian terhadap Lukisan yang akan di Perlombakan. “Terima kasih atas waktu anda semua karena sudah di sempatkan hadir dalam Audisi tahap pertama.” Ujar Elard“Disini saya akan menjelaskan mekanisme penilaian tahap pertama, dimana Lukisan para peserta kompetisi sudah di pajang di Dalam Galery, dan Nantinya para juri akan berkeliling dan memnberikan nilai yang pantas unt
Bela terdiam sejenak dan saat itu Bora masih memandangi Bela“Aku tidak tahu mengapa kau mengatakan hal itu, tapi kau harus tahu bahwa Aku dan Kak Glesa sangat berbeda.” Ujar BoraBela terkejut karena Bora tahu mengenai Glesa, “Kau mengenal Glesa?” Tanya Bela, Bora terdiam dan ia hanya memandangi Bela yang berada di hadapannya.“Aku mengenalnya, dan Aku juga tahu bagaimaana Aarav dimasa lalu.” Ujar BoraBela terdiam saat Bora mengatakan hal tersebut, “Saat itu Aarav menceritakan semua mengenai Masa lalunya beserta Scandal yang ia terima 10 tahun yang lalu.” Ujar Bora.“Aku terdiam saat pertama kali ia menceritakan semua itu kepada orang yang baru ia temui beberapa bulan.” Ujar Bora“Saat ia menceritakan hal itu aku terdiam bertapa malangnya Pria itu.” Ujar Bora“Dia hanya mencintai wanita itu dengan sepenuh hati dan raganya. Namun, ia dibalas dengan kepediha
Flashback berakhir dimana Bora sedang melihat Berita di Televisi yang membahas mengenai kompetisi yang di adakan oleh E Malik Art Studio yang berlangsung dengan hikmat, dimana Bora kepikiran dengan percakapannya dengan Bela pada saat itu. ‘Jika benar Ayah adalah dalang dari semua ini maka.’ Ujar Bora dalam hati, lalu ia langsung memegang kepalanya yang terasa sakit. Ika berjalan kearahnya “Hei kenapa kau hanya duduk disini.” Ujar Ika“Ahhh tidak apa apa, hanya saja aku sedang tidak enak badan.” Ujar Bora“Oh ya Nanti aku mau bertemu dengan Jina, sepertinya aku akan bermalam disana. Apa kau tidak apa sendirian disini.” Ujar Ika“Tidak apa, lagian sebelum kau disini aku juga sendiri.” Ujar BoraIka berjalan kearah Bora dan ia duduk di sampingnya, “Ada apa.” Ujar Bora“Mengenai apa yang kau tanyakan kepada Om Hot.” Ujar IkaBora langsung memelototi Ika yang masi
Aarav sudah hampir selesai melukis namun saat itu Aarav menoleh kearah Bora yang tanpa ia sadari ketiduran di sana. “Astaga.” Ujar Aarav, lalu Aarav meletakan Kuas dan Paletnya kemudian ia berjalan kearah Bora yang duduk di Bagasi mobilnya. Aarav melihat kearah Bora yang tertidur disana, lalu ia mengambil Selimut yang berada di dalam mobilnya, saat itu Ia langsung menyelimuti Bora. Namun Bora langsung tersadar saat Aarav sedang membenarkan Selimut dibagian leher Bora. “Ya ampun apa aku ketiduran.” Ujar Bora“Tidak masalah, Lagian menunggu orang melukis memang membosankan.” Ujar Aarav. Bora langsung duduk dengan tegak dan melipat Selimut yang ada di badannya.“Aku tidak bosan, hanya saja akhir akhir ini aku kurang tidur karena mempersiapkan Kompetisi itu.” Ujar Bora“Pasti kau lelah mondar mandir dari Jakarta ke Bandung.” Ujar Aarav“Tidak begitu lelah, lagian aku tidak sering juga kes
Audisi Tahap Ketiga telah dimulai dimana 15 Lukisan telah di pajang, dan saat itu Di bawah lukisan tersebut Ada Inisial yang menandai nama pelukis tersebut. Lukisan Aarav diletakan di Urutan nomor 5. Saat itu Salah satu juri melihat kearah Lukisan nomor urut 5 dan mereka melihat Inisial A terpampang di Bawah lukisan. “Apa Pelukisnya inisial A.” ujar Juri 1“Mungkin saja.” Ujar Juri 2“Benar benar kita di buat penasaran oleh Pelukis ini. Oh ya Tuan Elard kapan Babak Final akan di gelar. Saya dengar bahwa nanti yang masuk ke Final hanya 10 Pelukis saja.” Ujar Juri 4“Benar, Nantinya kalian harus memilih 10 Pelukis terbaik yang akan masuk ke Final. Dan nantinya di Final akan di adakan di Ballroom Hotel Jakarta sampai grand Final nantinya.” Ujar Elard“Kau sudah mempersiapkan dengan sangat matang sekali Tuan Elard.” Ujar GlesaElard terdiam dan memandangi Glesa, “Benar, karena kita disin
1 Jam yang lalu, sebelum Bora dan Aarav memergoki Wina dan Vian bersama. Saat itu Wina dan Vian sedang dalam perjalanan, “Kenapa kita mengambil rute ini” Tanya Vian yang bingung dengan Rute yang berbeda yang biasa mereka lewati“Hari ini Kak Bora akan pulang ke Jakarta, pasti dia membutuhkan bantuanku untuk membantunya menurunkan barang barangnya.” Ujar Wina sambil memainkan ponselnya.Vian hanya terdiam sambil memandangi Wina yang terus bermain Game di ponselnya. 20 menit kemudian Akhirnya Wina dan Vian sampai di depan rumah Bora. Disana Mereka melihat Truk Barang yang baru saja tiba. “Pas banget.” Ujar Wina, lalu Wina meletakan Ponselnya dan ia turun dari mobil. Vian langsung mengikuti Wina dan ia melangkah bersama Wina menuju ke depan Rumah Bora. Tak lama kemudian Mobil Bora tiba dan saat itu Wina melihat yang membawa mobil tersebut adalah Ika“Lohh mengapa kak Ika yang membawa mobil kakak.” Ujar Wina. Ika turun
Owen hanya bisa terdiam saat Mobil Josep pergi dari sana, “Ahhh semuanya aman terkendali.” Ujar Owen, saat Owen membalikan badannya ia terkejut melihat Bela yang sudah berdiri di belakangnya. “Kau.” Ujar Owen“Sudah lama kita tidak bertemu Owen Malik.” Ujar Bela sambil tersenyum kearah Owen yang berada di hadapannya.“Bela… Bela… Bela… Sudah lama kita tidak bertemu, Mungkin sudah 10 tahun.” Ujar Owen“Kenapa kau berada disini?” Tanya Bela“Dan Siapa Pria yang bersamamu itu?” Tanya Bela“Apa urusanmu, dan kau seperti dulu tidak pernah berubah.” Ujar Owen“Kepo, Mau tahu urusan orang.” Ujar Owen“Apa kau masih menjadi pelindung Aarav selama 10 tahun ini.” Ujar Owen“Astaga Bela… Bertapa mirisnya aku melihatmu seperti ini.” Ujar Owen“Kau melepaskan Pria yang bagus demi Aa
Salah Satu Asistennya Hito menyuguhkan Minuman untuk Bela yang saat ini sedang duduk di Hadapan Hito, “Terima kasih Efelin.” Ujar Hito, Asisten Hito pergi dari sana dan saat itu Hito mempersilahkan Bela untuk minum minumannya. Namun Bela hanya terdiam sambil memandangi Hito yang ada di hadapannya. “Kenapa kau terus memandangiku?” Jawabnya“Kapan kau datang ke kantorku?” Tanya Bela“Sekitar 1 jam yang lalu.” Ujar Hito“Aku kesini karena mulai hari ini aku bekerja di Hotel Jakarta dan Untuk selamanya aku akan tinggal di Jakarta.” Ujar HitoBela hanya terdiam saat Mengetahui bahwa Hito stay di Jakarta, “Bagaimana kabarmu, sudah 10 tahun kita putus komunikasi.” Ujar Hito“Aku baik baik saja, aku lihat kau sudah menjadi pria yang sukses di usiamu saat ini.” Ujar Bela“Tidak juga, aku hanya beruntung memiliki keterampilan di bidang perhotelan.” Ujar Hit