Share

40. Kakak kelas ?

Mobil berhenti di depan minimarket, " Ra, kamu nggak pa pa, kan? Kutinggal sebentar, ya."

Dokter Fikri keluar dari mobil meninggalkanku masuk ke minimarket itu. Tak berapa lama dia sudah kembali ke mobil dengan menenteng plastik belanjaan.

Kusandarkan kepala di jok lalu memalingkan tubuh dan wajah ke kiri menghadap kaca mobil. Aku ingin menangis sepuasnya tanpa terlihat olehnya. Menumpahkan semua beban berat di dada.

"Ra, ini minum dulu," ucap Dokter Fikri sambil menyodorkan air mineral dan tisue yang bukan hanya selembar tapi sebungkus seolah tahu kalau tangisku masih lama berhenti.

Kutolak air minumnya, nggak ada rasa haus dan lapar. Yang ada hanya rasa marah dan tidak terima pada keadaan. Aku hanya menarik beberapa lembar tisue dari bungkusnya.

"Minum, Ra. Nanti dehidrasi lho. Sudah berapa liter air yang kamu keluarkan dari matamu." Kugelengkan kepala sambil menahan jengkel, masih saja Dokter itu membercandaiku.

"Biar aku mati saja!" teriakku dengan tangis tersengal sengal.

"Mau
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status