Share

74. Kembali ke Surabaya

Sambil memangku Adam yang tertidur pulas, aku mencoba rileks menikmati pemandangan hamparan sawah di luar jendela kaca kereta setelah ketegangan yang aku alami seharian ini tadi. Alhamdulillah, bersyukur akhirnya aku bisa kabur dari rumah itu. Rencana yang sudah kusiapkan dengan matang sebelum aku kembali ke rumah Ibu kemarin.

Sepulang dari rumah sakit, setelah tahu bahwa bayiku dibawa Mas Fikri pulang, aku langsung menuju konter HP, membeli handphone second yang masih layak pakai. Setelah itu aku baru memesan taxi online menuju rumah Ibu. Aku menawarkan kerjasama dengan sopir taxi.

"Pak, bisa nggak, kalau besok saya hubungi bapak untuk pesan taxi ini?"

"Bisa, Neng. Mau jam berapa, Neng?"

"Bapak standby di dekat rumah saya pagi sekitar jam 8 an ya, Pak. Saya minta nomor handphone Bapak. Nanti kalau sudah siap saya khabari."

"Iya, Neng. Ini, Neng, nomor handphone saya." Bapak itu menyerahkan kartu nama padaku.

"Tapi saya juga mau minta tolong, Pak."

"Minta tolong apa, Neng? Kalau bis
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status