Share

Bab 22. Kabar Baik dan Kabar Buruk

"Kalau begitu, begini saja," ucapnya, kemudian dia mendekat. Aku menahan napas sambil menatap ke arahnya. Mas Bowo mengeluarkan head seat yang dihubungkan dengan ponselnya.

"Kamu suka lagu ini kan?" ucapnya sambil memasangkan di kedua telingaku.

Aku menatapnya dan tersenyum lega. Aku kira dia akan …. Setelah mendengar alunan lagu ini. Wonderful World, menenangkanku dan tak terasa tanganku ditariknya masuk ke dalam lift.

.

.

"Sudah sampai," ucap Mas Bowo menepukku dan melepaskan head seat. Pintu lift terbuka, angin bertiup menerpa wajahku.

"Mas, ini di mana? Kok kita di luar gedung?" tanyaku.

Aku mengedarkan pandangan ke sekeliling. Ruangan terbuka dengan atap seperti tenda besar. Ada banyak tanaman hijau di sini, tetapi kami seperti di atas awan.

"Kita di tingkat paling atas! Di roof top," ucapnya mengagetkanku. Aku tempat paling tinggi? Bagaimana kalau tiba-tiba gedung ini roboh? Kakiku gemetar dengan sendirinya. Spontan aku mengeratkan pegangan tanganku.

"Mbak Nisa, jangan takut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status