공유

Satu Kamar

작가: Juniarth
last update 최신 업데이트: 2025-03-09 02:00:50
"Lin?"

Ralin yang sedang membantu membereskan ruang tamu kemudian menatap Lewis.

"Apa, Lew?"

"Kita harus pulang. Besok aku harus ke pabrik."

Kepala Ralin mengangguk paham lalu sedikit lagi membereskan ruang tamu. Sedang Levi masih asyik bermain dengan dua keponakan Ralin seperti tidak ada lelahnya.

Ralin kemudian memberi kode pada Lewis untuk menemui kedua orang tuanya yang duduk di teras bersama David dan wali hakim yang dibawa dari kota.

"Pak, Bu, aku sama Lewis mau pamit balik dulu."

"Lho? Nggak nginep dulu, Lin?" Tanya Ayahnya.

"Lewis ada kerjaan, Pak. Jadi kita mau balik sekarang."

Lalu Ayahnya menatap Lewis.

"Apa pekerjaanmu nggak bisa ditinggal sehari aja?"

"Maaf, Pak. Saya besok ada rapat."

"Kamu baru jadi menantuku. Ralin juga baru pulang setelah empat tahun nggak pulang. Bapak sama Ibu masih kangen Ralin."

Kemudian terdengar suara tawa Levi dan kedua keponakan Ralin dari ruang tamu.

"Anakmu juga masih betah disini, Lew."

Lewis terlihat berpikir.

"Apa karena kami orang
Juniarth

:-0

| 9
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
ARF
Kok blm up
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Si Kembar Luis Dan Lewis

    Ceklek!Ralin tetap fokus memilih pakaian ganti dengan kondisi hanya memakai pakaian dalam saja. "Astaga, Ralin!"Mendengar suara Lewis, sontak Ralin menoleh dan berbalik badan. Mereka sama-sama terkejut. Ralin panik setengah mati dan langsung berjongkok. Memunguti pakaian kotor untuk dipakai penutup. Sedang Lewis langsung menutup pintu kembali dengan wajah terkejut sempurna. Sebenarnya tidak ada yang salah. Karena mereka sudah menjadi suami istri. Namun karena pernikahan ini terjadi karena sebuah perjanjian, sikap mereka pun seolah-olah bukan suami istri pada umumnya. "Aduh! Harusnya aku kunci pintunya!" Rutuk Ralin pada dirinya sendiri. Dia segera berjalan ke arah pintu untuk menguncinya lalu memilih pakaian dan mengenakannya. Sedang Lewis beralih menuju teras. Mengenyahkan apa yang baru saja dilihat dengan menatap Levi yang tengah asyik bermain di sekitar pohon pisang dengan kedua keponakan Ralin. Sebenarnya dia tadi hendak ke kamar untuk memberitahu Ralin jika harus pulang pa

    최신 업데이트 : 2025-03-09
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Kapan Pindah Ke Kamar Lewis?

    Ralin tidak tahu Lewis pulang pukul berapa tadi malam. Yang pasti pria itu pasti pulang setelah Ralin tertidur.Dan esok paginya, ketika Ralin akan sarapan dengan Levi, di meja makan sudah ada Lewis yang sibuk dengan ponselnya. "Pagi, Lew." Sapa Ralin dengan menggandeng Levi.Sekaligus menyapa sang tuan rumah sebelum ikut bergabung sarapan. Meski Ralin sudah menjadi istri pria itu, namun etika dan kesopanan tetap harus dijaga. "Pagi," ucapnya dengan memandang Ralin sekilas.Kemudian ia kembali menekuri ponselnya dengan sangat serius. Merasa Lewis sangat sibuk, Ralin pun bingung apakah harus mengatakan pesan dari Ibundanya untuk melakukan fitting gaun pernikahan hari ini ataukah tidak. Akhirnya dia memilih mengambilkan Levi sarapan dan mengajari putra tirinya itu melahap sarapan. Kring ... Ponsel Lewis berdering dan langsung diangkat. "Ya, Bunda?"Oh, Ibundanya. Ralin berharap agar Ibundanya sendiri yang mengatakan perihal fitting gaun pernikahan itu. "Apa Ralin udah bilang kala

    최신 업데이트 : 2025-03-11
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Hari Pernikahan

    Hari pernikahan itu akan digelar besok. Tapi Ralin dan Lewis jarang terlibat dalam percakapan karena kesibukan Lewis. Selain mengurus pabrik, dia juga sedang mempersiapkan tokoh selanjutnya yang akan membantu memainkan sandiwara pernikahannya dengan Ralin. Dan malam ini Lewis datang ke rumah bersama dua koleganya dan David. Ia kemudian menemui Ralin yang sedang makan malam bersama Levi. "Lin, habis ini ke ruang kerjaku sebentar ya?"Kepala Ralin mengangguk dan kurang dari lima belas menit kemudian ia bersama Levi masuk ke dalam ruang kerja Lewis untuk pertama kalinya. Bukan seperti ruang kerja. Tetapi seperti perpustakaan mini dengan hometheater. Di dinding ada satu foto dirinya saat wisuda dengan diapit kedua orang tuanya. Dan di sofa sudah duduk kedua kolega Lewis. "Duduk, Lin." Lewis mempersilahkan.Kemudian ia duduk di samping Lewis namun dengan jarak tertentu. "Jadi ini yang namanya Ralin? Calon istri pura-puramu, Lew?" Tanya teman laki-laki Lewis."Iya.""Dari pada main-mai

    최신 업데이트 : 2025-03-11
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Belum Bisa Move On

    "Hai, Luis!""Waaah, sang presdir sesungguhnya telah tiba."Ralin yang tengah berdiri di samping Lewis sambil menerima ucapan selamat, kemudian menatap sosok lelaki yang berdiri di depan pintu rumah. Memakai baju batik berlengan panjang dipadu celana jeans hitam. Dengan rambut hitam tebalnya yang disisir begitu rapi. Ralin menatap Luis sekian detik tanpa berkedip karena paras kembaran Lewis itu hampir sama persis. Mereka bak pinang dibelah dua. Kemudian Luis menatap Lewis dan Ralin bergantian. "Acaranya udah selesai ya?""Baru aja selesai akad," ucap saudara yang lain. Kemudian Ibunda mereka berdua berjalan mendekati Luis lalu memeluknya penuh kasih sayang. Kemudian mencium pipi Luis dengan senyum bahagia. "Bunda pikir kamu nggak mau datang. Hampir aja Bunda sedih.""Aku bisa insomnia kalau bikin Bunda sedih."Kemudian Ibundanya memukul lengan Luis."Dasar gombal!""Kayak Ayah, Bun.""Kamu emang anaknya."Percakapan mereka sudah seperti teman karib saja. Tidak seperti anak dan or

    최신 업데이트 : 2025-03-12
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Konsekuensi Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

    "Selamat, Ralin. Kamu udah jadi Nyonya Lewis," ucap Ralin dengan menatap dirinya di pantulan cermin kamar. Masih lengkap dengan kebaya dan riasan pernikahan. "Apa kamu bahagia bisa menikah dengan lelaki yang kamu cintai sekaligus direstui orang tua?" Tanyanya kembali pada diri sendiri. Kemudian Ralin menggeleng dengan eskpresi sedih sambil menatap cincin pernikahan yang tersemat di jarinya. Cincin pernikahan itu entah kapan Lewis membelinya. Lalu tangannya beralih melepas aksesoris pernikahan dari rambutnya satu demi satu. Seharusnya, ini adalah bagian dimana Lewis yang melakukannya. Tapi itu tidak mungkin terjadi. "Jangan bermimpi terlalu tinggi, Lin. Kamu udah bisa jadi Nyonya Lewis itu udah luar biasa." Kemudian ia melepas tusuk sanggul satu demi satu hingga terlepas semuanya. Lalu pandangannya beralih menatap sebuah kotak kado warna merah dan membukanya. "Dari Luzia. Semoga suka dan cocok." Begitu membuka penutup kertas putih, Ralin tidak tahu harus bahagia atau tidak

    최신 업데이트 : 2025-03-13
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Cium Pipi Istrimu

    Ralin tersenyum namun isi hatinya gelagapan.“Tumben Bunda nginap disini?”“Ayah lagi ada acara perusahaan sama Luis sekitar semingguan. Luzia lagi sibuk-sibuknya launching bisnis skincare-nya. Bunda bosan di rumah sendirian. Makanya Bunda izin nginap disini.”‘Mati aku!’ Batin Ralin.“Sekalian nemenin Levi biar kamu ada waktu lebih buat nemenin Lewis. Biar Levi cepat punya adik juga.”Astaga!Tidak hanya Ibu Ralin saja yang berharap agar Ralin segera hamil. Melainkan mertuanya juga berharap demikian.Andai Lewis mencintai Ralin, sudah barang pasti ia sangat siap mengandung anak suami yang sangat ia cintai itu. Hanya saja, kembali lagi ke awal, bahwa ini hanya pernikahan penuh sandiwara.“Oh ya, tadi Bunda iseng beliin Levi sepeda."Kemudian Ibunda Lewis menatap Levi."Ayo, Lev, ikut Bunda ke depan. Ada sepeda baru.”Belum sempat Ralin memberitahu Lewis perihal kedatangan Ibundanya, beliau sudah mengajak Ralin dan Levi ke teras.Alhasil Levi begitu senang ketika melihat sepeda baru ber

    최신 업데이트 : 2025-03-14
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Mana Cincin Nikahmu?

    Ralin melirik ke arah Lewis yang hanya diam dengan pandangan tertunduk. Padahal ia membutuhkan bantuan untuk menangkis kecurigaan Ibundanya agar tidak semakin melebar. Tapi Lewis justru mendadak seperti tidak bisa mengatasi keadaan. Ada apa dengan pria ini?!"Ralin? Lewis? Kenapa kalian kompak diam? Apa Ralin beneran tidur di kamar tamu?" Tanya Ibunda Lewis menuntut. Mulut mereka berdua terasa kelu untuk menjawab. Lalu Ibunda Lewis melangkah ke dalam kamar dan memperhatikan dengan seksama barang-barang Ralin. Lalu tangannya bergerak mengambil satu pakaian Ralin yang tergantung di dalam lemari. Lebih tepatnya gaun pernikahan yang Ralin kenakan beberapa waktu yang lalu saat mereka menikah. Bukti nyata yang tidak bisa mereka berdua elak. "Ini gaun nikah Ralin. Dan itu artinya ... Ralin tidur di sini. Benar kan?!"Ingin sekali Ralin segera membantah pernyataan Ibunda Lewis. Namun, ia tidak berani melangkah sebelum mendapat persetujuan dari Lewis, sang sutradara sandiwara pernikahan in

    최신 업데이트 : 2025-03-15
  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Handuk Melingkar Di Pinggang

    "Kok kamu nggak nelfon aku kalau Bunda kesini?! Seenggaknya kamu bisa kirim pesan ke nomerku. Biar aku nggak kelabakan kayak tadi! Apalgi Bunda ngasih pertanyaan bertubi-tubi yang bikin panas dingin!" Lewis berucap dengan nada kesal. "Maaf, Den Mas. Sebenarnya aku tadi mau nelfon, tapi Levi nggak bisa ditinggal.""Nggak bisa ditinggal gimana?! Levi tuh apa-apa nurut sama kamu."Lewis terus mengonfrontir Ralin. "Iya, tapi tadi Levi terlalu asyik sama sepedanya. Dia nggak mau berhenti.""Kamu bisa alasan sama Bunda sebentar aja kan?! Bilang kalau kamu mau ke toilet. Lalu cepat-cepat hubungi aku! Masak gitu aja kamu nggak bisa nyari alasan?!"Kentara sekali jika kekesalan Lewis tidak main-main pada Ralin. Itu semua karena Lewis benar-benar mati kutu karena Ibundanya terus bertanya tentang kejanggalan rumah tangga mereka."Aku baru datang kerja, lelah, lalu dibombardir Bunda sama pertanyaan yang bikin aku makin bingung gimana jawabnya."Ralin menunduk sambil mendengarkan dengan seksama

    최신 업데이트 : 2025-03-17

최신 챕터

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Hubungan Spesial

    Karena ini hari terakhir kursus, Ralin sengaja mengambil kursus sore hingga malam. Sekalian bertukar pikiran dengan teman-temannya agar lebih lama. Ketika Ralin berjalan keluar dengan beberapa temannya dan hampir mencapai ambang pagar, seseorang berkata ... "Lin, itu pacarmu?"Ralin menatap ke arah seberang jalan. David sedang bersandar di bodi mobilnya sambil meneguk minuman kaleng. Masih memakai kemeja kerja. Lelaki itu rela tidak pulang lebih dulu ke apartemen setelah bekerja demi menunggu Ralin."Iya. Dia pacarku.""Ciee ... senengnya punya cowok gagah, perhatian, ganteng pula." Yang lain ikut menimpali. Ralin tersenyum malu-malu sambil menggeleng. "Nemu dimana yang begituan, Lin?""Ada duplikatnya nggak? Boleh dong satu."Lalu David tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Ralin dan teman-temannya. Namun teman-teman Ralin justru salah tingkah sendiri. Sudah pasti lambaian tangan itu untuk Ralin tapi bagaimana bisa teman-temannya menjadi salah tingkah. "Aku duluan ya?" R

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Masih Mencintai Yang Lain

    "Mau cerita sekarang?" Tanya David. Kepala Ralin menggeleng dalam dekapan lelaki itu. "Oke."David selalu dewasa dan tidak memaksa Ralin untuk bercerita sampai wanita itu sendiri yang mengatakannya. "Vid?""Apa, Sayang?" Balas David dengan tetap memeluk Ralin."Aku mau aktif kursus lagi. Lalu nyari kerja.""Good idea. Aku suka.""Jangan tinggalin aku ya, Vid."David mendengus geli dan menggeleng sambil menumpukan dagunya di kepala Ralin. "Nggak lah. Kecuali kamu yang nyuruh aku pergi."Jika Ralin sedang berusaha mati-matian melupakan bahkan menjauh dari Lewis, maka berbeda hal dengan pria itu.Begitu tiba di rumah, Lewis segera menggandeng tangan Levi menuju rumah. "Zaylin dimana, Bu Tatik?""Den Ayu di kamar, Den Mas."Dengan menggandeng tangan Levi, Lewis menuju kamarnya dan mendapati Zaylin sedang duduk di kursi meja rias dengan segelas anggur merah di hadapannya. Lewis kembali menutup pintu kamar lalu menuju dapur. "Bu Tatik, tolong ganti baju Levi.""Baik, Den Mas."Lewis t

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Jangan Cium Aku

    Untuk sesaat Ralin membeku tidak percaya jika ia kini berada di dalam dekapan Lewis. Pria yang masih menjadi suaminya yang mati-matian ingin dilupakan. Ia ingin membalas pelukan Lewis namun tahu jika ini adalah mimpi. Yang mungkin sebentar lagi akan berakhir. Mimpi yang tidak boleh terlalu dituruti.Akhirnya Ralin hanya bisa mengepalkan kedua tangannya ketika tangan Lewis mendekap punggungnya agar pelukan itu terlihat natural di depan Luis. Benar saja, pelukan beberapa detik yang mendebarkan itu akhirnya harus usai ketika Lewis melepaskan dekapannya. Kedua mata Lewis dan Ralin saling tatap. Seperti ada komunikasi nonverbal yang Lewis sampaikan dan Ralin mengetipkan mata sebagai jawaban bahwa ia paham. Lalu terdengar suara tawa lirih Luis yang membuat Ralin dan Lewis menoleh. Kemudian kembaran Lewis itu bertepuk tangan dan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Nice drama, Dek."Lewis hanya memandang Luis. Menunggu apa yang akan dikatakan kembarannya itu. "Kamu mungkin

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Lagu Untuk Seorang Spesial

    Tangan David berada di pinggang Ralin dan baru melepasnya ketika mencapai pintu salon. Kemudian dia berjalan di sisi Ralin dengan begitu sopan layaknya bodyguard pada sang nyonya dan membuka pintu mobil Lewis. Aroma wangi dan sejuk keluar dari dalam kabin mobil mewahnya. Lewis sedang duduk dengan memangku Levi. Pria itu dan Levi memakai batik dengan corak dan warna senada. Rambut keduanya disisir sangat rapi. Dan itu cukup mencuri pandangan Ralin sekian detik namun ia segera mengalihkannya. Ia tidak akan membiarkan Lewis mengira dirinya masih menaruh cinta.Tidak! Kemudian David mempersilahkan Ralin menaiki mobil. Seakan-akan Ralin adalah nyonya dari tuannya. Lalu menutup pintu mobil dan ia berjalan memutar lalu menaiki kursi penumpang sebelah sopir. Ketika mobil mulai berjalan, Ralin hanya duduk dengan mata memandang keluar jendela. Dia tidak tertarik mengucapkan salam pada Levi atau Lewis. Dia benar-benar ingin menjaga jarak dengan keduanya. Namun, keadaan berubah ketika Lewi

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   I Love You, My Heart

    Lewis berjalan lebih dulu kemudian diikuti Ralin. Sedang David berjalan di sisinya dan berbisik. "Semuanya akan baik-baik aja. Ingat, aku selalu ada di belakangmu, Lin."Ralin tersenyum dan mengangguk. "Thanks, Vid."Kemudian David kembali berbisik, "I love you."Blush!Ralin tersenyum dan salah tingkah dengan perbuatan David yang selalu manis dan di luar ekspektasinya. Lelaki itu nampak tegas, menakutkan, dan kurang bersahabat ketika mendampingi Lewis.Namun berubah tiga ratus enam puluh derajat jika bersama Ralin. David membukakan pintu untuk Ralin kemudian keduanya masuk ke dalam rumah. "Aku males ngadepin drama ini, Vid.""Aku nggak akan pulang sampai nganter kamu ke tempat yang baru."Kemudian Ralin menoleh, "Kamu yang cariin tempat itu?"Kepala David mengangguk, "Memangnya siapa lagi?""Kenapa kamu nggak bilang ke aku sebelumnya?""Karena aku tahu gimana kesalnya kamu kalau disuruh kembali kemari.""Lalu gimana caranya Den Mas tahu kalau aku pulang ke rumah orang tua?""Beliau

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Ketahuan!

    "Lewis bilang kalau dia kelepasan bicara karena emosi. Makanya dia nyusul kamu kemari karena mau minta maaf. Ya sudah, kalian bicara dulu aja. Masalah rumah tangga harus diselesaikan. Jangan berlarut-larut."Setelah Ayahnya pergi, di ruang tamu hanya menyisakan Ralin, Lewis, dan David. David duduk di sebelah Lewis dan terus memandang Ralin dengan sorot datar. Mulutnya diam tak berbicara sepatah kata pun. Namun tatapan matanya penuh makna menatap Ralin.Dia tahu jika saat ini Lewis lah yang paling berkuasa pada Ralin. "Vid, tolong tinggalkan kami." Perintah Lewis.Dengan patuh, David pun mengangguk. Meski hati dan kakinya seperti enggan meninggalkan keduanya. Ia hanya bisa menunggu di teras tanpa tahu apa yang akan Lewis katakan.Lalu Ralin menatap Lewis tanpa rasa takut karena tidak merasa bersalah. "Aku pikir kedatanganmu kemari ingin menyelesaikan kesepakatan pernikahan kita, Den Mas."Lewis hanya menatap Ralin lekat tanpa berbicara sepatah kata pun."Apa kita akan diam terus kaya

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Siap Dan Akan Menerimanya

    Lewis tidak berani menatap Ralin karena rahasia pernikahannya dengan Zaylin telah terbongkar. Padahal ia ingin menyembunyikan rahasia pernikahan itu sampai semuanya tepat untuk diutarakan. Namun Zaylin menyalahi kesepakatan. "Sekarang kamu udah tahu kan siapa aku?! Aku adalah Nyonya Lewis! Nyonya di rumah ini!" ucap Zaylin dengan bersedekap sombong. "Jadi, kamu jangan mbantah atau ngelawan ucapanku! Posisimu di rumah ini cuma baby sitter! Pengasuhnya Levi! Inget itu baik-baik!"Ralin kemudian mengangguk dengan hati terpatah-patah."Yang! Kita udah sepakat mau jaga rahasia ini, kan!?" Lewis mengingatkan. Padahal Lewis tidak mau Ralin terus dikonfrontasi tentang status pernikahan Lewis dan Zaylin."Kamu ngerasa nggak sih, Mas? Ralin tuh baby sitter yang nggak patuh sama majikannya. Sama kamu aja dia berani ngelawan kayak tadi. Gimana sama aku?""Kalau dia nggak dikasih tahu kita udah nikah, dia pasti jauh lebih berani! Udah bener aku kan kalau dia mending dipecat aja? Kamu malah ngga

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Sudah Menikah

    Begitu bel pintu apartemen berbunyi, Ralin langsung melepas celemek dan membukanya. "Hai, Vid.""Hai." David balas menyapa dengan wajah bingung.Setelah David masuk, Ralin segera menutup pintu lalu menuju dapur kembali. Waktunya menuangkan air panas ke dalam cappucino yang sedang ia buat. David memperhatikan meja makan mini yang sudah tersaji tiga jenis menu makanan yang menggugah selera beserta minumannya. Juga memperhatikan mimik wajah Ralin yang tidak terlihat sendu. Melainkan ada seulas senyum yang tersungging di bibirnya."Selesai. Kamu mau makan sekarang, Vid?"David justru menarik kursi dan menatap Ralin. Ia masih mengenakan kemeja kerja."Tumben kamu belum pulang, Lin? Ini hampir jam tujuh malam.""Kamu nggak suka aku di apartemenmu lebih lama?""Kalau bisa kamu di apartemenku aja setiap hari. Nggak usah pulang ke rumah Pak Lewis."Ralin tertawa lirih mendengar pengakuan David yang mirip sebuah rayuan gombal. "Oke, aku akan pulang sekarang."Ketika Ralin akan menuju sofa, D

  • Diusir Suami, Dimanjakan Tuan Presdir   Lebih Baik Melepaskan

    "Masuk, Lin."Ralin datang dengan membawa beberapa camilan dan minuman ringan. Meletakkan kantong plastik itu di meja depan televisi. "Soft drink. Mau?"Kepala David mengangguk dengan terus menatap Ralin. Kemudian tangannya menangkap kaleng soft drink itu. "Tumben nggak berangkat kursus mendekati jam masuk, Lin?" Tanya David lalu meneguk minuman itu. "Di rumah sepi, Vid. Aku nggak punya teman ngobrol. Den Mas pergi liburan sama Zaylin dan Levi."Kepala David mengangguk membenarkan. "Sekarang, aku merasa kesepian gara-gara Levi nggak boleh sering-sering ketemu aku. Mending aku main ke apartemenmu aja."Ralin kemudian meneguk soft drink miliknya. "Apa kamu juga pengen liburan?"Kemudian Ralin menatap David. "Liburan kemana?""Dieng barangkali. Disana bagus."Belum pernah Ralin pergi ke tempat itu kemudian David menunjukkan pemandangan bagus Dieng melalui ponselnya. Seketika membuat Ralin berbinar namun senyumnya kembali pupus. "Aku kan ada jadwal kursus, Vid. Mana bisa?"Kemudian

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status