Home / Pendekar / Divine Power / Bab 49 – Perang Kosmik

Share

Bab 49 – Perang Kosmik

Author: Mineoyoo
last update Last Updated: 2025-02-26 21:00:11

Di tengah ketegangan yang semakin memuncak, Arka dan Lira berdiri di garis depan sebuah perang yang melibatkan lebih dari sekadar kekuatan fisik atau ilahi. Perang ini adalah perang kosmik, sebuah konflik yang melampaui batas-batas dimensi, merambah ke kedalaman waktu dan ruang, dan menyentuh inti dari keberadaan itu sendiri. Erebos, yang telah lama mengincar keseimbangan, kini menjadi ancaman yang menguji bukan hanya kekuatan mereka, tetapi juga keyakinan terdalam mereka.

"Keseimbangan adalah kebohongan," Erebos berteriak, suaranya bergaung di seluruh kosmos. "Hanya dalam kekacauan kita bisa menemukan kebenaran sejati. Kekuatan sejati datang bukan dari keseimbangan, tetapi dari menguasai semuanya, dari menghancurkan dan membentuk kembali!"

Namun, Arka dan Lira tahu bahwa Erebos sedang berusaha untuk menyesatkan mereka. Mereka menyadari bahwa dia tidak hanya berjuang untuk menghancurkan dunia mereka, tetapi untuk menghancurkan ide yang mereka perjuangkan—ide bahwa kese

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Divine Power   Bab 50 – Awal Baru yang Tak Terduga

    Setelah pertempuran kosmik yang menentukan, Arka dan Lira kembali ke dunia mereka dengan perasaan yang berbeda dari saat mereka meninggalkannya. Mereka telah melihat dan mengalami begitu banyak hal selama perjalanan mereka melalui dimensi, bertemu dengan entitas yang lebih besar dari apa pun yang pernah mereka kenal, dan berjuang melawan ancaman yang lebih besar daripada apa yang mereka bayangkan sebelumnya. Meski dunia mereka sudah selamat dari ancaman Erebos, mereka tahu bahwa perjalanan sejati mereka belum berakhir. Mereka telah belajar bahwa keseimbangan bukan hanya tentang mengalahkan ancaman besar, tetapi juga tentang terus berkembang, beradaptasi, dan menerima perubahan yang datang.Setibanya di dunia yang mereka perjuangkan, mereka tidak lagi menjadi sosok yang tak tampak, yang hanya berdiam di balik bayangan peran mereka sebagai penjaga alam semesta. Mereka bukan lagi sekadar pelindung yang mengamati dari jauh, tetapi kini mereka hadir sebagai bagian dari komunitas.

    Last Updated : 2025-02-27
  • Divine Power   Bab 51 – Warisan di Bawah Cahaya Bintang

    Malam itu, angin berembus lembut di tanah kelahiran mereka. Arka dan Lira berdiri di tebing tinggi, memandang kota yang terbentang di bawah. Cahaya lampu berkelap-kelip seperti bintang yang jatuh ke bumi, namun di balik keindahan itu, mereka menyadari dunia masih menyimpan ketidakseimbangan yang tak kasat mata.“Mereka belum sadar,” gumam Lira, matanya menelusuri jalan-jalan di bawah sana.“Karena bagi mereka, dunia ini sudah kembali normal,” sahut Arka. “Tapi kita tahu bahwa ketenangan ini hanya sementara.”Keduanya paham betul bahwa meskipun mereka telah mengalahkan Erebos, makhluk kegelapan yang berusaha merusak keseimbangan dimensi, kemenangan itu bukanlah akhir dari perjalanan mereka. Kekacauan yang telah mereka tumpas mungkin telah reda, namun benihnya masih tersembunyi, menunggu saat yang tepat untuk bangkit kembali. Dunia tidak pernah sepenuhnya aman, dan mereka tidak bisa lagi hanya menjadi bayang-bayang yang melindungi dari kejauhan. Mereka harus lebih

    Last Updated : 2025-03-01
  • Divine Power   Bab 52 – Bayangan di Ambang Fajar

    Fajar menyingsing, mewarnai langit dengan semburat jingga keemasan. Di halaman kuil kecil yang kini menjadi tempat pembelajaran, murid-murid mulai berlatih di bawah bimbingan Arka dan Lira. Mereka berlatih meditasi, mengasah kesadaran akan keseimbangan, dan memahami energi yang mengalir di antara dimensi.Namun, di antara mereka, Daren tampak berbeda. Sejak malam sebelumnya, ia merasa gelisah. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya—sebuah suara samar yang muncul dalam tidurnya, seperti bisikan yang tidak bisa ia pahami sepenuhnya.Saat latihan usai, ia mendekati Lira.“Guru, aku bermimpi lagi,” ucapnya pelan.Lira menoleh dengan perhatian penuh. “Ceritakan padaku.”Daren menghela napas. “Aku melihat bayangan… seperti kabut hitam yang berputar di langit. Dan ada suara… mengatakan bahwa keseimbangan hanyalah ilusi.”Lira men

    Last Updated : 2025-03-02
  • Divine Power   Bab 53 – Pertanda Kegelapan

    Lira duduk di dekat jendela, menatap langit malam. “Mungkin karena kita yang membuka jalan. Setelah kemenangan kita, keseimbangan memang kembali… tapi kita lupa bahwa kekosongan yang ditinggalkan juga bisa menarik sesuatu yang lain.”Daren, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Aku bisa merasakannya.”Arka dan Lira menoleh.Daren menunduk, menggenggam tangannya sendiri. “Sejak pria itu pergi, ada sesuatu yang berubah dalam diriku. Seolah ada suara… panggilan… yang terus berbisik di kepalaku.”Lira segera berdiri, mendekati Daren dengan tatapan khawatir. “Suara seperti apa?”Daren menggeleng. “Aku tidak tahu. Itu bukan suara manusia. Lebih seperti… gema dari sesuatu yang sangat tua.”Arka bertukar pandang dengan Lira. Mereka tahu apa artinya ini—Daren memiliki hubungan dengan ancaman baru yang sedang muncul.

    Last Updated : 2025-03-03
  • Divine Power   Bab 54 – Kebenaran yang Tersembunyi

    Angin malam berembus kencang saat Arka, Lira, dan Daren kembali ke kuil. Meskipun tubuh mereka kembali ke dunia nyata, pikiran mereka masih terjebak dalam peristiwa yang baru saja terjadi di reruntuhan.Daren berjalan lebih lambat dari biasanya. Ia merasa berat, seolah ada sesuatu dalam dirinya yang berubah setelah pertemuannya dengan sosok bayangan itu.Saat mereka tiba di halaman kuil, Arka menatapnya dengan serius.“Katakan padaku, Daren. Apa yang sebenarnya kau lihat?”Daren menarik napas dalam, mencoba mengumpulkan pikirannya. “Aku melihat ingatan yang bukan milikku… tapi terasa familiar. Sosok itu bilang aku adalah kunci. Tapi kunci untuk apa?”Lira menatapnya dengan penuh perhatian. “Apa yang kau lihat dalam ingatan itu?”Daren menutup matanya, mengingat kembali fragmen yang melintas di pikirannya. “Aku melihat perang yang jauh lebih tua dari pertempuran kita melawan Erebos. Aku melihat dunia yang hancur… dan aku melihat diriku sendir

    Last Updated : 2025-03-04
  • Divine Power   Bab 55 – Jejak Sang Perantara

    Daren memperhatikan gambar itu dengan cermat. Di sana terlihat seorang pria berjubah dengan simbol berbentuk lingkaran di dahinya—simbol yang samar-samar terasa familiar bagi Daren.Arka menghela napas. “Jika dia menghilang, mungkin ada alasan mengapa jejaknya dihapus dari sejarah. Kita harus mencari tahu di mana dia terakhir terlihat.”Lira membalik halaman dan menemukan petunjuk lain. “Ada satu tempat yang disebut Kuil Tanpa Waktu. Legenda mengatakan bahwa di sanalah Sang Perantara terakhir kali terlihat sebelum dia menghilang.”Daren merasakan jantungnya berdebar lebih kencang. Entah kenapa, nama itu terasa akrab. “Di mana kuil itu?”Lira menunjuk ke peta kuno yang ada di halaman berikutnya. “Di ujung barat, melewati Hutan Kelam.”Arka mendesah. “Tentu saja. Tidak ada perjalanan yang mudah bagi kita.”Memasuki Hutan KelamTanpa membuang waktu, mereka segera bersiap dan berangkat ke barat. Hutan Kelam dikenal sebaga

    Last Updated : 2025-03-05
  • Divine Power   Bab 56 – Pilihan Sang Perantara

    Ruangan terasa semakin berat seiring dengan gema suara dari dua sosok misterius itu. Daren berdiri di antara dua kekuatan—cahaya keemasan di satu sisi dan kegelapan yang berputar di sisi lainnya.Lira dan Arka mencoba mendekat, tetapi sebuah dinding energi tak kasatmata menahan mereka di tempatnya.“Daren!” Lira berteriak. “Jangan dengarkan mereka begitu saja! Kau punya kehendak sendiri!”Daren menghela napas panjang, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi.Sosok berjubah putih di sisi kanan berbicara dengan suara tenang. “Jika kau memilih jalan cahaya, kau akan menjadi penjaga keseimbangan sejati. Kau akan memiliki kekuatan untuk mencegah kegelapan bangkit kembali, tetapi kau harus mengorbankan sebagian dari dirimu.”Sementara itu, bayangan di sisi kiri berbisik dengan suara dalam dan menggoda. “Jika kau memilih jalan kegelapan, kau akan memperoleh kekuatan tak terbatas. Tidak ada yang bisa menentangmu. Kau akan menjadi takdir itu sendiri.”

    Last Updated : 2025-03-06
  • Divine Power   Bab 57 – Pertempuran Takdir

    Daren mengangguk. “Aku sadar kalau jalan yang mereka tawarkan hanya akan mengulang siklus yang sama. Jadi, aku memilih untuk tidak memilih.”Arka menyilangkan tangan. “Dan sekarang apa? Jika siklus tidak berulang, apakah itu berarti ancaman sudah berakhir?”Sebelum Daren bisa menjawab, angin berembus kencang, membawa suara bisikan yang samar.“Tidak, ini baru saja dimulai…”Mereka bertiga langsung siaga. Lira mencabut belatinya, sementara Arka merapal mantra perlindungan.Dari balik pepohonan, sosok pria berkerudung hitam yang pernah mengintai mereka di kuil sebelumnya kini muncul di hadapan mereka. Kali ini, wajahnya sedikit terlihat—mata merah redup dan bekas luka panjang di pipinya.Daren menegang. “Kau lagi?”Pria itu tersenyum tipis. “Aku sudah lama menunggumu, Daren.”Arka maju selangkah. “Siapa kau?”Pria itu menurunkan kerudungnya, memperlihatkan wajah yang tidak asing bagi Daren. Wajah yang… mirip dengan dirinya

    Last Updated : 2025-03-07

Latest chapter

  • Divine Power   Bab 102 - Membangun Sebuah Dunia

    Arka menghunus pedangnya, berdiri di gerbang Eterna saat pasukan dari dunia lama mulai berkumpul di kejauhan.“Kita sudah mengubah dunia,” katanya. “Sekarang, kita harus melindunginya.”Lira berdiri di sampingnya, lingkaran sihirnya berpendar perak.Daren mengeluarkan belatinya dan menyeringai. “Sepertinya kita belum selesai bertarung.”Di cakrawala, bayangan pasukan mulai mendekat. Dunia yang baru telah lahir. Namun perjuangan untuk menjaganya baru saja dimulai.Ketika fajar merekah di ufuk timur, mewarnai langit dengan semburat merah darah. Di kejauhan, pasukan dari dunia lama berkumpul, bagaikan badai yang siap menghancurkan Eterna.Arka berdiri di puncak tembok kota, matanya mengamati gerakan musuh. Bendera-bendera berkibar tinggi, membawa lambang cahaya mutlak dan kegelapan total. Di tengah barisan mereka, para ksatria berjubah putih berdiri dengan senjata bercahaya, sementara

  • Divine Power   Bab 101 - Fondasi Dunia Baru

    Angin sejuk berembus melewati reruntuhan kota saat Arka, Lira, dan Daren berdiri di hadapan makhluk-makhluk bayangan yang kini perlahan mulai menemukan bentuk mereka. Beberapa dari mereka tampak lebih manusiawi, sementara yang lain masih bergetar dalam wujud yang belum stabil. Mata mereka bersinar perak, seakan mencerminkan dunia yang telah berubah.Salah satu makhluk itu melangkah lebih dekat. Tubuhnya yang sebelumnya tampak seperti kabut hitam kini mulai memadat, membentuk sosok seorang pria tinggi dengan rambut panjang keperakan dan jubah yang berkibar. Matanya menatap langsung ke arah Arka, Lira, dan Daren, penuh rasa ingin tahu dan kehati-hatian.“Kami telah tidur begitu lama… terjebak dalam kegelapan tanpa akhir. Kini, kami bangun dalam dunia yang asing. Kalian yang mengubah segalanya. Kalian… siapa?”Lira menelan ludah. Bagaimana mereka harus menjelaskan semua ini?Arka melangkah maju, suaranya man

  • Divine Power   Bab 100 - Dunia Baru

    Ia menatap mereka bertiga dengan kagum. “Kalian adalah yang pertama memahami bahwa keseimbangan bukan tentang dominasi, tetapi tentang penerimaan.”Daren menghela napas. “Lalu… apa yang terjadi sekarang?”Sang Penjaga menatap bola kristal yang kini perlahan menjadi transparan. “Dunia akan berubah. Kalian telah mematahkan siklus pertempuran abadi ini.”Arka melihat ke arah bola kristal. Ada sesuatu yang baru di dalamnya—sebuah cahaya yang lembut, bukan hanya emas atau hitam, tetapi perak, warna yang menggabungkan keduanya.Lira menyentuhnya. “Jadi… ini adalah keseimbangan yang sesungguhnya.”Sang Penjaga tersenyum. “Ya. Dan sekarang, tugas kalian adalah menjaganya.”Di luar kuil, langit berubah. Matahari dan bulan bersinar berdampingan, menciptakan dunia baru yang tidak lagi dibagi antara terang dan gelap.Dan bagi Arka, Lira, dan Daren—perjalanan mereka baru saja dimula

  • Divine Power   Bab 99 - Rahasia Yang Disembunyikan

    Saat tangan mereka menyentuh bola kristal, ledakan cahaya perak memenuhi ruangan. Tubuh mereka terasa ringan seolah melayang, dan dalam sekejap, mereka terlempar ke dalam ruang tanpa batas—gelap, luas, dan sunyi.Lira membuka matanya dan mendapati dirinya berdiri di atas permukaan reflektif, seakan melangkah di atas air yang tidak beriak. Namun, tidak ada langit di atasnya, hanya kehampaan yang berpendar samar.“Arka? Daren?” panggilnya.Suara langkah mendekat, dan dari kejauhan, dua sosok muncul. Arka dan Daren. Namun ada sesuatu yang berbeda.Mereka bertiga berdiri dalam keheningan, saling menatap. Kemudian, dari bayangan yang berpendar di bawah mereka, muncul dua sosok lain. Salah satunya berselubung cahaya keemasan, sementara yang lain adalah kegelapan pekat yang seakan menyerap semua cahaya di sekitarnya.“Kalian telah datang sejauh ini.”Suaranya menggema, berasal dari dua so

  • Divine Power   Bab 98 - Pelindung Lama

    Saat cahaya dan kegelapan mereda, mereka berdiri di dalam sebuah aula luas. Dinding-dindingnya berlapis kristal transparan, memantulkan bayangan mereka yang tampak berbeda—kadang bercahaya seperti bintang, kadang gelap seperti malam tanpa bulan. Lantai di bawah mereka berupa lingkaran besar dengan pola rumit yang berpendar perlahan, seolah menunggu sesuatu untuk diaktifkan.Di tengah ruangan, sebuah altar berdiri. Dan di atasnya, mengambang tanpa penopang, terdapat sebuah bola kristal yang bercahaya dengan warna perak.Lira menatapnya dengan takjub. “Itu… inti keseimbangan?”Sang penjaga mengangguk. “Bukan sekadar itu. Ini adalah sisa dari kekuatan yang pernah digunakan untuk menciptakan dunia ini. Cahaya dan kegelapan yang tak terpisahkan, yang dulu dipisahkan oleh mereka yang takut akan keseimbangan.”Arka melangkah mendekat, tetapi tiba-tiba, ruangan bergetar. Dari bayangan di sudut-sudut ruangan, soso

  • Divine Power   Bab 97 - Jalan Ketiga

    Arka, Lira, dan Daren berdiri di tanah yang asing. Langit di atas mereka bukanlah biru cerah maupun kelam gulita, melainkan perpaduan warna ungu dan emas yang berpendar lembut, seolah dua kekuatan besar tengah berdansa dalam harmoni yang rapuh. Di sekeliling mereka, hamparan daratan terbentang dengan lanskap yang tidak mereka kenali—pepohonan bercahaya dengan dedaunan perak, sungai berkilauan yang mengalir seperti cermin cair, dan di kejauhan, sebuah kuil raksasa menjulang dengan arsitektur yang tampak seperti perpaduan antara keagungan cahaya dan misteri kegelapan.“Kita… di mana?” gumam Daren, suaranya bergetar.Sang penjaga, yang kini berdiri di dekat mereka tanpa jubahnya yang berkelebat, tampak lebih jelas. Sosoknya tinggi, dengan rambut perak yang berkilauan seperti bintang. Matanya berpendar dalam dua warna—satu keemasan, satu hitam pekat.“Kalian berada di persimpangan,” jawabnya. “Tempat yang berada di luar

  • Divine Power   Bab 96 - Pilihan Takdir

    Saat itu juga, gerbang batu di hadapan mereka bergetar dan mulai terbuka, memperlihatkan cahaya keemasan yang menyilaukan di baliknya.Mereka telah membuktikan diri. Mereka telah memahami bahwa kegelapan bukanlah sesuatu yang harus dihancurkan, tetapi sesuatu yang harus diterima sebagai bagian dari keseimbangan.Dengan langkah mantap, mereka melangkah melewati gerbang, menuju rahasia yang telah lama tersembunyi dalam kedalaman ini.Saat mereka melangkah lebih dalam, mereka menemukan diri mereka berada di sebuah lorong yang diterangi oleh kristal bercahaya. Cahaya dari kristal-kristal itu terasa aneh—bukan hanya menerangi, tetapi juga mengisi udara dengan energi yang berdenyut seperti detak jantung.Di ujung lorong, sebuah ruangan lain terbuka. Di tengahnya, ada sebuah singgasana batu besar dengan sosok berjubah hitam duduk di atasnya. Wajahnya tersembunyi dalam kegelapan, tetapi matanya bersinar seperti b

  • Divine Power   Bab 95 - Bayangan Diri

    "Mereka adalah penjaga pertama," sosok berjubah itu berkata. "Pertempuran antara terang dan gelap telah berlangsung sejak dahulu kala. Namun, hanya sedikit yang menyadari bahwa jawaban tidak berada dalam perlawanan, melainkan keseimbangan."Lira menggigit bibirnya. "Jadi ini bukan tentang menghancurkan kegelapan... tapi menyatu dengannya?"Sosok itu mengangguk. "Kalian telah memahami pelajaran pertama. Namun perjalanan kalian baru saja dimulai. Rahasia yang lebih dalam menanti di balik gerbang terakhir."Arka menghela napas panjang, merasakan energi baru mengalir dalam tubuhnya. "Kalau begitu, tunjukkan jalan kami."Sosok berjubah itu mengangkat tangannya, dan altar di tengah ruangan bergeser, memperlihatkan sebuah tangga batu yang berkelok-kelok turun ke dalam kegelapan. Sebuah suara bergema dari bawah sana, bukan lagi bisikan samar, melainkan panggilan yang nyata."Jejak kegelapan sejati men

  • Divine Power   Bab 94 - Jejak Kegelapan

    Lorong yang mereka masuki terasa berbeda dari sebelumnya. Cahaya keemasan yang menerangi jalur ini terasa hangat, namun ada getaran halus yang membuat bulu kuduk mereka meremang. Setiap langkah membawa mereka semakin dekat ke pusat kekuatan yang tersembunyi di kedalaman tanah ini.Arka berjalan di depan, matanya waspada terhadap setiap pergerakan. Lira merasakan perubahan dalam aliran udara, dan Daren, meskipun masih diliputi kecemasan, berusaha menjaga ketenangannya.Tiba-tiba, lorong mulai melebar, membuka jalan menuju sebuah ruangan besar dengan dinding-dinding yang dipenuhi ukiran kuno. Di tengah ruangan itu berdiri sebuah altar batu dengan simbol yang berkilauan samar."Apa tempat ini?" bisik Daren.Lira melangkah mendekati altar, tangannya menyentuh simbol yang terukir di permukaannya. Begitu ia menyentuhnya, ruangan dipenuhi cahaya biru yang berputar-putar di sekitar mereka, membawa suara bisikan y

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status