LOGINDi balik kaca observasi, Dr. Reinhardt berdiri paling depan dengan mata yang sangat fokus menatap layar monitor yang menampilkan pemandangan dari kamera di dalam ruang operasi."Gerakannya..." gumamnya dengan nada yang sangat tidak percaya."Tidak seperti manusia. Bahkan mesin bedah otomatis pun tidak secepat itu. Dan yang lebih aneh, tidak ada kesalahan sedikitpun."Seorang mahasiswa koas di belakangnya berbisik dengan nada yang sangat hati-hati."Apakah ia menggunakan energi spiritual? Saya dengar beberapa Healer tingkat tinggi bisa melakukan itu."Dr. Reinhardt tidak menjawab, tapi matanya tidak lepas dari layar.Kamera siaran live-stream menyorot tangan Peter dengan zoom yang sangat dekat. Setiap gerakan terekam dengan sangat jelas.Dan yang membuat semua orang terpaku adalah jejak cahaya lembut yang melingkupi tangan Peter. Cahaya keemasan yang sangat tipis, hampir tidak terlihat, tapi cukup jelas untuk ditangkap kamera.Cahaya hasil pancaran Qi yang sangat halus.Di dalam pikira
Di balik pagar besi, beberapa warga yang memperhatikan kedatangan kedua pejabat itu mulai berbisik dengan nada yang sangat penasaran."Itu siapa? Lencana mereka terlihat sangat mewah.""Aku lihat logo Organisasi Hunter Nasional di mobil mereka. Pasti pejabat tinggi.""Kenapa mereka datang? Apa kejadian semalam sebegitu seriusnya?"Seorang pemuda dengan ponsel di tangan merekam mobil-mobil itu dengan sangat fokus. Ia langsung mengunggah video ke media sosial dengan caption yang sangat sensasional."BREAKING! Pejabat tinggi Hunter Nasional datang ke lokasi portal Delphinium! Apa mereka mencari dokter misterius yang menyelamatkan empat Hunter semalam?"Video itu viral dalam hitungan menit. Komentar membanjiri dengan sangat cepat."Siapa dokter misterius itu? Kenapa pejabat setinggi itu sampai turun tangan?""Ini pasti bukan Healer biasa. Mungkin dia Hunter kelas S yang menyamar?""Kalian lihat gerakannya semalam? Seperti terbang! Itu bukan manusia biasa!"Kedua mobil hitam melaju dengan
Magnus berjalan mengelilingi kawah dengan gerakan yang sangat lambat dan sangat teliti. Matanya mengamati setiap detail, setiap retakan di aspal, setiap butir salju yang tersisa."Dan satu-satunya orang yang keluar hidup-hidup dari portal itu," katanya dengan nada yang sangat datar namun penuh penekanan."Hanya seorang Healer Level D."Adrian menatapnya dengan ekspresi yang sangat tidak percaya."Healer Level D?" ulangnya dengan nada yang sangat skeptis."Itu tidak masuk akal. Tidak ada Healer Level D yang sanggup melawan monster tipe B, apalagi menang dan keluar tanpa luka serius."Magnus berhenti berjalan, menatap kawah dengan ekspresi yang sangat kompleks. Campuran antara penasaran, ragu, dan sedikit kagum."Apakah ada sosok lain yang masuk bersamanya?" tanyanya dengan nada yang sangat pelan, lebih seperti berbicara pada diri sendiri."Atau... dia bukan sekadar Healer biasa?"Keheningan turun di antara mereka berdua. Pertanyaan itu menggantung di udara tanpa jawaban.Lalu dari arah
Pagi menyingsing di Persimpangan Jalan Delphinium dengan cahaya matahari yang sangat pucat. Udara masih terasa sangat dingin, jauh lebih dingin dari suhu normal Kota Teratai di musim ini.Di tengah persimpangan, bekas portal dimensi yang sudah tertutup meninggalkan kawah kecil dengan diameter sekitar tiga meter. Permukaan aspal retak membentuk pola seperti jaring laba-laba, dan yang paling aneh adalah salju tipis yang masih menempel di pinggiran kawah.Salju putih bersih yang seharusnya tidak mungkin ada di kota tropis seperti Kota Teratai. Salju yang berasal dari dunia lain, dari dimensi es yang sudah tertutup rapat.Police line berwarna kuning terbentang di sekeliling kawah dengan jarak sekitar dua puluh meter. Polisi berjaga ketat sejak semalam, bergantian shift untuk memastikan tidak ada warga yang mendekat terlalu dekat.Bau ozon yang sangat tajam masih tercium di udara, bercampur dengan hawa dingin yang menusuk hingga ke tulang. Seperti udara sebelum badai petir, tapi jauh lebih
"Dokter tradisional mau operasi tulang?""Dia pikir ini main-main?""Kasihan pasiennya kalau sampai jadi kelinci percobaan.""Healer Level D berani bicara besar."Peter berdiri di tengah semua ejekan itu dengan wajah yang sangat tenang. Tidak ada kemarahan, tidak ada frustrasi.Di dalam pikirannya, satu kalimat terus berulang."Orang-orang seperti ini tidak akan percaya sebelum melihat hasil. Baiklah. Aku tunjukkan bukti."Ia mengeluarkan ponsel dari saku celananya dengan gerakan yang sangat tenang, lalu membuka aplikasi video."Sebelum Anda menolak, lihat ini dulu," katanya sambil memutar sesuatu di layar.Layar ponsel menampilkan video yang sangat jelas. Video operasi fraktur terbuka dengan rekonstruksi saraf. Tangan bergerak dengan presisi yang luar biasa, memotong jaringan, menyambung tulang, menjahit saraf dengan gerakan yang sangat halus.Dr. Reinhardt menatap layar dengan ekspresi yang perlahan berubah. Dari meremehkan, menjadi penasaran, lalu menjadi serius."Ini... ini operas
Peter menatapnya dengan mata yang sangat tenang."Aku tidak punya pilihan untuk tidak yakin," jawabnya dengan nada yang sangat datar."Mereka akan mati kalau tidak ditangani. Itu satu-satunya hal yang penting."Ambulans akhirnya tiba di halaman Rumah Sakit Mount Sinai. Lampu merah berkedip-kedip memantul di fasad gedung yang sangat besar.Pintu belakang ambulans terbuka dengan keras. Petugas rumah sakit sudah bersiap dengan tandu kosong, tapi ekspresi mereka tidak menunjukkan kesiapan.Peter melompat turun dari ambulans, berdiri tegak di bawah cahaya lampu halaman. Mantel dokter putihnya berkibar pelan karena angin malam."Cepat! Bawa mereka masuk!" teriaknya dengan suara yang sangat keras.Tapi tidak ada yang bergerak. Petugas rumah sakit saling pandang dengan ekspresi yang sangat ragu.Seorang perawat senior dengan seragam biru tua melangkah maju, wajahnya menunjukkan ekspresi yang sangat tidak nyaman."Maaf, Dokter," katanya dengan nada yang sangat sopan namun tegas."Kami sudah me







