Share

Bab 1040

Author: Hazel
Melihat situasi itu, Ayu dan Bella adalah orang pertama yang berlari ke arah Tirta dengan panik.

"Bibi, Bu Bella, jangan pedulikan aku! Aku ... aku nggak bisa bergerak. Aku nggak bisa melindungi kalian lagi. Cepat pergi, cepat sembunyi!"

Tirta berusaha keras menggerakkan tubuhnya, tetapi tetap tidak berhasil. Bahkan, kesadarannya semakin memudar! Itu sebabnya, dia berteriak kepada Ayu dan Bella dengan cemas.

"Nggak, Tirta, aku nggak akan pergi. Aku nggak akan meninggalkanmu!" Mendengar itu, Ayu menggenggam tangan Tirta erat-erat. Dengan air mata yang mengalir, dia berbicara dengan teguh.

Ini pertama kalinya Ayu melihat Tirta terluka parah. Padahal, pria tua itu hanya melayangkan satu pukulan. Ayu segera menyadari bahwa hari ini, kemungkinan besar Tirta akan menghadapi nasib buruk. Namun, apa pun yang terjadi, dia tidak akan meninggalkan Tirta sendirian!

"Kakek Buyut, tolong tenang! Dia adalah dokter yang kami panggil untuk menyembuhkanmu. Kamu nggak boleh membunuhnya! Tolong beri dia k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** seru lanjut
goodnovel comment avatar
hans
***** Lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2063

    Sebenarnya ketua Sekte Rembulan mengincar buku ilmu pengobatan Sekte Mujarab. Di dunia misterius yang teknologinya tidak canggih, menguasai ilmu pengobatan tingkat tinggi sama saja dengan menguasai nasib orang lain.Semua orang tahu niat ketua Sekte Rembulan, tetapi tidak mengungkapnya. Mereka ikut berseru."Apa yang dibilang ketua Sekte Rembulan benar! Kita sama-sama naik gunung!""Tangkap wanita genit itu dan bunuh bajingan mesum!"Kemudian, mereka semua sama-sama naik gunung karena ingin mendapatkan keuntungan. Padahal gunung baru terbakar dan suhunya masih panas, bahkan diguyur hujan. Tanah berlumpur sangat sulit dilewati. Namun, semua itu tidak bisa menghentikan segerombolan orang yang serakah ini.Kecepatan mereka sangat tinggi. Semuanya seperti buru-buru mau bereinkarnasi. Dalam waktu kurang dari satu jam, mereka sampai di depan pintu masuk Sekte Mujarab.Empat ratus lebih orang mengepung Sekte Mujarab sehingga anggota sekte tidak bisa keluar lagi. Sementara itu, Juwita sudah ke

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2062

    Elisa berpikir sejenak sebelum menanggapi, "Aku nggak bisa membuat keputusan. Sebaiknya Bapak langsung bilang pada Tirta saja setelah dia kembali. Tapi, aku juga termasuk murid Sekte Mujarab. Biarpun Tirta nggak mau berhubungan baik dengan Sekte Mujarab, aku juga akan minta Tirta menyokong sekte ini.""Terima kasih," balas ketua Sekte Mujarab sambil memberi hormat.Heidi yang berdiri di samping menunjukkan ekspresi bimbang. Sebenarnya dia masih sangat membenci Tirta. Namun, sekarang Sekte Mujarab tertimpa masalah. Jadi, Heidi hanya bisa menaruh harapan pada Tirta untuk menyelamatkan Sekte Mujarab.Heidi membatin dengan perasaan tidak berdaya, 'Hanya saja, sekarang aku nggak punya kesempatan untuk menyuap Elisa Pil Pelupa Cinta. Nanti aku baru cari cara setelah melewati kesulitan ini.'Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki. Ternyata para tetua dan murid yang sudah pergi kembali lagi. Mereka mengangkat hampir 30 kotak besar. Semuanya setinggi dan sepanjang satu meter, serta sel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2061

    Tiba-tiba, ketua Sekte Mujarab menegur sambil menunjuk awan hitam yang perlahan terbentuk, "Kalian jangan ganggu dia lagi! Cepat lihat ke langit!"Ketua Sekte Mujarab tetap merasa Tirta bukan orang biasa, jadi dia masih berharap saat Elisa berbicara tadi. Tidak disangka, ternyata ucapan Elisa memang benar. Seketika ketua Sekte Mujarab sangat senang.Tak lama setelah ketua Sekte Mujarab melontarkan ucapannya, tetua keempat menyentuh wajahnya yang dibasahi tetesan air hujan dan bergumam dengan ekspresi kaget, "Awan hitamnya besar sekali sampai-sampai menyelubungi gunung Sekte Mujarab sepenuhnya! Selain itu, memang turun hujan! Ini ... nggak mungkin!"Setelah beberapa saat, hujan turun tanpa henti sehingga mengaburkan pandangan semua orang. Sepertinya akan turun hujan deras.Tetua pertama yang sangat terkejut bertanya dengan alis berkerut, "Elisa berhasil memanggil hujan?""Ternyata Elisa memang bisa memanggil hujan?" gumam Heidi. Dia juga menunjukkan ekspresi tercengang saat melihat situ

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2060

    Wajah Elisa pucat pasi setelah ditegur sesama anggota sekte. Dia berucap, "Aku ...."Heidi menepuk bahu Elisa untuk menenangkannya, lalu mengamati semua orang dan membalas, "Bukan Elisa yang membakar gunung, melainkan orang-orang di kaki gunung. Mereka yang berniat mencelakai kalian. Kalau berani, kalian cari mereka untuk buat perhitungan. Jangan libatkan Elisa."Seorang murid memarahi, "Bu Heidi, sekarang gunung sudah terbakar! Kami bukan manusia besi! Bagaimana caranya kami turun gunung untuk membuat perhitungan dengan orang-orang itu!"Heidi membalas lagi, "Kalau begitu, kenapa nggak ada satu pun dari kalian yang pergi waktu gunung belum terbakar?"Kata-kata Heidi membuat wajah murid itu menjadi pucat pasi. Tetua pertama menimpali dengan geram, "Bu Heidi, kalau bukan karena dia, orang-orang di kaki gunung nggak akan membakar gunung! Ini kenyataan yang nggak bisa diubah!"Tetua pertama melanjutkan, "Lagi pula, kita nggak bisa memungkiri sekarang dia sudah nggak fokus mengabdi pada Se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2059

    Tetua keempat yang mempunyai tampang wanita paruh baya mengeluh, "Iya, Pak. Masalahnya sudah begini, tapi bajingan mesum itu belum kembali. Mungkin dia sudah mati di atas tubuh wanita itu atau mati di tangan ahli itu, seharusnya kamu nggak berharap padanya lagi! Kalau semalam kamu mendengar saran tetua pertama, kita nggak akan berakhir begini!"Ketua Sekte Mujarab memejamkan matanya, lalu mendesah dan menimpali dengan ekspresi frustrasi, "Masalahnya sudah begini. Kalian nggak usah bicara panjang lebar lagi. Bantu para murid ambil air dan gali lubang saja. Sisanya kita serahkan pada takdir.""Oke, Pak," sahut keenam tetua. Mereka memang merasa kesal, tetapi mereka terpaksa mengikuti para murid bekerja.Pada saat yang sama, di tempat tinggal Heidi. Elisa mencium bau asap api yang menyengat. Dia membuka matanya dan berhenti berkultivasi.Elisa bergumam, "Baunya sangat menyengat. Apa ada tetua atau murid yang nggak sengaja membuat sekte kebakaran waktu memurnikan pil?"Krek! Pintu kayu dib

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2058

    Para tetua dan ketua sekte lain menimpali dengan suara yang menggebu-gebu. Ada juga yang menyayangkannya."Benar! Bajingan mesum itu sudah melakukan banyak kejahatan yang keterlaluan!""Anggota Sekte Mujarab yang memilih untuk berpihak pada bajingan mesum itu cari mati sendiri seperti anggota Sekte Kebebasan!""Kita nggak usah merasa kasihan pada anggota Sekte Mujarab!""Sayang sekali, kalau bukan karena dihalangi labirin obat, kita sudah masuk ke Sekte Mujarab sejak awal. Kita bisa mengambil buku rahasia ilmu pengobatan dan teknik di dalam Sekte Mujarab. Jadi, semua buku-buku itu nggak terbakar."Selesai bicara, ratusan orang ini menuang minyak nabati yang sudah disiapkan ke kaki gunung Sekte Mujarab. Setelah selesai, langit sudah sepenuhnya terang."Semuanya, kita sudah bisa bertindak!" seru seseorang di kerumunan. Para tetua dan ketua dari berbagai sekte melempar obor mereka.Ketika api mengenai minyak, api langsung menjalar. Kemudian, api berkobar hebat dalam waktu singkat. Cahaya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status