共有

Bab 151

作者: Hazel
"Kenapa? Sebentar lagi kamu akan dipenjara dan dijatuhkan hukuman mati. Masih berkhayal akan ada yang menolongmu? Jangan mimpi!" Saat berkata demikian, sudut bibir Baskoro terus meneteskan darah. Dia bahkan sudah tidak sanggup berdiri setelah dipukul, tapi masih saja tetap tersenyum mengejek Tirta.

"Ya, kusarankan kalian cepat lepaskan Agatha. Kalau nggak, nggak ada gunanya lagi kalian menyesal nanti!" ujar Tirta sembari mengeluarkan ponselnya.

"Hehe, memangnya kamu mau telepon komisaris kepolisian?" ejek Agung. Sebagai wakil komisaris kepolisian, Agung telah banyak bertemu dengan orang kaya dan tokoh berpengaruh di kota ini. Namun, jelas sekali Tirta bukan salah satunya. Inilah alasannya mengapa dia berani menerima tugas kotor ini.

"Bukan," jawab Tirta sambil menggeleng.

"Bukan? Kalau begitu, kenapa kamu senang sekali? Selain ketua, nggak ada orang yang bisa menekanku lagi!" ujar Agung sambil tertawa. Dia langsung mengulurkan tangan hendak merebut ponsel Tirta.

"Oh ya? Meski bukan ket
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (3)
goodnovel comment avatar
Yayan Kardiyan
ceritanya berbelit-belit seperti benang kusut
goodnovel comment avatar
hans
***** cerita perbabnya terlalu banyak kurangin dong,,,, .........
goodnovel comment avatar
Anes Armanto
satu bab terlalu singkat
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1761

    "Jangan ... Tirta! Jorok sekali ... cepat keluarkan!" protes Prita.Setelah tahu bagian intim Prita rapat atau tidak, Tirta masih penasaran dengan apa yang dibicarakan Shazana dan Devika. Dia berujar, "Paman, kamu masih kurang rapat. Ke depannya kamu harus sering berlatih! Aku masih ada urusan. Kamu tunggu di sini dan jangan pergi ke mana-mana, aku akan segera kembali."Selesai bicara, Tirta mengerahkan Teknik Menghilang dan Teknik Pengendali Angin untuk diam-diam pergi ke atap gedung.Melihat Tirta yang menghilang dalam sekejap, Prita memegang bokongnya dan bagian intimnya basah. Dia mengomel dengan ekspresi malu, "Cih, anak sialan! Mana ada yang cari tahu seseorang bisa menjaga rahasia rapat-rapat atau nggak dengan cara seperti itu?"Prita menambahkan, "Kalau aku memasukkan jariku ke mulutmu, pasti mulutmu juga nggak rapat! Lihat saja nanti. Setelah Kak Shazana kembali, aku akan mengadu padanya biar dia menghajarmu!"Namun, Tirta tidak bisa mendengar ucapan Prita lagi ....Terdapat 1

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1760

    Shazana lanjut menegur Tirta, "Kamu anggap wanita itu apa? Bukannya sebelumnya kamu bilang punya banyak kekasih? Kamu nggak kekurangan wanita! Kenapa kamu melecehkan dia?"Shazana meneruskan, "Apa kamu kira kamu bisa bertindak semena-mena karena kamu kuat? Kamu memang merasa puas, tapi apa kamu memikirkan nasib wanita yang kamu lecehkan ke depannya?"Shazana tidak asal-asalan saat memukul Tirta. Dia bahkan mengerahkan energi spiritual dalam tubuhnya.Tirta juga tidak melawan. Meskipun tidak sakit, bagian bokongnya yang dipukul. Sebagai orang dewasa, Tirta tentu merasa malu.Tirta mengeluh, "Aduh .... Bu, jangan pukul lagi! Bokongku terluka!""Apa gunanya terluka? Aku lihat kamu tetap nggak menyadari kesalahanmu!" balas Shazana. Dia tidak menghentikan pukulannya. Bahkan, Shazana menendang dengan kaki yang lain setelah kaki yang satunya lagi pegal."Rasakan akibatnya," ujar Devika. Melihat Tirta yang sedih dan malu karena dipukul, dia tidak bisa menahan tawanya."Eh, Bu Devika tertawa,"

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1759

    Melihat tatapan Devika yang menunjukkan kebenciannya, Tirta termenung. Momen ini sama seperti saat Bella ingin memutuskan hubungan dengannya.Biasanya Tirta sangat pandai menggombal. Sekarang tekniknya yang hebat sama sekali tidak berguna.Setelah terdiam sangat lama, Tirta baru berkata, "Bu Devika, seharusnya aku menyukaimu. Makanya aku nggak bisa mengendalikan diriku dan melakukan hal seperti itu padamu ...."Devika menunduk lagi. Dia sama sekali tidak melihat Tirta saat membalas, "Seharusnya kamu menyukaiku? Huh, kamu itu pria genit. Nggak usah memaksakan diri untuk menjadi pria jujur!"Devika menambahkan, "Sekarang aku cuma ingin menenangkan diri. Kamu mau pergi atau nggak?"Melihat sikap Devika, Tirta makin gelisah. Suasana hatinya juga bergejolak mengikuti emosi Devika. Selain itu, Tirta juga menyadari Devika bukan tipe wanita yang hatinya bisa ditaklukkan dengan berhubungan intim.Shazana bertanya, "Prita, kamu lihat Tirta pergi ke mana?"Prita menjawab, "Aku melihatnya. Kak Sha

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1758

    Selama prosesnya, Tirta tidak melewatkan kesempatan ini untuk mengambil keuntungan dari Devika. Alhasil, Devika tidak sanggup berdiri lagi. Dia bersandar di pelukan Tirta sambil merasakan gerakan Tirta selanjutnya. Devika yang sedikit sadar memelas pada Tirta.Tirta tertawa, lalu berkomentar, "Bu Devika, katanya wanita selalu bicara nggak sesuai isi hatinya. Kalau kamu bilang jangan, itu berarti kamu mau, 'kan?"Tirta menepuk bokong Devika yang sintal sehingga Devika mendesah. Dia juga tidak berniat melanjutkan aksinya lagi.Pertama, tempatnya tidak cocok. Kedua, Tirta merasakan dengan kesadaran spiritual Shazana sudah hampir berhasil menerobos. Tak lama lagi, mungkin Shazana akan keluar untuk mencari Tirta.Namun, Devika tidak tahu pemikiran Tirta. Dia benar-benar takut Tirta melakukan hal di luar batas karena hasrat Tirta sudah bergelora.Devika menahan rasa malunya sambil berucap dengan suara lirih, "Bukan begitu, pria berengsek. Aku bicara sesuai isi hatiku. Aku ingin kamu melepask

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1757

    Selain itu, saat tangan Devika yang menggenggam Jimat Bola Api dimasukkan ke bagian selangkangan Tirta, dia langsung tahu apa ....Sejujurnya, sekarang Devika tidak fokus. Ternyata ukurannya berbeda dengan yang dilihat Devika dalam mimpi, lebih besar berkali-kali lipat!Devika tidak berani membayangkan jika waktu itu Tirta benar-benar melakukan penetrasi, dia pasti sangat kesakitan. Tidak bisa turun dari tempat tidur sudah termasuk efek samping yang cukup ringan.'Aku merasa aneh kenapa Bu Devika ingin berdamai dan bicara berduaan denganku. Ternyata dia mau membalasku,' gumam Tirta.Ketika Devika termenung, Tirta yang sudah merasakan semuanya dengan kesadaran spiritual tiba-tiba tersenyum. Saat ini, Devika sudah tersadar. Sewaktu dia hendak menarik tangannya kembali dan mengaktifkan Jimat Bola Api ....Tiba-tiba, Devika merasakan tangannya dicengkeram. Dia mendongak dan melihat Tirta sedang memandanginya sambil tersenyum lebar.Tirta sudah tahu trik Devika, tetapi dia sengaja bertanya,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1756

    "Kecuali Bahera datang untuk meminta maaf kepadaku dengan membawa hadiah berharga. Kalau suasana hatiku bagus, mungkin aku mau menyembuhkan Coby," kata Tirta.Begitu Tirta melontarkan ucapannya, tiba-tiba Prita tertawa. Devika tidak bisa berkata-kata. Amarahnya memuncak setelah melihat tindakan Tirta.Devika berujar, "Kamu sudah membuat cucu Pak Bahera menjadi idiot, tapi kamu malah ingin Pak Bahera meminta maaf padamu? Sudahlah ... kalau kamu bisa menyembuhkannya, terserah kamu mau lakukan apa. Jangan salahkan aku nggak memperingatkanmu kalau kamu diberi pelajaran."Namun, Devika tidak melupakan niat awalnya. Dia menarik Tirta ke atap gedung secara paksa dan menambahkan, "Ikut aku ke atap gedung. Cepat, aku mau beri tahu kamu masalah penting."Tirta tetap melepaskan Devika dan menggeleng. Dia menimpali, "Ibuku masih berada di dalam kamar, aku nggak bisa ikut kamu. Kita bicara di sini saja. Kalau kamu nggak leluasa, lain kali kita baru bicarakan lagi."Devika tertegun sejenak. Dia hany

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status