Share

Bab 483

Author: Hazel
Bella langsung menarik tangan Tirta dan berkata, "Tirta, ayo kita pergi. Kita cari tempat untuk makan saja. Aku nggak percaya kita nggak bisa temukan tempat untuk makan dan menginap di Kota Barlin sebesar ini."

Tirta tidak menyetujui usul Bella, melainkan langsung menepis tangannya. "Nggak masalah. Makan bersama juga nggak ada buruknya. Aku justru penasaran apa yang mau dilakukan orang ini."

Bella juga tidak berdaya melihat Tirta yang bersikeras ingin melawan Resnu. Dia terpaksa mengikuti Tirta masuk untuk makan bersama Resnu dan yang lainnya.

Di Hotel Lanuta, semua orang mulai duduk satu per satu di dalam ruang VIP. Namun tentu saja, kursi kehormatan tidak diperuntukkan bagi Tirta. Kadir menyambut dengan antusias, "Pak Resnu, silakan duduk di kursi utama."

Dengan senyuman puas, Resnu duduk di kursi utama, sedangkan Kadir dan beberapa bawahannya duduk di sampingnya. Di sisi lain, Bella menarik Tirta untuk duduk di seberang Resnu, di tempat yang paling jauh darinya.

Di dalam ruang makan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus Lanjut
goodnovel comment avatar
aanaqish
apa masalah ini?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1509

    "Tirta, coba kamu bilang, gimana caranya Nabila bisa hamil? Kamu diam-diam tidur bareng dia setiap hari tanpa sepengetahuan kami ya?"Melihat Nabila tidak bisa memberi penjelasan yang masuk akal, Melati langsung maju dan menjewer telinga Tirta sambil menginterogasi.Melati masih ingat jelas ketika Tirta pernah bilang ingin minum susunya. Dia juga ingin Tirta minum sepuas-puasnya dan setiap malam tidur dalam pelukannya.Namun, sampai sekarang dia belum hamil. Kini mendengar Nabila yang usianya lebih muda sudah hamil, tentu saja Melati merasa sangat khawatir."Nggak kok, Kak Melati. Aku nggak terlalu sering tidur sama Kak Nabila, hampir sama kayak kalian. Aku juga nggak nyangka dia bisa hamil," kata Tirta dengan nada tak berdaya."Tirta! Jangan bohong deh! Kalau soal hamil, tentu saja makin sering makin besar kemungkinannya! Kamu pasti diam-diam tidur sama Nabila setiap malam.""Aku nggak mau tahu. Pokoknya dalam satu bulan, kamu juga harus buat aku hamil! Kalau nggak, jangan sentuh aku

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1508

    Yasmin memanyunkan bibirnya, lalu refleks bersembunyi di belakang Bella."Gadis kecil nakal ini memang pantas dihukum. Apa pun berani dia ucapkan sekarang." Namun, Bella tidak memanjakan Yasmin dan menegurnya dengan nada berceramah."Huhuhu .... Kak Nabila ... mereka semua nggak suka sama aku lagi ...." Tidak ada pilihan lain, Yasmin pun mendekat ke sisi Nabila dan mulai mengadu sambil menangis."Mereka nggak suka sama kamu ya? Nggak apa-apa, aku juga nggak suka kok! Siapa suruh kamu ini nggak bisa jaga omongan? Biar kamu kapok!" Nabila menyilangkan tangan dan mencebik."Hmph! Bibi Ayu, aku kangen banget sama Bibi! Lama nggak ketemu, Bibi kangen nggak sama aku nggak?" Karena Nabila juga tidak membelanya, Yasmin pun kesal dan mengentakkan kakinya. Kemudian, dia langsung melompat ke pelukan Ayu sambil bertingkah manja."Kangen dong, tentu saja kangen. Tapi, sekarang Bibi mau bicara sebentar sama gurumu dan Bu Bella. Kamu tunggu di sana sebentar ya. Nanti Bibi nyusul kamu."Ayu tersenyum,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1507

    Saat di perjalanan, Tirta sudah lebih dulu menggunakan ponsel Nabila untuk memberi tahu Ayu dan Bella bahwa mereka akan ikut pulang bersamanya.Saat ini, vila itu terang benderang, dengan sosok-sosok wanita cantik yang sibuk dengan pekerjaan masing-masing.Ada yang sedang menyiapkan makanan, ada pula yang membersihkan vila, semuanya tampak harmonis.Pemandangan seperti ini adalah sesuatu yang Tirta impikan selama ini. Kini, akhirnya mimpi itu menjadi kenyataan, bahkan dia berhasil membawa Bella kembali.Ditambah lagi, kini Nabila sedang mengandung. Bisa dibilang, kebahagiaan datang bertubi-tubi."Bi Ayu! Bi Elisa! Kak Melati! Kak Irene! Susanti! Kak Farida! Kak Arum! Bu Naura! Aiko! Kak Nia! Kak Agatha!"Seketika, gelombang emosi yang tak tertahankan menyeruak di dada Tirta. Dia pun berteriak ke dalam vila, "Ayo keluar! Pacar kalian sudah pulang!"Teriakan Tirta ini disertai aliran energi spiritualnya sehingga suaranya sangat lantang. Terutama kalimat terakhirnya, sepertinya bisa terde

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1506

    Hal itu sudah tertunda cukup lama. Tirta berpikir, akhir-akhir ini sebaiknya lebih sering menemani Susanti, Agatha, dan Irene.Dia juga berencana mencari kesempatan untuk membawa Ayu, Elisa, dan Bella pergi bersama sekali."Tirta ... kita sudah sampai mana ya? Tadi aku merasa sulit sekali bernapas, seperti ada yang menutupi mulut dan hidungku dengan handuk."Begitu memasuki formasi besar dan sampai di alun-alun Desa Persik, Nabila yang baru sadar langsung menarik napas dalam-dalam.Gumaman itu memotong lamunan Tirta."Aku juga, tiba-tiba merasa sesak napas, dada terasa sangat berat ...." Tak lama kemudian, Bella juga membuka matanya, terbangun, dan perlahan menyesuaikan napasnya."Kak Nabila, Bella, mungkin karena jendela mobil tertutup terlalu lama, jadi udara di dalam mobil jadi tipis, makanya kalian merasa sesak napas. Tapi, kita hampir sampai rumah.""Kalau kalian masih merasa nggak enak badan, nanti setelah bertemu bibiku dan yang lain, langsung mandi dan istirahat saja." Tirta se

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1505

    Yasmin tidak memahami ucapan Tirta. Dia melihat sekilas stoples madu di tangannya, lalu memandang Tirta dan bertanya dengan ekspresi bingung, "Kenapa harus menunggu sampai ada kesempatan? Kakak Guru, bukannya sekarang aku bisa mencicipinya sampai puas?"Tirta berkata, "Ini ... Yasmin, karena kamu sudah bertanya, aku harus menjelaskan padamu alasan kamu nggak boleh mencicipinya sampai puas sekarang dan harus menunggu sampai ada kesempatan. Alasannya karena madu bukan makanan pokok meski sangat manis.""Madu cuma bahan pelengkap dan harus dikombinasikan dengan bahan makanan berkualitas tinggi. Setelah dioleskan sampai rata, kamu baru bisa menikmati madu sepuasnya!" lanjut Tirta.Penjelasan Tirta terkesan ambigu. Bagaimanapun, Nabila dan Bella berada di dalam mobil. Jadi, dia tidak mengungkapkannya dengan jelas.Yasmin yang tidak terlalu paham bertanya lagi saking penasarannya, "Kakak Guru, jadi apa itu bahan makanan berkualitas tinggi?""Hehe, bahan makanan berkualitas tinggi itu ...," u

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1504

    Hati Laras juga tergerak. Namun, dia terbiasa melontarkan ucapan yang bertentangan dengan hati nuraninya. Laras mempunyai kebiasaan buruk yang aneh.Tirta mengangkat bahu dan menanggapi seraya tersenyum, "Nggak masalah kalau kamu nggak mau cari aku. Lagi pula, aku punya banyak kekasih. Kamu cukup jadi temani aku tidur saja."Kemudian, Tirta menepuk bokong Laras begitu teringat sikap Laras sebelumnya. Setelah itu, dia mengayunkan tangannya sembari berkata kepada Tina dan Kimmy, "Tina, Kimmy, ayo kita pergi. Aku bawa kalian pulang untuk lihat vilaku yang besar.""Oke, Pak Tirta! Aku juga bisa temani kamu tidur!" seru Tina dengan gembira. Dia mengikuti Tirta, sedangkan Kimmy berjalan di belakangnya."Dasar bajingan mesum! Aku bilang nggak mau cari kamu, apa kamu nggak bisa cari aku? Kamu malah pukul aku .... Huh, aku benci kamu!" keluh Laras.Laras melihat Tirta sama sekali tidak memedulikannya. Dia merasa sangat sedih. Laras memegang bokongnya yang dipukul Tirta dan mengikuti mereka sera

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1503

    Tirta juga senang melihat situasi ini. Dia bercanda dengan Nabila, "Eh ... Kak Nabila, kenapa hari ini kamu gampang sekali dibujuk? Apa kamu kerasukan makhluk halus?""Terserah kamu mau bilang apa! Aku nggak mau memedulikanmu lagi!" bentak Nabila. Dia memutar bola matanya pada Tirta, lalu maju untuk merangkul lengan Bella dan berjalan ke tangga bersamanya.Bahkan, Nabila juga menjelek-jelekkan Tirta di depan Bella secara terang-terangan, "Kak Bella, aku beri tahu kamu, Tirta itu pria yang super berengsek! Dia menggoda banyak wanita dengan mengandalkan pesonanya yang nggak terlalu menarik itu.""Dulu aku terlalu muda makanya bisa terpesona pada Tirta dan berhasil ditaklukkannya. Kalau beri aku kesempatan untuk mengulang kembali, aku pasti nggak akan menerimanya! Ke depannya kamu harus mewaspadai Tirta! Jangan sampai dia mencari wanita lain lagi tanpa sepengetahuanmu!" lanjut Nabila.Mengingat sebelumnya Tirta menggodanya, Bella juga sengaja memprovokasi Tirta dengan suara keras, "Iya. N

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1502

    Seketika Nabila merasa tidak nyaman. Dia berpura-pura sinis saat berbicara. Pada saat yang sama, Nabila juga kagum dengan kecantikan dan karisma Bella yang berdiri di samping Tirta.Nabila diam-diam mendengus. Pantas saja Bella bisa membuat Tirta tergila-gila padanya. Ternyata dia memang menawan.Nabila memang bermaksud menunjukkan kehebatannya di depan Bella ketika melontarkan ucapan itu. Siapa sangka, Tirta malah mengungkap kebenarannya, "Ha? Tiga jam masih belum cukup? Kak Nabila, biasanya kamu sudah meminta ampun sambil menangis dalam waktu 3 menit."Tirta menambahkan, "Kalau kondisimu lebih bagus, paling-paling kamu cuma bisa bertahan 5 menit."Awalnya, Bella yang merasakan Nabila memusuhinya tidak terlalu menyukai Nabila. Namun, Bella tertawa sembari menutup mulutnya begitu mendengar ucapan Tirta.Nabila sangat malu. Wajahnya merah padam saat menggerutu, "Eh ... Tirta sialan, kamu memang berengsek! Aku nggak meminta ampun dalam waktu 3 menit! Aku juga bisa tahan 3 hari! Kalau ka

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1501

    "Kami terlalu lama di dalam? Kalian mendengar sampai-sampai tertidur? Astaga! Laras, Tina, Kimmy, sebelumnya ... kalian nggak begini! Kenapa kalian menjadi nakal setelah tinggal di dunia fana untuk beberapa waktu?" omel Bella.Wajah Bella merah padam, dia merasa sangat malu. Selesai bicara, dia langsung bersembunyi di belakang Tirta. Bella tidak berani menghadapi Tina dan lainnya.Bagaimanapun, suara Bella yang terdengar selama beberapa jam sangat memalukan. Bella sendiri tahu hal itu.Melihat respons Bella, Tina dan Laras juga merasa bersalah. Mereka tidak berani bersuara. Kimmy yang lebih dewasa segera mencari alasan untuk meredakan kecanggungan Bella, "Bu Bella, kamu nggak usah malu. Sebenarnya kami nggak dengar apa pun."Kimmy menambahkan, "Peredam suara ruang privat ini sangat bagus. Kami berjaga di depan pintu karena takut ada yang lewat dan menerobos masuk. Kami nggak ingin orang lain mengganggu kamu dan Pak Tirta."Sementara itu, Tirta yang tertarik memeluk Bella dan mencium ke

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status