Share

Bab 588

Penulis: Hazel
Meskipun belum benar-benar berhubungan badan dengan Tirta, Susanti bisa menebak apa yang akan mereka lakukan.

Selesai berbicara, Susanti langsung menarik Tirta meninggalkan ruang privat. Dia juga tidak tahu apa yang ada di pikirannya. Pokoknya, dia tidak ingin Tirta tidur dengan Agatha.

Namun, di hadapan Agatha, Susanti tidak akan mengakui dirinya menyukai Tirta. Agatha pasti akan meremehkannya jika tahu.

"Bu Susanti, kamu menyukai Tirta ya? Kalau nggak, ngapain kamu ikut campur dia tidur di mana?" tanya Agatha sambil mengernyit. Dia tidak berniat untuk mengalah, jadi menarik tangan Tirta yang satu lagi untuk berebutan.

"Aku nggak suka dia, tapi ...." Susanti segera mencari alasan untuk diri sendiri. "Tapi, dia baru pulang dari luar kota. Aku rasa dia seharusnya pulang dan menemani keluarganya. Lagian, Pak Saad sudah mengutus orang melindungimu. Keselamatanmu sudah terjamin."

Agatha mengernyit sambil berkata, "Dia nggak bakal lama di rumahku kok. Sebelum langit gelap, aku pasti sudah m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus ceritanya lanjut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2107

    "Nggak bisa," tolak Tirta sembari menggeleng. Jarang-jarang ekspresinya begitu serius seperti sekarang ini.Tirta melanjutkan, "Kultivasi kalian memang meningkat sangat cepat, tapi kalian nggak berpengalaman dalam bertarung. Kalian jarang punya kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kalian. Jadi, aku harus menguji kalian."Melihat Tirta begitu serius, Nabila terpaksa menyetujui seraya mengangguk, "Oke."Melati maju dan bertanya, "Tirta, bagaimana caranya kamu menguji kemampuan kami? Apa kamu mau menguji seberapa lama daya tahan kita?"Ekspresi Melati tampak tidak sabar. Sepertinya jika Tirta mengiakan, dia bisa langsung melepaskan pakaiannya di tempat.Tirta yang malu berdeham, lalu menjawab, "Kak Melati, serius sedikit. Ujian yang kumaksud itu aku akan menggunakan teknik untuk menekan kekuatanku menjadi satu tingkat lebih rendah dari kalian, lalu kita bertarung. Asalkan bisa mengalahkanku, kalian baru lulus ujian."Mendengar perkataan Tirta, mata Nabila berbinar-binar. Dia berancang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2106

    Heidi melihat paras Ayu sama persis dengan Elisa, jadi dia sangat menyukai Ayu. Heidi mengangguk dan membalas, "Um, halo."Tirta berpesan dengan ekspresi serius, "Sekarang kalian semua sudah saling kenal. Ke depannya kalian harus hidup akur. Jangan sampai berselisih."Nabila, Susanti, Agatha, Aiko, Irene, dan Naura menyahut, "Oke."Ayu, Elisa, Melati, dan Farida juga menyahut, "Oke, Tirta. Kamu tenang saja.""Oke, Sayang," sahut Althea.Heidi tidak bicara, tetapi dia terkejut melihat semua wanita ini sangat akur. Heidi berpikir apa Tirta memperdaya mereka?Tirta tidak tahu pemikiran Heidi. Biarpun tahu, dia juga tidak keberatan. Tirta tidak melihat Yasmin, Tina, Laras, dan Kimmy. Jadi, dia bertanya kepada Ayu.Ayu menjelaskan, "Belakangan ini, Yasmin membawa mereka untuk berlatih formasi pedang di belakang gunung. Kira-kira satu jam lagi mereka pulang.""Ternyata begitu. Kalau begitu, kita nggak usah tunggu mereka lagi. Kita kembali ke vila dulu," timpal Tirta.Tirta menebak mereka pas

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2105

    Nabila mengentakkan kakinya dan memprotes, "Cih, dasar nggak tahu malu! Kami semua nggak menikah denganmu! Siapa istrimu?"Agatha menimpali dengan ekspresi kesal, "Benar! Kamu mau kami puaskan kamu? Kamu puaskan diri sendiri saja! Lagi pula, kamu tetap bisa hidup tanpa kami!"Kemudian, Susanti berpikir sejenak sebelum memelototi Tirta dan menegaskan, "Saudariku sekalian, kita nggak usah pedulikan dia! Malam ini, siapa pun nggak boleh tidur dengannya!"Sudah jelas mereka tidak terima melihat Tirta membawa pulang dua wanita cantik lagi. Para wanita ini cemburu.Melihat reaksi para wanita, Althea tidak bisa menahan tawanya. Dia berkomentar, "Sayang, sepertinya kamu nggak bisa meredam amarah mereka lagi karena terlalu genit."Tirta sama sekali tidak merasa canggung. Dia malah sangat percaya diri. Tirta tertawa, lalu menimpali, "Kak, omongan mereka memang terdengar tegas. Tapi, mereka pasti nggak tahan dan rebutan tidur denganku waktu malam."Tirta menambahkan, "Kalau kamu nggak percaya, li

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2104

    Apa mungkin orang seperti Tirta bisa mendapatkan peluang seperti ini? Namun, Luvia tidak terlihat seperti bercanda. Heidi memandang Tirta dengan tatapan bimbang.Tirta tertawa, lalu bertanya, "Kakakku sayang, sekarang kamu takut ya?"Heidi yang keras kepala menyahut, "Mana mungkin aku takut? Paling-paling kamu langsung bunuh aku saja.""Hentikan! Kamu masih berani bersikap nggak sopan pada Tirta?" tegur Luvia. Seketika energi tingkat inti emas membuat langit berubah warna.Tirta melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan Luvia dan lainnya pergi sambil berujar, "Hais ... Kak, dia ini termasuk keluargaku. Nggak usah terlalu tegas kepadanya. Kalian lanjut beraktivitas saja.""Oke, Dik. Kalau begitu, kami pamitan dulu," sahut Luvia.Setelah sosok Luvia dan lainnya menghilang dari pandangan mereka, Tirta baru lanjut berjalan ke vila. Di tengah perjalanan, dia berucap kepada Heidi, "Maaf, Kak. Aku yang salah karena nggak memperkenalkan identitasmu sejak awal. Makanya terjadi salah paham. Kuh

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2103

    Delapan tetua yang dipimpin Luvia termasuk Sanika dan Zahra memberi hormat kepada Tirta. Luvia berkata, "Salam, Dik. Murid lain masih berkultivasi, jadi mereka nggak bisa menyambutmu. Aku harap kamu bisa memakluminya."Sembilan wanita ini memang memakai penutup wajah, tetapi aura dan bodi mereka sangat menawan. Selain itu, tingkat kultivasi mereka sangat tinggi. Bisa dibilang kekuatan mereka sangat misterius."Entah dari mana Tirta menculik begitu banyak wanita," gumam Elisa. Dia memandang Tirta dengan tatapan curiga.Elisa baru mencapai tingkat pembentukan fondasi tahap keenam. Dia bisa samar-samar merasakan kehebatan Luvia dan lainnya. Energi spiritual mereka sangat melimpah.Althea tahu identitas sembilan wanita ini, jadi dia tidak curiga. Sementara itu, tingkat kultivasi Heidi rendah. Tentu saja, dia tidak bisa memperkirakan tingkat kultivasi Luvia dan lainnya.Hanya saja, Heidi sangat menyayangkan Luvia dan lainnya mengikuti Tirta. Dia berkomentar, "Lagi-lagi ada sembilan wanita c

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 2102

    Orion berucap seraya tersenyum, "Oke. Kalau Tirta baik-baik saja, kita sudah bisa menjual air spiritual dan jimat dengan tenang. Kita usahakan buat air spiritual dan jimat terkenal di seluruh dunia dalam dua hari ini."Shazana tertawa dan menanggapi, "Kamu cuma kepikiran mau jual air spiritual dan jimat. Kita istirahat dua hari dulu. Bukannya lebih baik kalau kita siapkan acara sambutan untuk putra kita?"Orion membalas dengan penuh semangat, "Eh ... Sayang, omonganmu nggak benar. Dua barang ini ditinggalkan Tirta dan juga sangat bernilai. Kalau aku membuat kedua barang ini terkenal sampai orang Negara Darsia bangga, bukannya ini hadiah paling bagus untuk menyambut kepulangan Tirta?"Shazana menimpali sembari tersenyum, "Terserah kamu. Lagi pula, produksi air spiritual dan jimat beberapa waktu ini sudah cukup banyak. Aku, Prita, dan Bella siapkan sama-sama saja."....Sementara itu, di vila Nagamas. Saba dan Yahsva sudah ditelepon Bella. Mereka mengikuti permintaan Tirta untuk mengerah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status