Share

Bab 19

Bab 19

"Kenapa murung begitu mukanya?" Ibrahim menyambut kedatangan Arumi dengan pertanyaan.

"Arumi datang bulan, Mas ...." Arumi terduduk sedih di tepi ranjang.

"Oh, ya sudah, saya shalat dulu kalau begitu." Ibrahim menyahut datar, seolah sama sekali tak peduli dengan kesedihan Arumi.

Arumi menghembuskan nafasnya, memandang suami yang tengah menghamba pada Rabbnya. "Harusnya aku berada di belakang Mas Ibra untuk shalat shubuh berjamaah, tapi justru tamu tak diundang ini datang.

Ya Allah ... harusnya aku nggak boleh begini, biar bagaimana pun ini adalah kodratku sebagai seorang wanita.

Hanya saja sangat disayangkan, kenapa dia harus datang di saat perjuanganku untuk menaklukkan hati Mas Ibra baru saja dimulai, sementara selama ini kunanti-nantikan ia tak kunjung datang.

Semoga saja tubuh ini bisa diajak kompromi, supaya nggak ngerepotin Mas Ibra." Arumi bergumam dalam hati, kemudian berjalan mengambil pembalut dan bertolak kembali ke kamar mandi.

Sementara di sisi lain, Ibrahim yang b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status