Dosen Dingin itu Suamiku

Dosen Dingin itu Suamiku

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-12-16
Oleh:  Pena_ZahraOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
13 Peringkat. 13 Ulasan-ulasan
39Bab
15.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Akibat penyakit kista yang diderita oleh Arumi Hayfa Hasan, dokter menganjurkan agar ia segera menikah dan hamil. Namun ia tak memiliki bayangan, siapa lelaki yang akan menjadi pendamping hidupnya? Bukan ia tak cantik dan menaeik sehingga sulit mendapatkan jodoh. Namun selama ini orang tuanya cukup pemilih dalam menentukan siapa lelaki yang pantas bersanding dengannya. Arumi pun memutuskan untuk memberikan wewenang penuh terhadap kedua orang tuanya dalam urusan jodoh. Namun sebuah kejutan terjadi di hari pernikahannya. Nama lelaki yang mengucap ijab qabul berbeda dengan nama yang tertera di dalam undangan yang tersebar. Apa yang terjadi? Siapakah lelaki yang mendadak menikahi Arumi? Lalu bagaimana kisah rumah tangga mereka? Simak kisahnya di dalam novel "Dosen Dingin itu Suamiku"

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

Bab 1

"Saudara Ibrahim Moalvic bin Ishak, Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, putriku Arumi Hayfa Hasan binti Hasan, dengan Mas kawin seperangkat alat shalat dan uang tunai sebesar 10 juta dibayar tunai.”

"Saya terima nikah dan kawinnya Arumi Hayfa Hasan binti Hasan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai."

"Bagaimana saksi, Sah?"

"Sah!"

"Sah!"

"Sah!"

"Alhamdulillahirabbil 'alamiin."

Harapan-harapan baik dipanjatkan di waktu paling mustajabnya doa. Semua hadirin mengikuti serangkaian acara dengan khidmat, namun lain halnya dengan Arumi–sang mempelai wanita, dari balik korden ruang tamu rumahnya, gadis yang tengah mengukuti prosesi sakral dalam hidupnya itu dibuat syok, saat mendengar nama yang disebut penghulu berbeda dengan nama yang tertera di dalam undangan yang tersebar.

"Ya Allah ... barusan penghulu menyebut nama Ibrahim Moelvic, sementara di dalam undangan yang telah disebar, nama yang tertera adalah Yusuf Rahman. Abah juga selalu menyebutnya dengan sebutan Mas Yusuf, tak pernah sekalipun Abah memanggilnya dengan sebutan Ibrahim.

Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa nama suamiku tiba-tiba berubah saat ijab qobul? Apa ini ada hubungannya dengan keterlambatan kedatangannya tadi?

Ya Allah ... kalau memang Yusuf dan Ibrahim adalah dua orang yang berbeda, maka aku harus bagaimana? Walau tak mengenal Yusuf, setidaknya aku sempat mendengar secara langsung kebersediaannya untuk menikahiku saat kami diepertemukan beberapa hari lalu dengan tujuan ta'aruf.

Tapi bagaimana dengan Ibrahim? Mengapa ia tiba-tiba menikahiku, dan apa alasannya? Bahkan aku tidak tahu apakah ia bersedia atau justru malah sebaliknya?" Jutaan tanya tiba-tiba bersarang di benak Arumi. Ia sampai melewatkan masa-masa sakralnya untuk berdoa.

"Ibrahim Moalvic, namanya seperti tidak asing terdengar di telinga, tapi di mana aku pernah mendengarnya?" batin Arumi semakin dibuat sibuk oleh teka-teki yang tiba-tiba memenuhi pikirannya.

Hingga tiba-tiba, tangan sang ummi yang menyentuh lengannya menyadarkannya dari lamunan.

"Nduk ...."

"Astaghfirullah, Ummi ...." Arumi terlonjak kaget.

"Kok malah melamun, Nduk? Ayo berdiri, sambut suamimu! Sholawat Ya Nabi sudah dibacakan lho!" ucap sang Ummi menyadarkan Arumi.

Arumi menghela nafasnya panjang, ingin rasanya ia bertanya pada umminya, tentang nama Ibrahim yang tiba-tiba mengucap kalimat qabul atas ijab pernikahannya, namun situasi yang riuh membuatnya kesulitan memulai pembicaraan. Ia pun hanya bisa pasrah, toh pernikahan juga sudah dilangsungkan.

Arumi berdiri, diapit oleh Ummi dan beberapa bude dari pihak abahnya, dengan gaun putih berhias payet dan jilbab senada yang menambah kesan anggun dirinya. Roncean bunga melati turut mempercantik kepalanya. Sementara riasan flawless di wajahnya menyempurnakan innerbeauty-nya.

Layaknya pengantin baru pada umumnya, Arumi pun merasakan nervous, jantungnya berdebar kencang, tangan dan kakinya terasa dingin, kondisi diperparah dengan berbagai pertanyaan yang belum dapat ia pecahkan.

Pandangannya lurus ke depan, mengarah ke arah korden, bersiap menyambut kejutan yang berada di balik sana. Benaknya bertanya-tanya, mira-kira sosok siapakah yang akan muncul dari balik korden itu? Apakah sosok yang sama dengan seseorang bernama Yusuf yang sempat ia temui beberapa waktu lalu, atau justru sosok lain di balik nama Ibrahim?

Jantungnya semakin berdebar tatkala kain korden mulai disibak oleh Abahnya, menampilkan sosok lelaki dewasa yang jauh berbeda dengan lelaki bernama Yusuf yang sempat ia temui sebelumnya.

Lelaki itu memandang Arumi dengan pandangan yang tak bisa diartikan olehnya. Auranya terasa dingin, tidak ada senyuman yang menandakan kebahagiaan atas sebuah pernikahan, tak ada pula aura kedamaian yang menyiratkan sebuah kelegaan. Bahkan yang Arumi lihat dari sorot matanya adalah aura kesedihan.

Sementara memory Arumi berusaha memutar cepat, mencoba mengingat wajah lelaki di hadapannya yang tidak asing di matanya, bahkan wajah lelaki bernama Ibrahim itu lebih familiar dibanding wajah Yusuf yang notabenenya sudah pernah ia temui.

Detik berikutnya ia berhasil mengingat, "Astaghfirullah, Ibrahim Moalvic, itu kan nama lengkapnya Pak Ibra, dosen tercuek sekampus Al-Azhar? Demi apa Ya Tuhan ... benarkah dia yang menikahiku? Tapi kenapa bisa tiba-tiba Pak Ibra? Kemana Yusuf, kenapa dia tidak hadir?" Arumi terus sibuk dengan pikirannya sendiri, hingga tanpa ia sadari, suaminya sudah berada tepat di hadapannya.

Aminah–ummi Arumi segera menyenggol lengan putrinya, "Nduk ... ayo cium tangan suamimu!" bisiknya mengingatkan putri semata wayangnya.

"Tapi, Mi ... dia—,"

"Nanti Ummi akan jelaskan! Sekarang cepat cium tangannya, dia suami kamu," titah sang Ummi, semakin menimbulkan tanya di benak Arumi. Namun tak urung ia tetap menurut, diraihnya tangan suami di hadapannya, kemudian menciumnya sebagai tanda takdzimya.

Setelah sesi pertemuan pengantin, kedua mempelai diantarkan ke kamarnya, diberi waktu sejnak untuk saling bertemu, sebelum keduanya disbukkan oleh para tamu. Sementara keluarga yang lain saling sibuk beramah-tamah.

Mulanya Ibrahim menolak, dan lebih memilih untuk menemui para tamu dari kalangan keluarga dan kerabat, namun kedua belah pihak keluarga memaksa, membuatnya tak dapat lagi menolak.

"Silakan, Pak!" Arumi mempersilakan suaminya untuk masuk dengan segan, lalu segera menutup pintu kembali.

"Saya suamimu, bukan bapakmu!" protes Ibra terlihat tak suka.

"Mohon maaf sebelumnya, saya hanya bingung hendak memanggil Anda dengan sebutan apa? Karena kami terbiasa menyebut dosen lelaki di kampus dengan sebutan Pak." Arumi menjawab sungkan.

"Ini di kamar, bukan di kampus."

"Maaf ...." Arumi tertunduk.

"Jadi kamu mengenal saya?" tanya Ibra sembari menatap Arumi penuh tanya.

"Benar, Pak, Bapak salah satu dosen di Universitas Al Azhar, kan?" sahut Arumi.

"Ya, sebenarnya saya yakin kamu pasti mengenali saya. Karena saya memang se-famous itu di kampus." Ibrahim menyahut datar, namun berhasil membuat Arumi membolakan kedua mata, tak menyangka lelaki di hadapannya memiliki tingkat percaya diri di atas rata-rata.

"Jumlah pengajar di kampus tidak banyak, jadi wajar kalau hampir seluruh mahasiswa mengenali satu persatu dosen di sana. Yang menakjubkan itu jika seorang dosen bisa mengenali seluruh mahasiswanya yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan. Sekarang saya tanya, apa Bapak mengenali saya?" Arumi membalikkan pertanyaan suaminya. Dalam hati ia sangat yakin, bahwa dosen muda yang dikenal sebagai duta pria tercuek itu tak mungkin mengenalinya.

Ibra memandang wanita yang baru dinikahinya dalam beberapa saat, sebelum akhirnya menjawab dengan kalimat sepanjang jalan kenangan

"Arumi Hayfa Hasan, Mahasiswi semester 5 program study Ilmu Tafsir Al Qur'an jalur beasiswa hafizdah 30 juz. Wakil Ketua di HMI, Juara Utama Lomba debat tingkat Nasional perwakilan Al Azhar tahun lalu. Juara ke-tiga Musabaqah Hifdzil Qur'an tingkat provinsi perwakilan Al Azhar tahun ini. Juara ke-dua pidato tiga bahasa perwakilan Al Azhar di tingkat kecamatan." Lelaki yang baru sah menjadi suami Arumi itu menyebutkan nama lengkap istrinya beserta segala prestasinya secara mendetail, seketika membuat Arumi tercengang.

"Apa sekarang kamu sudah mengakui bahwa saya mengagumkan?" tanya Ibra sembari tersenyum bangga.

"Maafkan saya karena sudah lancang, Pak, tapi bagaimana mungkin Bapak bisa mengenali saya sedetail itu?" tanya Arumi sembari tertunduk.

"Namamu sering disebut-sebut di ruang dosen." Ibrahim menjawab singkat.

"Oh, begitu ya, Pak? Apakah Bapak salah satu dari mereka yang sering menyebut-nyebut nama saya?" tanya Arumi penasaran.

"Saya baru menyebut namamu untuk pertama kalinya saat ijab qabul, dan kedua kalinya saat menjawab pertanyaanmu. Nggak usah kege-eran!" sahut manusia bermuka tembok itu tanpa memandang lawan bicaranya.

Arumi menelan ludah. "Maaf, Pak ...."

"Jangan memanggil saya Pak ketika di luar kampus, saya tidak setua itu!" sahut Ibra sembari membuka kopyahnya, menampilkan rambut klemis khas gaya maskulinnya.

"Lalu saya harus memanggil apa?" tanya Arumi.

"Panggil saja Ibrahim, tidak usah pakai embel-embel," sahut Ibra datar.

"Tapi rasanya kurang sopan jika hanya memanggil dengan nama," balas Arumi menolak memanggil suaminya dengan sebutan nama.

"Kalau begitu terserah kamu, asal jangan Pak, Om, atau panggilan-panggilan yang mengindikasikan kondisi tua, karena saya baru kepala tiga dan masih single," sahut Ibra mengalir begitu saja. Sebuah hal yang langka saat ia menjawab pertanyaan dengan lebih dari sepuluh kosa kata.

"Maaf, sekarang tidak single lagi, Pak ... ehm .. maksudnya, Mas?" sahut Arumi ragu.

"Ya ... maksudnya sebelum ini." Ibra terlihat canggung, namun tidak menunjukkan sikap memprotes atas panggilan barunya.

"Boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Arumi melebarkan tema pembahasan mereka.

"Silakan." Ibra menjawab singkat.

Arumi mengangguk, "Saya ingin tahu, kenapa Mas Ibra yang akhirnya menikahi saya? Padahal yang meminang saya adalah Yusuf. Lalu siapa Mas Ibra dalam kehidupan Yusuf?" akhirnya pertanyaan yang sejak tadi berputar-putar di kepala Arumi terungkap juga, dan ia berharap suaminya dapat memberinya penjelasan.

Ibra menarik nafas panjang sebelum menjawab, "Yusuf adalah adik saya. Dia baru saja mengalami kecelakaan dan kondisinya sedang kritis. Akhirnya keluarga meminta saya untuk menggantikan posisinya demi menjaga nama baik keluarga. Alasan itulah yang mendasari keberadaan saya di sini saat ini." Ibrahim berkata sembari tertunduk, mengingat kembali nasib naas yang menimpa adiknya, cukup membuatnya bersedih.

"Innalillah wa inna ilaihi roji'uun ... Saya benar-benar baru mengetahui kabar ini. Kenapa tidak ada yang mengabarkannya pada saya?" tanya Arumi mengalir begitu saja.

Ibrahim menoleh, kemudian memandang istrinya lekat, "Memangnya kenapa? Kalau kamu tahu kebenarannya apakah kamu akan membatalkan perniikahan? Kamu menyesal karena pada akhirnya saya yang menikahimu dan bukan Yusuf?" tanya Ibra seketika membuat Arumi gelagapan.

"Bu ... bukan begitu maksud Arumi, Mas, Arumi hanya—,"

"Sudahlah, kamu tidak perlu repot-repot menjelaskan, saya tidak membutuhkan penjelasan kamu, sebab semua ini hanya sementara." Ibra sengaja memotong ucapan Arumi.

"Maksud Mas Ibra apa?"

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

default avatar
Bungsu Idiatil
first time baca buku ini, awalnya penasaran aja sih, eh ternyata bagus juga,
2024-11-14 18:12:48
0
user avatar
suciidmyntiii
novel ini bguss ngk ngebosenin bhkn aku baca smpai brulng" kali...tpi aku harap secepatnya bisa di up seasone 2nya..smoga endingnya arumi&ibra bisa punya keturunan Aamiin itu sih harapan sya sma novel kk yng satu ini hehe
2024-01-25 16:32:22
1
user avatar
Muhammad Daeng jamal
yha thor kok dah tamat aja sihh..emng ngk ada seasone 2nya...ada ii donk smoga ending nya arumi sma mas ibra bisa punya keturuanan...lnjutt seasone 2 thorr smgatt.........
2023-12-25 00:49:35
1
default avatar
Mas Anung
Cerita novel yang menyajikan cinta luar biasa.. beratnya diawal pernikahan.. berakhir manis..
2023-12-21 08:10:09
3
user avatar
Nani Anindya
yaah kok udah tamat aja sih thor, lagi semangat2nya baca padahal, eh ternyata dah tamat hehhehe
2023-12-16 22:40:56
2
user avatar
Kismi Yati
Ceritanya menarik dikemas secara islami, bikin baper dan ketagihan. Mudah2an bab yg ditunggu segera up....
2023-12-06 22:30:34
1
user avatar
Nani Anindya
jangan lama-lama update nya ya thor, nanti di tinggalin sama pembacanya. 2 bab sehari, cukup bagus thor.
2023-12-05 09:53:29
2
user avatar
Dahlia Ekraf
ketar ketir di buat cerita nya
2023-12-04 21:14:03
1
user avatar
yusnawati yusna
bagus ceritanya
2023-12-01 23:25:34
2
user avatar
Winda Wijaksmi
bagus sekali saya tunggu kelanjutannya
2023-11-20 18:38:24
1
user avatar
Larene Potro Jampeng
ceritanya bagus sakali aku suka
2023-11-12 22:03:57
1
user avatar
Fitri Yani
darii yg kaku,sok cuek tapi ujungnya bucin
2023-11-12 16:37:25
1
user avatar
n aisah
wahhhhh senangnya hatiku ketemu Ibra sama arumi disini.... ditunggu kelanjutannya thor
2023-11-09 18:59:38
2
39 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status