Happy Reading Semuanya!Sebagai suami yang baik tentu saja Zaidan harus membantu istri cantiknya dalam membuat makanan, apalagi waktu jam makan malam sebentar lagi. Sesuai dengan proporsi jadwal makan Zaidan, ini harus berlangsung dengan cepat. Lebih baik ia membantu ketimbang hanya diam memperhatikan Eva yang sibuk sendiri.“Mas, mau tanya sama kamu.”“Tanya apa?” bingung Eva sembari menggoreng ayam yang sudah dibumbui beberapa jam yang lalu.Zaidan yang sedang memotong bawang merah dengan cepat menghampiri sang istri, “Saat Mas jemput kamu, kenapa kamu lama? Mas baru sadar kalau sudah menunggu kamu selama hampir 25 menit, dari urusan Mas yang belum selesai sampai urusan itu selesai. Apakah kamu diganggu sama murid disana?” Zaidan memasang wajah curiga pada Eva yang kini terkikik geli.Suaminya sangat lucu saat ini, apakah Zaidan cemburu hanya karena anak sekolah? Lelaki itu kekanak-kanakan sekali tapi sangat lucu. Zaidan yang tidak mendapatkan jawaban dari Eva memandang istrinya da
Happy Reading Semuanya!Sepertinya kali ini rencananya untuk merebut Zaidan dari sang adik akan berlangsung dengan amat sangat lancar tanpa ada kendala apapun, tidak seperti sebelumnya. Itu semua berkat ide cemerlangnya untuk menjatuhkan adiknya sendiri yang sudah bertingkah seperti pelakor.Ibu dari Zaidan tentu saja pada awalnya tidak mempunyai rasa kebencian pada adiknya, tapi berkat Livy. Sekarang menyimpan kebencian yang besar untuk adiknya, ia jahat? Tentu saja, ia masih tidak rela jika orang yang dicintainya bersama dengan orang lain. Livy menjadi semakin obsesi dan agresive pada Zaidan. Cinta matinya. Tidak boleh ada yang memiliki Zaidan selain dirinya.“Kenapa Eva belum kunjung memiliki anak, ya? Mami sangat yakin jika Zaidan merupakan bibit unggul dan tidak mungkin mengalami masalah dalam kehamilan,” Livy yang sejak tadi mengekor pada ibu dari Zaidan hanya tersenyum, ia bisa dengan sangat mudah mendapatkan perhatian dari wanita paruh baya itu termasuk pemikiran kosongnya."M
Happy Reading Semuanya! “Mas,” Kosong, amat sangat tidak biasa jika ia sekarang terbangun tanpa sisi Zaidan. Eva terbisa dengan perhatian lembut suami tampannya itu. Iris mata Eva memperhatikan ruangan yang sedang ditempatinya saat ini, ia tidak tahu berada dimana dan keberadaan dari suaminya tidak ia ketahui juga. Tapi yang jelas mereka berdua sudah tiba di tempat tujuan, itu perasaan dan tebakan Eva. Jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, pasti merek sudah sibuk menyiapkan untuk bakar-bakar. Villa mewah yang ditempatinya sudah menjadi hal yang tidak baru lagi, keluarga Zaidan bukan keluarga sembrono dan sudah pasti dengan lingkungan mewah. Tangannya mengambil kunciran miliknya dan mengikat rambutnya asal, ia harus menemui keberadaan suami tampannya dan yang lain juga. “Mas Zaidan,”panggil Eva Matanya memperhatikan beberapa orang tampak berbicara serius,ia tidak bisa mendengarnya dengan baik. Tapi Eva bisa melihat jika yang ada disana adalah orang tuanya dan mertuanya. Langkahn
Happy Reading Semuanya! Eva menatap kosong keluarga Zaidan yang tampak sibuk berpesta, lagi-lagi keluarganya tidak dianggap. Benar, orang tuanya malah bersama dengannya setelah kejadian beberapa jam yang lalu dan sedangkan kakaknya tampak menikmati pesta yang dibuat oleh keluarga Zaidan. Iris matanya juga menemukan suaminya hanya memasang wajah kosong dengan gelas wine yang berada di tangannya, sepertinya tuhan memang tidak pernah mengizinkannya untuk berbahagia dengan orang yang dicintainya. Dulu Logan mencampakkannya, dan sekarang Zaidan dengan segala perkaranya. "Eva, Papa mau bicara!" Perempuan itu tampak menoleh dan mengangguk, kepalanya yang terasa nyeri berangsur membaik meskipun saat ini badannya tidak terasa enak. "Kenapa kamu menunda kehamilan? Jelaskan dengan Papa semuanya," pinta sang ayah. "Eva dan mas Zaidan memang sepakat untuk menunda karena takut jadwal Eva yang full sebagai mahasiswa semester akhir menyiapkan skripsi akan berantakan, tapi... pada akhirnya kami
Happy Reading Semuanya! "Eva, apakah kamu enggak mau menjelaskan sesuatu dengan Mas? Kenapa kamu merahasiakan ini semua? Apa sebenarnya mas ini di mata kamu?" Eva hanya memasang wajahnya yang tampak berantakan, perempuan muda itu sama sekali tidak bisa tidur dalam kondisi seperti ini. Apalagi setelah melihat suami tercintanya tampak beradegan mesra bahkan tidak seharusnya dengan kakaknya sendiri seolah ia memang sudah benar-benar mati. Tatapan sendu terlihat sangat jelas disana, "Sebenarnya kita ini bisa bersama terus enggak sih mas? Bisa enggak sih aku minta tolong sama Mas buat meyakinkan aku antara sekarang aku harus berjuang membela semuanya atau menyerah begitu saja karena semua sudah tenggelam dalam kebohongan. Seharusnya itu yang menjadi pertanyaan aku? Sebenarnya aku ini apa di mata Mas? Disaat aku enggak ada... apa mas bersama dengan kak Livy?" tanya Eva dengan suara parau. Zaidan memasang wajah bingung dan tidak mengerti pada istrinya saat ini, "Kamu ini kenapa Eva? Mas
Happy Reading Semuanya! Mobil yang dikendarai oleh Kevin tampak berhenti di rumah berukuran minimalis di depannya, Eva terdiam. Rumah itu tidak asing baginya dan ia sudah sering datang kemari untuk menginap dan mengerjakan tugas, pemilik rumah yang beberapa waktu menghubungi dan meminta maaf padanya. "Ini rumah Ana," "Kamu tahu Ana? Bukannya dia masih sekolah? Sejak kapan dia jadi anak kuliah?" tanya Kevin dengan wajah bingung. Eva tidak menjawab dan hanya mengekor pada lelaki yang kini membawanya masuk kedalam rumah dimana ada gadis tengah melamun. Benar! Itu adalah Ana yang menjadi teman dekatnya. "Ana! Gue titip teman gue dulu disini sementara waktu sampai gue mendapatkan rumah layak huni buat dia, enggak masalah, kan? Lagian lo di rumah sendirian, dia bisa menjadi teman lo." Ana menoleh memperhatikan perempuan yang bersembunyi dibalik punggung kakak laki-lakinya. "Eva?" panggil Ana. Bibir Eva tersenyum dan melambaikan tangannya pada Ana yang kini menghamburkan tubuhnya pada
Happy Reading semuanya! Sepertinya Kevin tidak bisa fokus untuk melakukan pengobatan jika rekannya yang baru ia tinggal selama beberapa minggu sudah membuat masalah sebesar ini dan yang paling tersakiti disini adalah Eva, perempuan yang sudah mengorbankan semua masa mudanya untuk menikah muda dan menjadi istri yang suaminya super duper sibuk. "Lo begitu hebat, dalam jangka waktu beberapa bulan dan dalam jangka tahun yang sama... lo sudah menikah dua kali. Bahkan di keluarga yang sama dengan alasan yang enggak masuk akal di otak gue," sindir Kevin sembari mendudukkan tubuhnya di sofa tidak jauh dari Zaidan duduk menghadap balkon kamar pribadinya. "Lo pasti tahu Eva ada dimana sekarang, kan?" tanya Zaidan Kevin mengangguk, "Gue tahu, tapi gue enggak mau kasih informasi keberadaan Eva ada dimana ke lo. Gue jadi kasihan sama Eva, sudah dituduh melakukan hal yang enggak dia lakukan, dibuang oleh orang tuanya sendiri, lalu sekarang menjadi janda di usia muda dengan lelaki freak sepert
Happy Reading Semuanya! Tatapan Logan hanya terpaku pada Eva yang tengah bersiap menuju bandara, ia tidak menyangka jika perempuan yang masih berada di dalam hatinya memutuskan untuk pergi ke negara yang cukup jauh dan membuatnya kini merasa dicampakkan sama seperti apa yang dilakukan. "Kenapa lo enggak tinggal di kota gue saja? Bandung, bukankah disana tempat yang kamu suka." "Gue mau di Indonesia, tetapi masih banyak luka. Beri waktu biar gue sembuhin luka parah yang ada di hati gue, janji ini hanya sebentar." Eva mengenggam erat tangan lelaki yang ada di hadapannya itu. Logan tampak mengekor pada perempuan yang kini tampak memasukkan barang kedalam bagasi mobil dengan Ana serta Kevin tampak memperhatikan keduanya tanpa bisa mengatakan apapun. Memang ada-ada saja kelakuan kedua orang yang ada dihadapannya itu. "Ayo kita berangkat sekarang!" Iris mata Eva memperhatikan jalanan yang mereka lalui saat ini, bohong jika ia bodoh. Semua papan reklame dan bunga ucapan selamat terpamp