Share

Bab 121

Penulis: Ghea
Arlina menarik napas dalam-dalam.

'Semua akan baik-baik saja. Walaupun mereka punya perusahaan besar, tetap saja mereka manusia, bukan harimau.'

Arlina menggenggam tangan Rexa, lalu turun dari mobil dengan dituntun olehnya. Meskipun masih jauh, Arlina bisa merasakan tatapan semua orang tertuju padanya. Sungguh tertekan.

"Pak Rexa ...." Arlina ingin mengatakan sesuatu.

Rexa malah mengernyit sambil menatapnya. "Di depan keluarga, kamu seharusnya ganti panggilan, 'kan?"

"Ganti?" Arlina menatapnya dengan bingung.

Sudut bibir Rexa terangkat, matanya mengandung senyuman. "Panggil saja Rexa atau ... Sayang?"

'Astaganaga!' Jantung Arlina hampir melompat keluar dari dadanya. Memanggil nama saja dia tidak berani, apalagi ... Sayang?

Membayangkannya saja sudah membuat wajahnya panas seperti terbakar. Dia benar-benar panik dan malu.

Saat berikutnya, terdengar suara langkah kaki mendekat. Arlina langsung terdiam, lalu buru-buru menenangkan diri dan menatap ke arah suara.

Di depan, berdiri seorang n
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Iin Iin
senang ny keluarga Rexa menerima Arlin dgn baik..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 274

    Bam! Sebuah suara keras terdengar. Ucapan Frans terputus, matanya terbelalak tak percaya, lalu tangannya meraba kepalanya. Penuh darah.Tubuhnya goyah dua langkah, lalu jatuh ke lantai.Friska yang bersandar pada dinding menggenggam erat asbak, napasnya tersengal hingga dadanya naik turun dengan hebat. Matanya memerah penuh kebencian seolah-olah ingin membakar segalanya.Tubuh Frans merangkak di lantai, kesadarannya masih ada. Dia melihat Friska berjalan mendekat setapak demi setapak dengan wajah ketakutan.Friska berjongkok di depan Frans, lalu mengayunkan asbak di tangannya tanpa ampun. "Sudah kubilang jangan dilanjutkan! Jangan dilanjutkan lagi!"Darah memuncrat hingga membuat pandangan Friska kabur. Dia teringat kata-kata Rexa. "Mereka sudah melakukan hal keji padamu, tentu mereka harus minta maaf."Air mata keruh bercampur darah menetes jatuh. Friska seperti kehilangan akal. Tangannya terus menghantam, "Minta maaf! Minta maaf padaku!"Wajah Frans berlumuran darah. Darah mengalir d

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 273

    "Jadi, keluargamu merasa kakakmu itu sengaja menggoda kakak iparmu?""Kalau bukan begitu, apa lagi?"Video terputus di situ, tetapi sudah cukup untuk membuat orang menebak-nebak.Tangan Arlina gemetar saat hendak menggulir layar, tetapi ponselnya ditarik oleh Rexa. Dia menatap Arlina dengan sorot mata gelap dan dalam. Suaranya rendah saat berujar, "Jangan lihat. Semua yang dia bilang nggak benar. Komentar orang-orang itu bahkan lebih nggak perlu dibaca.""Maxton ...." Arlina menggertakkan gigi. Pada akhirnya, keluarganya sendiri yang menikamnya dari belakang.Rexa langsung memeluknya, menepuk pelan punggungnya. "Ini pasti ulah Frans. Kita nggak boleh terpancing. Arlin, dokter sudah bilang kamu nggak boleh terlalu emosi sekarang."Ucapan Rexa membuat Arlina sedikit tenang. Bau tubuh yang familier di ujung hidung memberi rasa aman. Tiba-tiba, dia teringat sesuatu. Dia menegakkan badan dan keluar dari pelukan Rexa. "Friska ... gimana dengan Friska?"Semoga dia tidak terguncang.Sorot mata

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 272

    Pemicunya adalah sebuah postingan di forum sekolah.Tiba-tiba, ada seseorang yang mengunggah sebuah foto. Foto itu menampilkan Friska dan Frans di dalam laboratorium.Frans menekan tubuh Friska di atas meja percobaan. Meskipun keduanya masih memakai pakaian lengkap, pose itu cukup untuk memancing pikiran negatif.[ Gila, ini panas banget! ][ Sekarang lagi tren dosen main dengan mahasiswi ya? ][ Cewek ini siapa? Nggak pernah lihat. Wajahnya juga nggak cantik, kacamatanya norak banget. ][ Jangan-jangan ini lagi-lagi skenario dosen yang sudah nikah ya? ][ Pak Frans ini jauh lebih tua dibanding Pak Rexa. Cewek ini pasti lapar banget. ][ Aku kenal cewek ini, salah satu mahasiswi pertukaran. Dia biasanya pendiam dan cuek sama orang. ][ Bukannya cewek ini pintar ya? Kalau nilainya nggak bagus, aku bisa paham maksudnya. ][ Begini saja deh, ada yang lebih baik darinya, tapi akhirnya dia yang dipilih buat pertukaran. ][ Ah, ini jelas ada aturan tak tertulis. Ternyata pakai cara kayak beg

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 271

    "Jazlan yang telepon."Friska perlahan menenangkan emosinya, mendengar Rexa mengangkat telepon."Katakan."Mata Rexa yang menyipit penuh dengan kesuraman. Seluruh sosoknya diselimuti hawa dingin. Semakin banyak yang Friska ceritakan, semakin besar amarah yang dia rasakan.Orang-orang selalu mengira hantu itu menakutkan, padahal yang lebih menakutkan adalah manusia.Entah apa yang dikatakan dari seberang telepon, Arlina menunggu dengan tegang. Setelah beberapa saat, Rexa berkata, "Oke, tolong pantau terus. Semoga ada hasil secepatnya."Rexa menutup telepon."Gimana? Apa kata Dokter Jazlan?" Arlina bertanya dengan tidak sabar.Untuk bisa memenjarakan Frans, kini kunci ada di tangan Jazlan.Dengan suara berat, Rexa menjawab, "Dia sudah menemukan mantan istri Frans, bahkan sudah mencoba bicara dengannya. Tapi begitu mendengar soal Frans, dia bilang nggak kenal dan langsung menolak Jazlan."Mata Arlina membelalak mendengar itu."Jazlan bilang akan mencari cara lain. Dia minta kita jangan kh

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 270

    Malam itu, Friska mengetuk pintu kantor Rexa. Pintu terbuka, lalu wajah Rexa muncul di hadapannya."Pak Rexa." Friska menggenggam bajunya dengan gugup. Matanya melewati bahu Rexa, lalu melihat Arlina berdiri di belakangnya dan mengangguk ringan padanya."Masuklah," ucap Rexa dengan lembut sambil memiringkan tubuhnya memberi jalan. Friska melangkah masuk."Friska, duduklah," kata Arlina sambil menarik tangan Friska dan menuntunnya ke kursi.Arlina yang tadinya khawatir Friska akan berubah pikiran, kini merasa agak lega melihatnya datang tepat waktu.Rexa menuangkan dua gelas air dan meletakkannya di depan mereka."Terima kasih," ucap Friska lirih.Di kantor yang hening itu, Rexa memulai pembicaraan. "Keputusanmu ini membuat kami semua senang. Kami tahu ini nggak mudah untukmu."Friska menunduk. Sebelum sempat berbicara, matanya sudah memerah."Bisa ceritakan apa yang terjadi? Kita lihat apa ada bukti atau saksi yang bisa digunakan." Suara Rexa lembut, seolah takut membuat Friska terkeju

  • Dosenku di Siang Hari, Suamiku di Malam Hari   Bab 269

    Arlina mendongak dengan kaget. Dia melihat Maxton, adik yang sudah lama tidak ditemuinya, muncul di kejauhan sambil memegang ponsel. Pipinya samar-samar tampak ada memar.Begitu melihat Arlina, wajah Maxton langsung memancarkan senyuman gembira. Dia cepat-cepat berjalan mendekat. "Benaran kamu, Kak! Tadi aku sempat kira salah lihat. Perutmu sudah besar sekali sekarang."Arlina belum pernah melihat ekspresi seperti itu di wajah Maxton. Wajahnya masih tampak muda, tetapi ada rasa ingin menyenangkan orang yang begitu kentara. Arlina benar-benar tidak terbiasa melihatnya seperti itu."Kok kamu bisa masuk ke sini?" tanya Arlina dengan ekspresi datar."Aku ikut teman kampusmu masuk," jawab Maxton dengan hati-hati. "Kak, dua hari ini aku terus meneleponmu, kenapa kamu nggak angkat?""Nggak mau angkat," jawab Arlina tanpa basa-basi.Maxton tidak menyangka dia akan menjawab sejujur itu. Wajahnya sempat kaku dan ada sedikit amarah yang dia tekan.Di rumah, dia selalu menjadi yang paling dominan,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status