Home / Romansa / Duda Incaran Shana / 97. Tamu Tak Diundang

Share

97. Tamu Tak Diundang

Author: Viallynn
last update Last Updated: 2025-04-24 19:47:59
Setiap omelan yang masuk ke telinga ia abaikan. Tidak menganggapnya sebagai beban. Berbeda dengan pria yang duduk di depan. Tampak was-was takut jika ada perdebatan.

"Kalau nggak ada yang penting, aku tutup teleponnya, Mas."

"Ndaru! Kamu itu, ya! Jang—"

Dan panggilan pun benar-benar terhenti. Bukan karena terputus, melainkan Ndaru sendiri yang mematikannya. Membuat Gilang yang duduk di depan menghela napas kasar.

"Jangan diangkat kalau tidak penting," ujar Ndaru mengembalikan ponsel Gilang.

"Mana bisa, Pak?" gumam Gilang pelan.

Semenjak perjalanan pulang, Ndaru memang mematikan ponselnya. Bukan tanpa alasan. Kepergiannya yang mendadak tanpa mengabari Guna tentu menimbulkan kehebohan tersendiri. Apa lagi Guna sudah menyiapkan makan malam di sebuah Hotel untuk Ndaru.

Begitu sampai di Jakarta, ponsel Gilang lah yang menjadi korban. Guna menghubunginya meminta penjelasan. Yang pada akhirnya juga tak mendapat jawaban.

Seperti biasa. Ndaru dan tingkah tak terduganya membuat o
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 7 : Hari Sempurna

    Hari yang Shana tunggu-tunggu akhirnya tiba. Hari di mana film-nya akan tayang segera. Semua kesulitan dan prahara yang menimpa selama produksi seolah terbayar sudah. Rasa puas dan bangga pada diri sendiri pun menggetarkan semangat jiwa. Bisa dibilang film kedua Shana ini menguras tenaga dan pikiran. Mulai dari masalah Dito hingga masalah keluarganya ikut berperan. Shana bersyukur jika produksi film masih bisa dijalankan. Sampai akhirnya hari yang ditunggu-tunggu pun sudah melambaikan tangan. Kilat cahaya kamera mulai menyerang begitu Shana tiba. Tidak sendiri, dia datang bersama suami dan anaknya. Untuk pertama kalinya Ndaru mendampingi di acara istrinya. Selama ini Shana yang selalu menemani Ndaru. Namun khusus malam ini, di hari istimewa Shana, Ndaru siap sedia di sisinya. Menyisihkan segala kesibukannya di kantor untuk sang ratu hatinya. "Mbak Shana gimana perasaannya, Mbak?" tanya salah satu wartawan. "Seneng banget!" Shana memberikan senyum lebarnya. "Nggak sabar nonto

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 6 : Mertua Posesif

    Suara benda jatuh membuat mata indah itu terbuka. Cahaya terang pun langsung menerpa. Sebenarnya lampu kamar belum menyala sepenuhnya. Hanya saja cahaya yang ada belum membuat matanya terbiasa. Shana menoleh pada sumber suara. Di sana seorang pria tampak berjongkok untuk mengambil sesuatu. Setelah itu pria itu menoleh padanya dan tersenyum tipis. "Maaf," ujarnya mendekat. "Jadi ganggu tidur kamu." Shana menggeleng dan merenggangkan tubuhnya. Dia mengeratkan selimut yang menutupi tubuh polosnya untuk menghalau rasa dingin. Dia tidak bohong, pagi ini memang terasa dingin. "Jam berapa?" tanya Shana mencari keberadaan ponselnya. "Setengah enam." Ah, pantas saja Ndaru sudah siap. Hari memang sudah pagi. Matahari pun juga sudah bekerja sedari tadi. "Lanjut tidur aja." Ndaru yang sudah berdiri di sisi kasur mengusap kepala istrinya. Shana menggeleng dan mulai tersenyum manis. "Selamat pagi, Mas." Ndaru membalasnya dengan senyuman yang tak kalah manis. Pemandangan indah

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 5 : Hari Penting

    Hari ini Ndaru mengambil cuti setengah hari. Bukan untuk keluarga, melainkan ia akan hadir dalam pelantikan presiden. Sebagai wajah pengusaha yang peduli akan politik, dia harus menampakkan diri. Mewakili ayahnya yang memilih untuk bermain di belakang layar dan menikmati masa purnanya. Jalanan hari ini pasti akan penuh dengan para pendukung. Tentu kemacetan akan ikut mengurung. Oleh karena itu, Ndaru memilih untuk cepat bangun. Bersiap di kala langit masih gelap dan mendung. Ndaru masih sibuk bersiap, sedangkan Shana sibuk dengan masakan. Secara mendadak, Bibi Lasmi izin pulang kampung semalam. Dengan alasan cucunya yang berada di pondok pesantren sakit. Yang membuatnya khawatir dan memilih untuk pulang. Tak masalah bagi Shana dan Ndaru, toh Bibi Lasmi hanya izin satu hari. "Dasinya yang mana?" Ndaru muncul ke dapur dengan dua dasi di tangannya. Warnanya sama tetapi dengan motif yang berbeda. "Yang garis aja," ujar Shana kembali fokus memasak. Dia tengah membuat nasi go

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 4 : Hadiah Istimewa

    Seruan lagu ulang tahun mulai menggema. Tepukan tangan juga ikut menyerta. Tak lupa dengan kue ulang tahun yang tinggi bak menara. Menandakan jika yang merayakan bukanlah orang biasa. Harris Atmadjiwo tengah berulang tahun hari ini. Usianya tepat menginjak 70 tahun. Meski sudah lanjut usia, tak membuatnya lupa untuk merayakan. Bersama teman dan keluarga, dia mengadakan pesta. Cukup besar tetapi diadakan secara intim. "Selamat ulang tahun, Pak Harris. Semoga panjang umur, sehat selalu, sukses selalu, semua doa yang terbaik buat Bapak." Salah satu ucapan yang terdengar jelas di telinga. Begitu banyak ucapan yang terlontar malam ini. Terdengar klasik, tetapi semuanya terucap dari bibir orang-orang penting. Lalu Shana Arkadewi juga hadir di sana. Sebagai pendamping dari anak bungsu tercinta. Jika bukan karena suaminya, mungkin dia tidak akan hadir di sana, berada di tengah orang-orang yang bergelimang harta. Ayo lah, meski hidup Shana tidak kekurangan, tetap saja dia merasa ada

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 3 : Pernikahan yang Tertunda

    Akhirnya hari ini tiba, hari di mana Erina akan melepas masa lajangnya. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya ia juga mendapatkan kebahagiaannya. Bukan tanpa alasan Erina mendunda. Dulu, dia harus fokus pada Shana. Jujur saja, apa yang dialami Shana cukup membuatnya sakit kepala. Mulai dari skandal yang ada, pernikahan kontraknya, yang kemudian berakhir dengan terbongkarnya tersangka utama penghancur keluarga mereka. Namun Erina tak menyesalinya. Semua itu tak berakhir sia-sia. Secara perlahan, satu-persatu dari mereka mendapatkan kebahagiannya. Dengan balutan kebaya bewarna merah hati, Shana tampak jauh kebih menawan. Kulitnya yang bersih tampak kontras dengan warna kebayanya. Tak lupa juga dengan rambut panjangnya yang digulung sederhana tetapi tetap terkesan mewah. Intinya, aura kecantikan Shana Arkadewi benar-benar terpancar. "Di mana jam tangan saya?" tanya Ndaru membongkar isi kopernya. "Ada di sana. Semalam udah saya masukin," jawab Shana masih fokus dengan lensa ma

  • Duda Incaran Shana   Ekstra Chapter 2 : Restu Mertua

    Awalnya, Shana kira meminta restu pada Erina adalah satu-satunya kejutan yang Ndaru berikan. Namun ternyata tidak. Sepulangnya dari rumah Erina, Ndaru tidak langsung membawanya pulang, melainkan menuju tempat yang mampu membuat jantung Shana berdegup kencang. Secara mendadak dia merasa mual dengan tangan yang mendadak dingin. Apa lagi saat mobil Ndaru sudah terparkir sempurna di halaman rumah yang asri dan begitu luas. Rumah siapa lagi jika bukan kediaman sang ketua, yaitu Harris Atmadjiwo. Shana yakin apa yang di kepalanya saat ini akan terjadi. Ndaru, pria itu membawanya untuk meminta restu. Sekarang Shana ikut merasakan bagaimana gugupnya Ndaru saat berhadapan dengan Erina. "Pak, saya takut." Shana menahan lengan Ndaru yang akan keluar dari mobil. "Ada saya." "Tetep aja," decak Shana. Ndaru mengerutkan dahinya. "Kenapa takut? Bukannya selama ini kamu selalu bertengkar sama Papa? Saya nggak liat ada raut takut di wajah kamu sebelumnya." Benar juga. Seketika Shan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status