Benar dugaan Paman Hery. Lubang hitam yang menjadi pintu ke dunia lampau itu kian mengecil. Badai pun ikut melemah. Dan jangkauannya tak seluas semula.Bahkan kini para polisi dan tentara yang berada di luar area Planet Zoo memutuskan bergerak masuk ke dalam Planet Zoo. Komandan mereka mengintruksikan pada pasukannya supaya tetap bersabar menanti celah untuk mendekati sumber badai itu.“Tetap utamakan keselamatan! Ini hanya masalah waktu,” tambah komandan tentara.Sementara itu, masih banyak polisi yang terjebak di tengah badai di dalam Planet Zoo. Mereka tak berani pergi dari persembunyian karena khawatir badai akan tiba-tiba menguat dan menggulung mereka. Namun, beberapa polisi ternyata keluar dari persembunyian untuk pergi memeriksa.5 tentara pergi ke tempat terjadinya ledakan pertama, karena badai dirasa melemah di wilayah terjadinya ledakan pertama. Mereka pun menemukan bangkai helikopter yang sudah hangus dan mengepulkan asap hitam. Setelah didekati, mereka menemukan seorang p
Malam bertambah larut. Hampir berganti hari ketika jam menunjukkan pukul 12 malam kurang 15 menit. Dan kini keadaan di kebun binatang Planet Zoo telah kembali normal. Badai angin berangsur-angsur pergi menghilang. Dan tentunya semua orang yang menyaksikan malam itu tak mengetahui kemana perginya sang badai yang menakutkan itu.Kini polisi dan tentara semakin banyak yang masuk ke dalam area kebun binatang yang menjadi ikon Kota Westinhorn. Mereka menyisir lokasi hingga menangkap orang-orang yang terlibat keonaran. Dan pastinya mereka masih memburu tahanan yang kabur dari Dry Land Cave. Mereka juga membantu para polisi yang terjebak di dalam Planet Zoo selama terjadinya badai yang mengerikan. 20 orang anak buah Robert dan para pekerja Georges Hat yang lemas diringkus termasuk Cuki dan Eric. Cuki bahkan hampir tak sadarkan diri ketika dibawa polisi.Namun, ia sempat mengigau, berkata, “Tuan Edhi, apa kau sudah kembali? Aku dan para pekerja datang menyambut kepulanganmu.”“Angkat tangan
Matahari terbit lebih awal di hari itu. Berita tak terduga diterima Mrs. Vaeolin di tahanan Dry Land Cave. Kepala rumah tahanan itu telah mengajukan peningkatan hukuman bagi Mrs. Vaeolin, dari semula ditahan seumur hidup menjadi hukuman mati. Pengadilan Westinhorn telah menyetujui. Bahkan keputusan pengadilan telah keluar sebelum sebelum komunikasi dari pihak pengacara Mrs. Vaeolin. Para pendukung Mrs. Vaeolin kembali kecewa dengan putusan pengadilan. Padahal mereka berharap dengan ditemukannya orang-orang yang hilang pada saat kejadian huru-hara pertama di planet Zoo, maka Mrs. Vaeolin akan dibebaskan. “Ini tidak adil!” seru pengunjuk rasa. “Pengadilan buta. Hakim buta dan tuli!” teriak para pengunjuk rasa. “Bebaskan bebaskan bebaskan Mrs. Vaeolin! Bersihkan namanya!” sorak-sorak pengunjuk rasa. Suara sirine polisi mengoyak pasang telinga setiap orang di depan pengadilan. Para polisi bergerak cepat menembus para pengunjuk rasa. Di tengah kerumunan itu juga terlihat asisten Mrs. V
Riuh warga Kota Westinhorn menyeruak begitu Mrs. Vaeolin keluar dari gedung parlemen pemerintah kota westinhorn. Sorak-sorak bahkan tangis mengalir di dalam gemuruh tepuk tangan. Mereka begitu mencintai sosok perempuan berusia 50 tahun itu. wanita yang tegas dan di segani siapapun terutama menyangkut kebun binatang planet zoo.Kini, warga Westinhorn tak lagi terpecah seperti sebelumnya. Setelah kebenaran terungkap, mereka pun bersatu. Mereka berharap dengan kembalinya mrs. Vaeolin maka permasalahan kebun binatang yang menjadi ikon kota westinhorn akan terselesaikan. Dan mereka dapat kembali menyaksikan kedamaian menyaksikan tingkah laku satwa-satwa yang pernah menghuni seluruh hutan yang pernah ada di dunia. Setelah Mrs. Vaeolin berdiri di depan mic, Ellia melangkah malu-malu di belakang Mrs. Vaeolin. Mr. Cruise meminta Ellia untuk mendampingi Mrs. Vaeolin. Ia menganggap Ellia begitu berjasa karena berhasil mengungkapkan penjahat utama yang ingin menjarah harta berharta milik Westi
“Westinhorn Westinhorn betapa indah dirimu... selalu tampak indah sepanjang hari... sepanjang waktu... oh dudududu... bagiku... kau pujaan hati... bagiku... kau kekasih hati... Westinhorn Westinhorn... kurindu kurindu kurindu.... menjelajah Kota bersamamu... Westinhorn Westinhorn oh surgaku... kutaksabar menikmati hari bersamamu... ajaklah aku menikmati harimu.... yang indah... di bawah matahari... di bawah sorot bulan... di bawah langit biru... di bawah langit gelap.... kau selalu indah... tetap memikat hati.... Westinhorn oh Westinhorn... kau memberi harapan padaku, pada semua manusia, pada binatang di langit dan di bumi oh... dudududu... Westinhorn... pujaan hatiku.... ” Sebuah lagu yang dimainkan Pemusik jalanan di trotoar yang luas di jantung Kota Westinhorn menyemarakkan pagi yang belum sepenuhnya tersingkap. Decak kagum lalu lalang orang-orang yang melintasi tak ragu merogoh kantong saku, melempar koin ke dalam topi yang disediakan. Senyum-senyum membuncah menikmati suguhan pag
“Kreeettt!” Ellia menghentikan laju sepedanya di belakang kerumunan orang di depan gerbang masuk Planet Zoo. Ia pun melayangkan kedua matanya ke segala arah, mengamati adakah pintu gerbang masuk selain yang ia temukan saat ini?Ellia bertanya pada Pemusik jalanan yang baru selesai memainkan pertunjukan. Tak disangka, sang Pemusik jalanan yang berpakaian rapi lengkap dengan topi senada dengan setelan jas yang dikenakannya itu menjawab dengan nyanyian sambil menggesek-gesekkan biola di tangannya.“Ada gadis manis bertanya... dimanakah pintu gerbang Planet Zoo? Mengapa ia bertanya... mengapa... mengapa... apakah ia tak pernah pergi... berkunjung... ke Planet Zoo?”“Apakah kau bukan warga sini?” tanya Pemusik jalanan itu serius seraya menghentikan tangannya menggesek biola.Lalu dijawab sendiri olehnya sambil kembali memainkan biola, “Oh pasti bukan... pasti kau pengunjung... pengun
Jauh dari Kota Westinhorn, deretan kendaraan berkapasitas besar terpakir dekat Negeri Gostell, sebuah Negeri yang tandus lantaran terjadi pengerukan tanah besar-besaran. Ini disebabkan kandungan aneka tambang yang besar, terutama emas dan nikel. 10 kendaraan besar roda 4 yang mengangkut kontainer itu terparkir rapi di hamparan tanah yang di kelilingi oleh rumput-rumput liar sejenis ilalang di dekat aliran sungai berarus besar. Deretan kendaraan itu juga terparkir melingkari sebuah tenda yang besar dan menjulang tinggi. Sementara 3 kendaraan sedang dan satu buah jeep ukuran besar terparkir di depan pohon yang tak berdaun. Di dalam tenda itu terdapat berbagai hewan yang dirantai dengan besi di 4 arena, 3 ekor Singa, 5 ekor gajah, 2 ekor beruang madu dan 6 ekor kuda zebra. Seorang laki-laki di masing-masing arena tampak beberapa kali melepaskan cambuk pada mereka yang tidak menurut pada perintah yang diberikan. Sedangkan 1 orang laki-laki lainnya di masing
Langit melepuh di penghujung waktu menjelang terbenamnya matahari. Kebun binatang Planet Zoo melepas senja dengan nada yang sendu. Jeritan berbagai jenis burung-burung di sangkar raksasa. Nyanyian berbagai jenis bangau di tepi danau buatan. Lirikan tajam para elang bondol sambil sesekali memekikkan suara. Auman berbagai jenis singa dan harimau hingga cheeta. Ringkikan dan dengusan berbagai jenis kuda. Dengusan dan erangan hewan berleher panjang dengan kulit bermotif bintik besar alias kumpulan jerapah. Nyaringnya suara kuda nil. Terompet yang melengking dari gajah-gajah. Celotehan berang-berang yang tak ingin lekas naik dari aliran air. Buaya-buaya yang tenang mengintip di dalam ketenangan air. Auman berbagai jenis beruang mulai dari beruang hitam amerika, beruang cokelat, panda mata hitam dan panda merah, beruang madu, beruang sloth, beruang andes, beruang hitam asia. Pekikan berbagai jenis monyet dan orangutan bahkan simpanse hingga gorila. Suara kunyahan