Share

25 - Ungkapan Sayang

Berjalan di atas aspal pinggir jalan, seorang diri, tanpa ada siapa pun, bagi Carisa ini hal yang biasa. Terlebih lagi air matanya masih enggan berhenti mengalir. Carisa masih saja tak mau menghentikan kesedihan karena kepatahan hatinya. Ia terus saja melangkah sendiri tanpa menghiraukan siapa pun.

Kakinya mengarah seolah sempoyongan. Padahal kondisinya masih normal. Baru saja setelah meninggalkan Hazmi di kedai, Carisa nyaris ingin menikmati kemabukannya kembali. Namun beruntung saja ia lekas menyadarkan diri, bila ia menghabiskan waktunya untuk bermabuk, bukan berarti masalah akan selesai.

Namun kali ini ia memilih berjalan sendiri dan sengaja meninggalkan kendaraan yang biasa ia pakai di kedai. Pikirannya ingin sekali tenang. Mencoba meluangkan waktu untuk meluapkan emosinya sendiri. Entah mengapa Carisa merasa bodoh keterlaluan mencintai seseorang yang bahkan—ia saja belum tentu bisa mendapatkannya.

Bila mengingat tempo k

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status