Audrey Smith, a 21-year-old woman, is the daughter of George Smith, the leader of a mafia gang. Audrey is taken captive by Noah Cyrus after she overhears one of his men on a mission to find his sister. Despite their initial adversarial relationship, Audrey and Noah fall in love and start a relationship. However, their romance is tested when Noah discovers that Audrey's father is responsible for his sister's abduction. Will their relationship survive this revelation? Read to find out...
Lihat lebih banyakTak bicara bukan berarti tak ada
Tidak berkata bukan berarti hampa
Seperti jiwa sembunyi dalam raga
Begitulah angan beringsut di pelukan rasa
***
“Tapi aku ingin segera punya anak, Lady!” Lelaki itu setengah berteriak pada wanita di hadapannya. “Mau sampai kapan seperti ini?”
“Santai aja, dong. Nggak usah ngegas gitu. Ya, udah. Kalo emang lo pengen segera punya anak, buruan cari wanita untuk kita sewa rahimnya,” jawab Lady dengan tenang, sementara mata tetap terpaku pada majalah yang sedang dia baca.
“Aku serius! Bisa nggak sih perhatian sedikit?” Kala menarik majalah dari tangan Lady, lalu melempar sembarangan ke sudut ruangan. Napasnya menderu, tanda dia benar-benar marah.
“Oke, jadi mau lo apa?” Lady sudah terbiasa dengan sikap meledak-ledak suaminya ini. Dia mendongak, menatap santai ke arah Kala yang berdiri dengan gesture tidak tenang.
“Aku mau punya A-NAK! Kenapa harus sewa rahim segala? Kita ini suami istri yang sah. Sudah tiga tahun kita menikah!” Pria itu tampak sangat frustasi. Dia duduk di sofa dan mulai menjambak rambut sendiri.
“Gue nggak mau badan gue rusak. Lo suruh gue jadi gendut? Terus kaki bengkak, stretch mark, susah gerak, pipi kayak balon, dan muntah-muntah? Big no!” jawab Lady sambil mengangkat kedua tangannya.
“Aneh kamu ini. Orang lain begitu bangga bisa jadi seorang ibu. Kamu malah nggak mau,” dengkus Kala.
“Loh, gue mau kok jadi ibu. Siapa bilang gue nggak mau punya anak? Gue mau, tapi gue nggak mau hamil dan melahirkan. Di situ doang bedanya.” Lady tidak mau kalah.
“Wanita lain bangga bisa hamil, merasakan bayi dalam perut, merawat mereka sejak awal. Bahkan jadi momen tak terlupakan ketika mereka melahirkan anak. Kok kamu malah nggak mau. Isssh ....” Kala mendesis melampiaskan kesal.
“Itu kan orang lain. Lo nikahin gue, ya lo terima dong pemikiran gue. Kalo lo keberatan, nikahin aja orang lain. Life is simple, Bee,” ujar Lady tenang. Dia tahu, laki-laki ini tidak akan ada keberanian untuk berpisah dengannya.
“Jadi, keputusanmu sudah bulat bahwa kamu nggak mau hamil dan melahirkan anak kita?” Kala bertanya sekali lagi.
“Sampai kapan pun, never,” jawab Lady penuh keyakinan. “Jaman sudah modern, and we have a lot of money. Uang kita melimpah ruah. Kenapa harus menyulitkan diri dengan hamil dan melahirkan, sih? Belum lagi kalo harus operasi caesar yang pemulihannya butuh waktu lama. Resiko kematian ketika melahirkan juga ada. Kita tinggal bayar orang untuk tugas itu. Easy, kan?”
Lady menjabarkan pemikirannya. Hamil sangat membuang waktu dan energi. Bayangkan saja, selama sembilan bulan lebih harus membawa beban yang tidak ringan dalam perut. Belum lagi gangguan hormonal, psikis, emosi, bahkan kadang tidak terkontrol. Rasa mual, tidak nyaman, lelah yang sangat, kerusakan tubuh, semua itu merugikan terutama bagi kaum wanita. Selagi bisa mewakilkan tugas itu pada orang lain, kenapa tidak?
Resiko kematian juga mengintip, baik itu selama kehamilan maupun proses kelahiran. Resiko pendarahan, keguguran, dan berbagai ancaman lain di depan mata. Kalau menyewa rahim, misal dihadapkan pada situasi yang harus memilih antara keselamatan si ibu atau sang bayi, jelas akan jauh lebih mudah untuk mengambil keputusan. Tentu saja, hidup bayi harus diutamakan. Persetan dengan ibunya. Dia sudah menerima uang sewa, lengkap dengan segala resiko yang mengiringi.
Kala adalah pria dengan intensitas bercinta yang sangat tinggi. Sudah tiga tahun mereka bersama, hampir setiap hari mereka melakukan hubungan suami istri. Apalagi setelah masa datang bulan selesai, mereka bisa melakukan beberapa kali dalam semalam. Gairah yang terpaksa ditahan karena kedatangan tamu tak diundang.
“Yakin, kuat menahan gairah selama sembilan bulan?” Lady memancing.
Kala tercenung sesaat. Benar juga yang dikatakan Lady, pikirnya. Menunggu beberapa hari sampai perginya tamu bulanan saja sudah terasa sangat menyiksa. Lantas, kuatkah dia menahan hingga berbulan-bulan? Selama ini, susah payah dia menahan untuk tidak berselingkuh atau sekadar pelampiasan dengan wanita sewaan. Jelas dia mampu untuk membayar. Namun, dia masih mencoba untuk setia, hanya pada satu wanita. Walaupun atas nama nafsu atau one night stand only, dia tetap tidak mau.
“Aku nggak bisa lagi maksa. Biar Pandu kusuruh cari orang yang mau disewa rahimnya. Kamu ada syarat khusus atau kriteria tertentu?” Kala akhirnya mengalah dan sikapnya kembali lembut. Dia hanya ingin segera punya anak. Tak mau terus terlarut dalam pertengkaran tanpa ujung seperti ini. Lebih baik dia turuti keinginan Lady.
Lady beranjak dari sofa, mendekati Kala, lalu duduk di pangkuannya. Lady mengalungkan kedua lengan di leher pria itu, beradu pandang tepat di manik mata. Dia lega, akhirnya sang suami mau juga menuruti keinginannya.
“Yang penting sehat, bersih, cantik, dan kalo bisa hidup sendiri, sebatang kara, supaya rahasia kita tetap aman. Coba lo bikin draft perjanjian dengan tim legal. Kita discuss lagi nanti,” ucapnya sembari mendekatkan bibir dan mencium pipi kiri Kala.
“Kenapa harus cantik? Bukankah cuma numpang rahim? Sel telur dan sperma kan dari kita, Honey.” Kala memeluk pinggang ramping Lady. Tangan kanannya merayap ke atas, mengusap pelan punggung istri tercinta.
“Lo mau, anak kita sembilan bulan di perut orang jelek?” Lady mengecup bibir Kala perlahan. “Gue sih nggak mau. Kasihan anak kita.”
Kala tersenyum dan membalas ciuman sang istri. Selama beberapa menit, mereka malah asyik sendiri, saling memagut bibir. Keduanya terus berciuman. Kala tak berhenti sedetik pun menikmati bibir ranum menggairahkan itu, terus mencumbu.
“Ke kamar, yuk. Bee sudah ingin menyantap Honey.”
Mereka memang memiliki panggilan sayang. Bee untuk Kala, yang sebetulnya diambil dari suku kata terakhir ‘baby’ dan memiliki arti lain yaitu lebah. Sangat sesuai untuk dipasangkan dengan honey atau sayang, yang juga berarti madu.
“Kenapa harus di kamar? Sekali-sekali ganti suasana.” Lady merebahkan tubuh Kala.
“Honey, nggak bisa lama-lama. Nanti Bik Maneh lihat.” Kala khawatir pembantunya itu tiba-tiba muncul. Bisa-bisa hasrat tidak tersalur, malu yang mereka dapat.
“Kita main kilat, Bee.”
Mereka berdua menahan diri untuk tidak mendesah dengan keras. Wajah Kala sudah terlihat merah padam. Ketika pria itu sedang di puncak gairah, wajahnya memang selalu memerah.
Keduanya mencapai puncak dalam keadaan penuh peluh dan napas yang menderu. Lady mengusap keringat yang membanjiri wajah suaminya dengan penuh kasih sayang.
“Thank you, Honey,” ucap Kala sambil mencium bibir Lady sekilas.
“Buruan pake baju. Bik Maneh masih di dapur.” Lady mengingatkan tentang situasi. Mereka segera mengenakan pakaian sembari tersenyum mengingat kekonyolan yang baru saja dilakukan. Sesekali berganti suasana seperti ini ternyata mengasyikkan, pikir Lady.
Setidaknya, masalah punya anak sudah ada titik terang. Tidak merugikan Lady, juga mampu mewujudkan keinginan Kala. Win-win solution.
The door had a black knob instead of the normal gold around the house. I walked to it wondering what was behind it. ‘Could it be a secret room? But why would he keep a secret room next to the guest’s room? Well, it’s probably not a secret room’ I said to myself.I took a deep breath and opened the door. In the room, there was a large mahogany table in the middle with files on the desk and several pen holders. Behind and beside the table were shelves with files and books on them. ‘Jackpot’ I said to myself. To find his name wouldn’t be hard when he has a study or so I thought. I started from the drawers on the table. Drawer 1, nothing. Drawers 2,3 and 4 had random files in them. ‘I guess he doesn’t know how to organize’ I said inwardly. I started checking the shelves and he sure liked reading about finances.Or maybe that was just his weakness in whatever business he does. The books were still not arranged so I did him a favor by organizing them in alphabetical order. I was so imm
Audrey was woken up by a bright light on her face. She opened her eyes and was greeted by the brightness of day. "Why is it so bright" she said as she shifted on the bed. She suddenly got up and looked around. She was in a strange room. Audrey grew red as she remembered what happened last night. She raised the covers and she was wearing a new pajama set. 'Did he put these on me? And the sheet it's spotless' she thought to herself. Her eyes wandered for a while and saw one of the laundry baskets. There was a bed sheet in it. She walked to it and raised it. Then she saw the red stain on it. Suddenly she heard a voice. "Don't worry a maid will come pick it up later" Noah said from behind he Audrey was as red as a tomato with that. "O..o..okay" Audrey stuttered "Also I'm going to work today so do not do anything stupid," Noah said walking out the door. Suddenly Audrey remembered something. "Wait..wait, I still don't know your name," Audrey said as her mind wandered to last night
Audrey ran as fast as her legs could carry her... soon she stumbled upon a big door. She opened the door and was moved by the sightThe room's main theme was grey. It had luxurious paintings on the wall and a King-sized bed. There was a large cushion and an inverted flat-screen TV.She ran into the room and gently closed the door to avoid being heard. Audrey looked around and found two smaller doors. 'I guess one must be the dressing room and the other the bathroom' she thought to herself.She ran into one of the doors and found out it was a walk-in closet. The clothes were mainly suits, few casuals were seen and a very tall shoe rack was at the end of the room. It had a little space between the wall and itself just enough for Audrey to slip into. She hid there for hours.NOAH'S POV'I've been searching for hours, where could she be?' I thought to myself"Charles, stop looking for her wherever she is, she can die and rot there for all I care," I said phoning Charles. I went back to my
"George... Audrey isn't here either where could she be" Mrs Smith yelled to her husband downstairs. They searched for Audrey all around the house and neighborhood but they still couldn't find her.Suddenly the doorbell rang *As Mrs Smith opens the door, she sees Amy standing there like a lifeless ghost. "Amy?? What is it?...have you seen Audrey?.... Where is she?.... Why do you look like that?... what happened?" Asked Mrs. Smith at once panicked at the sight of Amy every other bodyguard and cook stopped what they were searching for as they heard Mrs. Smith"Mrs Smith I think Audrey is missing," said Amy in a regretful tone. "Well how do you know...come inside," said Mrs Smith holding Amy's hand "Last night I begged her to go out with me to the club and it was late but I urged her to enjoy herself then we heard gunshots and we ran and I lost sight of her," said Amy bursting into tears.Mrs smith looked like someone who had just lost herself standing there staring at Amy "No no no s
Audrey Smith was out with her friend on a Friday night like every other of her Friday nights."Amy I think it's time to go it's already 1:45 my mum will soon notice I'm gone," said Audrey nagging her friend. "Just 30 minutes more, what's the rush" said Amy holding a bottle to Audrey "On the contrary, let's dance," said Amy pulling her friend to the dance floor.As they danced their hearts out, they heard a loud bang like a gunshot. As everyone screamed and scurried for their lives, Audrey lost sight of Amy."Amy? ……. Amy!" Audrey yelled her name two more times until she heard whispers. As she drew closer she could hear them.AUDREY'S POV"Boss said to keep him alive, why did you shoot" said the first man holding a glass cup. "It's not my fault, he was trying to be smart so I aimed for his leg but he tried pulling the gun out of my hand so I accidentally shot his chest I'm sorry Sir," said the second man holding the gun. "Just clean up the mess," said the first man. "FUCK!" he sai
Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.
Komen