Share

Bab 22. Berharap Dirimu di sini

Tidak adanya respons membuat Rian menoleh. Dia sangat terkejut dengan pemandangan yang dilihat. Napasnya dihela singkat dengan mata yang tidak lagi mengarah pada tubuh Arkan, lambat-lambat dia memutarkan tubuh pula. Mandi bersama pria tidak seharusnya membuat dia khawatir.

"Dia sangat jutek, bahkan setelah kami bertahun menikah. Untuk itu aku membawanya mendaki agar aku bisa mengungkapkan perasaan padanya. Aku rasa ... dia tidak cukup puas denganku." Rian menyambung perkataannya.

Kini Arkan yang menghela napas singkat. Dia melirik ke bawah, menilai sesuatu yang bertumpu di sana. "Apa kau berpikir kalau istrimu tidak puas dengan ukuranmu? Hey, Bro! Itu sudah cukup besar. Mungkin ada hal lain yang membuat istrimu bersikap dingin. Coba bicarakan baik-baik padanya."

"Benarkah?"

Arkan meletakkan sabun di tepi bak mandi. "Lunar adalah wanita yang baik, tapi kadang kala membuatku kesal dengan sikapnya. Dia sangat cerewet untuk hal-hal tertentu. Kami akan bertengkar untuk sesuatu yang keci
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status