Nathan merasa Alea salah paham padanya. Dia ingin menjelaskan pada Alea kalau dia tidak seperti yang dia pikirkan.
"Alea ikut aku sebentar," kata Nathan sambil menarik lengan Alea.
"Apaan sih. Aku lagi kerja Nathan."
Nathan tidak memperdulikan ucapan Alea. Dia terus membawa Alea keluar dari mini market.
"Nathan, sakit tau. Bisa ga sih ga kasar ama aku!!" ucap Alea kasar.
"Lea, dengarin gw. Gw ga ada hubungan apa pun dengan Luna. Kami hanya berhubungan secara profesional. Dia yang mengenalkan kami ke pelatih dan tim bertanding kami. Cuma itu Alea."
"Kak Luna? Apa hubungannya aku dengan Kak Luna? Perasaan aku ga nanya apa-apa deh," tanya Alea tidak mengerti.
"Pokoknya, lu jangan pernah salah paham soal ini. Gw beneran ga ada hubungan dengan Luna."
Alea menatap Nathan dengan mengangkat sebelah alisnya. Dia tidak mengerti kenapa Nathan sampai bicara seperti itu dengannya.
"Semalem pulang jam berapa?" tanya Nathan.
"Ha
Sesuai dengan janjinya, Nathan menjemput Alea pulang. Nathan sudah tiba di mini market sebelum pukul 7 malam. Nathan tampil dengan setelan cukup santai malam ini.Dia cuma memakai celana jeans, kaos oblong dan jaket yang melengkapi penampilannya. Alea melihat mobil Nathan terparkir di depan. Alea menemui Nathan dan duduk di kursi depan mini market."Kenapa kesini?" Tanya Alea saat Nathan sudah duduk di depannya."Kan udah janjian ama kamu. Kita jadi jalan kan hari ini?" Tanya Nathan."Setelah hari ini kamu akan berubah juga?""Maksudnya berubah?""Nathan, aku bukan golongan kalian. Kalian mungkin bisa seenaknya mainin perasaan orang golongan kami. Tapi aku ga punya waktu untuk itu.""Lea, aku ga ngerti maksud kamu. Kamu ini ngomong apa sih?""Aku butuh orang yang mau tulus temenan ama aku. Aku ga butuh orang yang sok inget aja ama aku.""Maksud kamu apa ngomong gini ke aku?""Kamu suka ama Kak Luna?""Ga Le
Alea masuk ke kamarnya, dia ingin segera beristirahat. Kepalanya terasa pusing saat ini karena kebanyakan menangis tadi. Alea mencuci muka dan berganti baju.Dia melihat beberapa koper ada di ruang tengah. Nampaknya ibunya dan Cleo akan segera pindah. Alea ingin tidur, tapi perutnya lapar. Untung saja tadi Nathan membelikannya makanan. Karena makanan di Kafe hampir tidak dia sentuh sama sekali.Alea makan sambil sedikit membaca buku. Dia melihat referensi yang ingin dia pelajari lanjut soal persiapannya besok.Sebuah pesan dari LINE Nathan masuk, Alea tidak ingin membukanya. Dia tidak ingin menghabiskan sisa malamnya untuk chatting dengan Nathan. Alea harus belajar.***Nathan masuk ke kamarnya dengan hati sangat bahagia. Dia merasa kalau saat ini dia sudah resmi berpacaran dengan Alea. Dia sangat menyukai Alea."Eh, keropi, sekarang saatnya kamu menunjukkan diri mu. Alea harus tau siapa pangeran kodoknya. Pangeran kodok Alea sangat ta
Alea mencoba menikmati pertandingan di depannya. Suara para gadis mendominasi dan terdengar sangat memekakkan telinga.Sepertinya Nathan menyadari kehadiran Alea di tempat itu. Dia sempat melambaikan tangan sebentar ke Alea yang duduk di pinggir lapangan. Alea mulai ikut bersorak saat melihat tim dari sekolahnya mendapatkan point."Lea, keren mana antara Nathan ato Keanu saat di lapangan?" tanya Marcho yang sudah duduk di sebelah Alea."Keren semua kalo kalian menang. Kalo ga menang, kalian cuma modal tampang doank bearti," jawab Alea sambil tersenyum."Sialan lu. Tuh liat skor kami ga akan terkejar. Nathan benar-benar menggila kayanya pas tau lu di sini. Dia udah nyetak 10 point loh.""Bisa aja kamu. Lagi hoki kali dia."Peluit panjang berbunyi, tanda waktu istirahat. Para pemain segera ke tepi lapangan untuk istirahat sebentar."Hai Lea, kamu di sini juga?" sapa Keanu."Iya, aku sekolah luar di sini. Permainan kamu bagus Kean,"
Nathan mengantar Alea sampai di depan rumah. Alea masuk ke dalam rumah dan mengambil laptopnya. Nathan pun menyerahkan laptop miliknya ke Alea."Jangan belajar terlalu malam ya. Besok aku jemput.""Ga usah di jemput, aku langsung ke kampus besok. Aku 4 hari ini langsung sekolah di sana.""Ok, kalo gitu tiap hari turun ya kamu ke lapangan. Selama seminggu aku akan sering di sana, lagi babak penyisihan soalnya. Biasa pengen liat standar kekuatan lawan.""Hmm aku baru bisa keluar jam 12 dari ruang belajar.""Ga papa. pokoknya kamu cari aja aku di sana. Kalo aku ga ada kamu balik aja. Aku ga mau kamu di godain orang."Setelah berbincang sejenak, Alea berpamitan untuk segera beristirahat. Nathan mengangguk dan mengusap puncak kepala Alea mesra. Alea sangat nyaman saat ini.Alea pun masuk ke dalam rumah. Dia dalam sudah ada Cleo yang menantinya."Oh jadi lu sekarang berani godain Nathan? Ga tau lu Nathan punya siapa?" kata Cleo sok tahu.
Nathan melajukan mobilnya sedikit cepat, karena dia harus mengejar jam pertunjukan. Alea harus pulang dulu untuk berganti pakaian dan mandi. Alea hanya di beri waktu untuk bersiap selama 30 menit oleh Nathan.Tapi karena Alea memang tidak bisa berdandan, Alea hanya butuh waktu 15 menit aja untuk mandi dan ganti baju. Alea tidak biasa memoles wajahnya dengan make up. Baginya memakai bedak dan lip gloss aja itu sudah bagus."Lama ya?" kata Alea saat masuk ke dalam mobil Nathan lagi."Ga, kamu cwe paling cepet yang aku tunggu. Biasanya aku harus nunggu paling ga 1 jam baru beres dandan cwenya," kata Nathan sambil menjalankan mobilnya.Entah kenapa tiba-tiba Alea jadi minder dengan apa yang dikatakan Nathan barusan. Pasti cwe-cwe yang biasa di jemput Nathan jauh lebih cantik dari dirinya. Alea diam dan memainkan kuku jarinya."Than, boleh minta sesuatu ga?" tanya Alea pelan."Minta apa, sayank?""Hmmm kamu bisa ga tetep baik gini ama aku s
Hari ini adalah hari terakhir Alea bimbingan bersama Profesor Johan. Bekal yang di terima Alea dari profesor sudah cukup banyak.Menurut jadwal, Alea hari ini akan di tes oleh staf pengajar yang pernah menjadi juri di Olimpiade Kimia. Alea sangat antusias dan sekaligus takut. Dia sedikit tidak percaya diri pagi ini."Ibu mau pergi hari ini?" tanya Alea saat melihat barang ibunya banyak yang sudah di letakkan di ruang tamu."Ini semua salah lu, Lea. Awas lu ya. Gw ga akan diem aja," Cleo mengancam Alea."Emang aku kenapa? Kan aku ga ngapa-ngapain. Kalian sendiri yang bikin salah kok. Aku pergi dulu. Jangan lupa ntar kunci pintunya." kata Alea sambil berangkat ke sekolah.Alea sedikit merasa tidak enak pada ibu dan saudara tirinya. Bagaimana pun juga, mereka sudah lama hidup bersama. Tapi Alea tidak akan senekat ini kalau mereka tidak menyiksa Alea.Alea berjalan perlahan menuju pintu gerbang perumahannya. Dia biasanya menunggu bis di depan pe
"Posisi kamu emang selalu di depan gitu ya?" tanya Alea saat dirinya dan Nathan sudah berada di parkiran sambil sekedar menghilangkan keringat dulu.Alea duduk di dalam mobil sedangkan Nathan berdiri di luar sambil menghilangkan keringatnya. Alea memainkan tangan Nathan yang terjuntai di hadapannya, bahkan sesekali dia menyandarkan kepalanya di perut Nathan, saat Nathan di goda teman-teman dan coachnya."Iya, keahlian aku ada di sana. Semua pemain punya keahlian masing-masing. Jadi ga sembarangan posisi bisa di tempati seenaknya," jawab Nathan."Sama kaya aku ya, specialis kimia.""Nah iya bener, kaya gitu contohnya. Kalo di basket posisiku namanya Point guard.""Point guard? Penjaga point?""Jangan di translet gitu donk.""Trus gimana?""Point guard itu biasa disebut pemain nomer 1. Dia orang yang selalu jadi sorotan dan merupakan playmaker tim," kata Nathan sedikit menjelaskan."Hmm kamu banget ya. Selalu jadi sorotan cwe
Alea sedang membersihkan rumahnya pagi ini. Dia ingin mencicil membersihkan sisa barang yang sudah ditinggalkan ibunya.Alea senang meskipun di rumah sendirian tapi dia bisa bebas mau ngapain aja. Tidak ada suara cerewet dan protes lagi. Alea benar-benar ingin menikmati hidupnya saat ini.TriingPonsel Alea berteriak dari kamar saat dia sedang mengepel lantai. Dia melihat ada nama Pak Regan di layar ponselnya."Pagi Pak," sapa Alea."Pagi, Lea hari ini jadwal bimbingan belajar luarmu selesai ya?" tanya Pak Regan."Iya pak.""Lea, nanti tolong kamu belajar bareng anak club ya. Kasian mereka masih keteteran. Nanti saya gabung di sana kok.""Oh iya pak. Pas kelas belajar mandiri ya Pak?""Iya. Bantuin ya Lea. Kan sekalian kamu pemanasan terus.""Siap pak. Udah kebakar ini, bukan pemanasan lagi," jawab Alea sambil terkekeh.Alea segera menyelesaikan pekerjaannya dan bersiap ke sekolah. Alea mengunci semua pintu dan