Short
Forever Loved, Like Day One

Forever Loved, Like Day One

By:  SlowtimesCompleted
Language: English
goodnovel4goodnovel
8.9
16 ratings. 16 reviews
19Chapters
27.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

In my sixth year with Nathan Bennett. "Nathan, I'm getting married," I said. He jolted, suddenly snapping back to reality, looking somewhat troubled. "Hannah, you know the company is at a crucial point with our financing. I'm not in the mood to..." “It’s okay,” I replied, my smile calm and composed. Nathan misunderstood. I was getting married, but not to him.

View More

Chapter 1

Chapter 1

Part 1

"Dicambuk 100 kali saja biar jera atau diarak saja keliling kampung, telanjangi mereka!" teriak salah satu warga memprovokasi.

"Benar, lucuti mereka sekarang aja! Lalu arak keliling desa! Biar tau rasaa! Biar gak ada lagi yang nekat berbuat mesum dan zina seperti ini! Sungguh menjijikan!" sambut teriakan riuh para warga yang lain.

"Hukum mereka!! Arak mereka keliling desa!!"

Mereka semua saling sahut menyahut karena sudah terprovokasi.

Aku hanya bisa tertunduk lesu sambil menangis sesenggukkan. Bagaimana mungkin, aku yang terjatuh terperosok ke sungai kecil, lalu ditolong lelaki itu justru dituduh berbuat mesum alias berzina?

Namun penjelasan kami tak diterima oleh mereka. Bahkan berakhir dengan main hakim sendiri. Lelaki yang membantuku itu dihajar hingga wajahnya babak belur, bahkan motornya pun dirusak warga.

Di bawah kaki-kaki hujan yang menitik, menjadi saksi tangisanku saat ini. Baju yang basah kuyup pun tak dihiraukan oleh mereka. Seolah mereka benar-benar tak punya hati. Membiarkan kami kedinginan sambil dijadikan bulan-bulanan.

"Benar! Seret saja mereka! Lalu usir mereka tak boleh berada di sini lagi! Sungguh buat malu!"

Aku menggeleng cepat, dan berusaha memberontak, tapi semua warga tak ada lagi yang percaya padaku.

Entah siapa yang sudah mengarang cerita dan memprovokasi hingga terbit begitu dahsyat fitnah ini?

Lelaki yang tadi jatuh tersungkur dihajar warga, akhirnya bangkit. "Tunggu! Tolong dengarkan aku. Aku bersumpah aku tidak melakukan hal tercela padanya."

"Huuuuhh!" Mereka bersorak, bahkan ada yang melempari batu padanya hingga mengenai dahinya dan berdarah lagi.

Melihatnya begitu miris, tapi aku pun sama nasibnya. Rasa nyeri di kaki tak kuhiraukan lagi.

"Mana ada maling ngaku! Cepet sekarang eksekusi saja! Nungguin Pak Kades lama!"

Salah seorang ibu-ibu menarik tanganku dan memaksa untuk melepaskan semua baju yang kukenakan. Ia bahkan hendak menarik jilbabku dengan paksa. Aku menangis makin tergugu.

"Tidaak, aku gak mau! Aku mohon ampuni aku, Bu!" teriakku dengan suara parau.

"Tolong hentikan, ada apa ini?" Sebuah suara mengagetkan kami. Rupanya yang datang adalah Kepala desa dan juga dua orang hansip. Mereka berjalan tergopoh-gopoh menghampiri kami.

"Aku berani bersumpah, Pak. Aku gak melakukan hal yang mereka tuduhkan. Tadi aku--"

"Jangan dengarkan itu, Pak Kades! Mereka ini tertangkap basah sedang mesum! Kami melihatnya sendiri! Kami gak bisa diam saja melihat norma adat dan agama dilanggar begitu saja! Mereka gak punya adab. Emang harus dihukum! Dicambuk 100 kali atau diarak keliling kampung dalam keadaan telanjang! Lalu di usir, biar mereka malu seumur hidup!"

"Ya, itu benar Pak Kades!" sahut yang lain lagi.

Pak Kades mengangkat tangannya agar warga yang terpancing emosi sedikit lebih tenang.

"Tenang dulu, bapak-bapak, ibu-ibu, tenang! Kita tidak boleh main hakim sendiri begini. Kita harus dengarkan penjelasan mereka juga!"

"Aaah, kelamaan!"

Hampir saja terjadi bentrok lagi, untungnya Pak Hansip sigap mengamankan para warga.

"Tenang, tenang, kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin!" tukas Pak Kades.

"Pak, Anda adalah seorang kepala dusun ini, sudah pasti ucapan Anda lebih bijak dari pada yang lain. Saya mohon jangan mempermalukan seorang wanita sampai begini. Apakah tak ada cara lain selain diarak keliling desa tanpa busana? Padahal kami tak melakukan secuil pun hal yang mereka tuduhkan?!" Tiba-tiba lelaki yang menolongku itu menyela.

Meski aku agak takut dengan penampilannya yang seperti berandalan, memakai tindik di sebelah telinganya, rambut sedikit gondrong tapi sepertinya ....

"Ada cara lain untuk masalah ini," jawab Pak Kades lugas.

"Apa itu, Pak?" tanya warga.

"Nikahkan mereka. Itu sudah hukuman yang paling pas dan tidak memberatkan bagi mereka. Ini juga menyelamatkan nama baik kampung ini."

Para warga akhirnya setuju dengan usulan Pak Kades.

"Bawa keduanya ke kantor balai desa. Yang lain tolong bawakan baju ganti untuk mas ini dan juga Mbak Damay!" sergah Pak Kades.

"Yang lain apa udah ada yang lapor ke rumah Pak Taryo, kalau anaknya ada masalah di sini?"

"Belum, Pak."

"Pak, tolong bilang ke Pak Taryo dan istrinya suruh datang ke Balai Desa."

Salah seorang hansip yang ditunjuk hanya mengangguk dan melangkah pergi buru-buru.

Sementara itu, aku dan lelaki yang tak kukenal namanya itu digiring ke Balai Desa. Sepanjang jalan aku menunduk sambil menahan rasa dingin yang makin menusuk kulit juga rasa nyeri di kaki akibat luka terkilir tadi.

Sampai di Balai Desa, baik aku dan lelaki itu dikawal saat disuruh ganti baju yang kering.

Tak berapa lama, terdapat beberapa pamong desa selain Pak Kades yang hendak menyidang kami.

"Namanya siapa, Mas?" tanya salah seorang pamong pada lelaki muda bak preman itu.

"Saga."

"Coba liat kartu identitasnya."

Lelaki itu mengeluarkan kartu identidas dari dalam dompetnya.

"Sagara Banyubiru?"

Lelaki bernama Saga itu mengangguk.

"Kamu dan Damay pacaran?"

"Tidak."

"Terus kalian punya hubungan apa?"

"Kami tidak punya hubungan apapun."

"Lalu kenapa berdua-duaan di sana? Bahkan ada yang melihat kalau kamu sedang mesum?" tanya Pak Pamong desa lagi sambil memperagakan ujung jari tangannya beradu.

"Tidak ada yang seperti itu, aku hanya menolongnya saja. Mereka pasti salah lihat!" jawabnya.

"Mas Saga, tenang dulu. Jadi Mas Saga tidak punya hubungan apapun dengan Mbak Damay?"

Lelaki itu menggeleng.

"Terus apa kamu kenal dengan Mbak Damay?"

"Aku hanya melihatnya beberapa kali di toko kue. Itu saja, gak ada yang lain."

Aku menoleh ke arah lelaki itu, apakah dia pernah datang membeli kue?

"Ada apa ini? Ada apa ini?" Suara cempreng milik ibu terdengar. Ibu melangkah tergesa ke arah kami disusul bapak dengan langkah terseok. Wajah keduanya tampak tegang.

Pak Kades menjelaskan apa yang terjadi.

"Jadi bener begitu, Damay? Dasar gadis kurang ajar! Gak tau diuntung kamu! Bukannya pulang kerja langsung ke rumah, kamu malah berbuat mesum sama berandalan ini?" Ibu marah sambil menunjuk wajahku dan juga Saga.

"Eheem, sudah, Bu, sudah. Jadi masalah ini sudah ketemu solusinya. Biar mereka dinikahkan saja, biar gak timbul fitnah dan keributan lagi," timpal Pak Kades lagi.

Mata ibu membulat. "Dinikahkan?"

"Ya, ini udah kesepakatan bersama, dari pada mereka harus diarak keliling kampung, bukankah akan lebih memalukan?"

Ibu langsung beralih memandang Saga. "Memangnya kamu punya mahar berapa mau nikahin anak saya?" tanya ibu dengan tatapan tajam.

"Seratus ribu."

.

.

.

.

.

.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

user avatar
Melanie
...........
2025-05-09 23:03:41
0
user avatar
Notti_
I really really liked it! But I don't know if that's the real end or what, I've been waiting for months for the next chapter
2025-04-25 11:32:03
2
user avatar
Brooding Wallflower
Is this actually the end? Please tell me there is more. I'm gonna cry...
2025-04-21 22:39:04
1
user avatar
Gen YA
It seems this novel is not yet completed! Nathan still has a sinister plan on the wedding day of Hannah and Davis, and there's no closure yet for the wedding which is a very important event/scene
2025-04-19 03:00:15
3
default avatar
Mariah Murphy
Please dear lord, give us more! It’s to good to end it there.
2025-04-10 02:11:12
3
default avatar
Megan Robinson
I was excited for the ending but then it just stopped and said 100% completed. Surly that’s not the ending? The book was just getting somewhere.
2025-04-08 13:57:35
6
default avatar
Shawna
I’m really enjoying this story, can’t wait to see how to ends.
2025-04-07 09:30:39
0
default avatar
Sydnie
I mean I like when the stories don’t drag out but this is it?! I need more!!
2025-04-04 22:36:19
5
default avatar
Sri Nur
Got hooked from the advertisement
2025-04-02 18:10:00
3
default avatar
Amanda
It needs more chapters. Why was it left like this?
2025-04-02 17:04:15
16
user avatar
Cris Land
Já li.....
2025-03-21 18:32:49
2
user avatar
Cris Land
Já li......
2025-04-07 07:44:30
0
user avatar
Moon
I’m a bit confused. Is this complete ? The cliffhanger, the “evil phase “ from the ex? Wtf?
2025-03-31 00:59:32
10
user avatar
Horou
Will this be continued?? How could you leave it on a cliffhanger like that?!?! .........
2025-03-29 06:49:18
11
user avatar
Jackie Wolf
Good story but unfinished ending?!?
2025-04-15 04:48:16
0
  • 1
  • 2
19 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status