57
Sontak tangannya terdiam ketika mendengar nama sang kekasih disebut oleh kakak kandungnya. Ia melirik Dewa takut-takut yang tengah menikmati nasi kuning miliknya.
Gadis itu menelan suapan terakhir sebelum pembicaraan mereka semakin memanjang. Pelan ia berbicara berusaha tak ada apa pun yang terjadi di antara mereka.
“Uhh, itu Geri kemarin pulang ...”
“Katanya dia mau temenin lo? Kok malah pulang sih.”
“Mungkin ada urusan.”
Tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka. Dewa sibuk dengan makanannya begitu pula Nazmi, meski terasa hambar tetap ia habiskan karena bagaimana pun ia tak mau kakak kandungnya tahu pertengkaran dengan Geri kemarin.
“Lo gak ada pemotretan memangnya hari ini?”
“Umm, gak ada sih. Pras bilang cuma mau meeting aja.”
“Jam berapa?”
“Nanti siang jam 2 an lah.”
Dewa menganggukkan kepala ke
58“Gue gak lagi ada masalah apa-apa kok, Kak.”“Hum ...” Dewa malah menggumam seraya menatap adik perempuannya.Gadis itu nampak salah tingkah ditatap seperti itu oleh kakaknya. Ia balik menatap Dewa yang tengah asyik mengunyah makanannya.“Apa sih kok natap gue terus?”“Gue tahu kalau lo lagi bohong, tapi gue juga gak bisa paksa lo buat cerita ke gue. Lo udah dewasa dan tahu gimana caranya menyelesaikan masalah. Jangan kayak anak kecil?”Nazmi tersenyum mendengar kata-kata dari sang kakak yang menurutnya bisa membuat ia lebih baik. Memang hanya Dewa lah yang bisa mengerti dirinya meski tak jarang lelaki itu selalu membuatnya kesal.“Thank’s, Kak. Lo emang kakak gue paling the best!”Dewa mengagguk seraya tersenyum. Tangan besar miliknya mengusap kepala sang adik kemudian mengusap pipi yang merah merona karena blush.“Jaga diri lo baik-baik. Gak sem
59Kedua bola mata Geri membulat mendengar penuturan dari Nazmi yang seakan menyudutkan dirinya. Ia menoleh pada Hana yang masih asyik memainkan ponsel di sudut sana.Entahlah, gadis itu mendengarkan perdebatan mereka atau tidak yang jelas tidak etis jika mereka bertengkar di sana.Geri menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya kemudian mengembuskan napas karena sebentar lagi meeting akan dimulai. Terlebih saat ini orang-orang sudah mulai berdatangan dan duduk di kursinya masing-masing.“Naz. Gue tunggu di luar aja,” ucapnya seraya beranjak dari tempat duduknya.Nazmi melotot pada Geri yang meninggalkannya begitu saja. Lelaki itu memang sangat menyebalkan, tidak peka sama sekali dan lebih mementingkan menyelamatkan dirinya sendiri! Pekik Nazmi seraya menatap wajah Geri yang hendak pergi.“Apa?” tanya Geri pelan menatap wajah Nazmi yang menyiratkan kesal yang begitu jelas.Suara orang yan
60Karisma menghentikan tinjunya begitu juga dengan Geri. Napas mereka naik turun dengan tatapan tajam satu sama lain. Nazmi menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku dua lelaki dewasa yang begitu kekanakan.“Kalian gak malu, hah?”Tak ada jawaban dari mereka. Geri menarik napasnya dalam kemudian menatap Nazmi dengan kedua alisnya yang terangkat.“Naz, kenapa sih lo selalu nempel sama si bedebah ini?”“Karena lo brengsek, Ger,” ucap Karisma yang sama sekali tidak dimintai keterangan.“Berisik lo! Gue gak tanya sama-“ ucapannya terpotong karena Nazmi berdecak kesal.Mereka kembali bertatapan masih dengan napas yang naik turun. Kedua tangan lelaki itu masih mengepal belum puas dengan pertempuran mereka.Untung saja lorong belakang selalu sepi sehingga tak ada siapa pun yang mendengar atau menyaksikan mereka bertengkar, tentu saja jika tidak ada paparazi di sekitar sini.“Kalian itu
61“Lo cowok paling nyebelin parah, Ger!”“I see, I see,” ledeknya tanpa ekspresi dan masih asyik mengemudi.Kedua netranya yang tajam namun meneduhkan menatap jalanan dengan fokus. Saat ini di depannya terlihat lengang dan hanya terdapat beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang.Nazmi menghela napas kemudian pandangannya ia alihkan ke jalanan di samping kirinya. Dilihatnya beberapa kedai makanan dan toko-toko yang sebagian tutup di pinggir jalan raya.“Lo mau bawa gue kemana?” tanyanya ketika tersadar bahwa jalan saat ini bukan menuju apartemen miliknya atau bestcamp.“Lo lupa jalan ini?” tanya Geri balik seraya menoleh sekilas pada gadisnya.“Ini ke apartemen lo kan?”“Extacly.”Lelaki dengan rambut halus berwarna cokelat itu tersenyum sembari mengangguk dan menjentikkan jarinya. Nazmi menatap wajah samping tampan sang kekasih yang
62“Lo segalanya buat gue!”Nazmi tertegun mendengar penuturan dari sang kekasih. Meski kini jantungnya berdegup kencang karena tatapan Geri yang begitu dekat dengannya, tetap saja hatinya sakit karena Geri berkirim pesan dengan perempuan lain.“Ukh! Lo bohong, Ger! Lo nyebelin banget! Lo ke club sama cewek itu? Lo nari-nari sama dia? Lo nyebelin banget parah!” teriaknya seraya meronta meminta untuk dilepaskan.“Naz! Lo gak usah bilang kayak gitu. Gue ke club juga gak ngapa-ngapain selain minum. Seharusnya lo sadar kenapa gue lakuin itu?!”“Huh? Menurut lo wajar kalau gue bikin lo sakit hati terus lo balas gue kayak gini?”Kedua alis Geri saling bertautan. Apa yang ada di kepalanya sama sekali tidak masuk di kepala kekasihnya.“Gue gak balas dendam sama lo, Naz.”“Terus apa? Lo selingkuhin gue? Menurut lo gue yang gampang diselingkuhi kayak gini?&rd
63Sontak sepasang mata mereka menatap layar ponsel yang berdering di atas meja. Lelaki itu meraih ponselnya dan membaca nama yang tertera di sana.Nazmi melotot dengan tatapan tajam menelisik perilaku sang kekasih yang masih menatap layar ponsel miliknya.“Siapa?” tanya Nazmi yang terdengar ketus.“Manajer gue,” ucapnya sembari memperlihatkan layar ponselnya yang menyala.“Angkat sana. Berisik,” ujarnya seraya mendelik pada sang kekasih.Geri menerima telepon masuk tersebut tepat di samping Nazmi yang kembali menatap layar televisi di hadapannya yang jaraknya tidak terlalu dekat.Sebenarnya meski kedua matanya menatap layar televisi tetap saja pendengarannya berfungsi menguping pembicaraan sang kekasih dengan manajernya yang terjalin cukup lama.“Ahh, iya siap.”“Siap. Siap. Gue usahain,” ucapnya yang terdengar seperti terpaksa.Kemudian ta
64Sontak kedua mata Geri membulat akan tingkah laku Hana yang begitu manis padanya. Jantungnya seperti berhenti berdetak diperlakukan demikian oleh gadis cantik yang wajahnya sangat dekat dengan dirinya saat ini.Segera ia mengalihkan pandangan merasa salah tingkah sembari mengusap bibirnya sendiri. Ia menoleh pada Nazmi yang masih asyik berpose di seberang sana.“Lo manis banget,” ujar Hana yang tengah menggigit kecil samping ibu jarinya.Hal itu membuat Geri semakin salah tingkah, bagaimana tidak? Kini Hana seperti tengah menggodanya dengan menggigit bekas sentuhan di bibirnya.Wajahnya terasa panas bersemu merah kemudian sedikit tersenyum menyembunyikan perasaan malunya. Ia kembali memakan ice cream tersebut mencoba melupakan kejadian singkat baru saja.“Hana lo suka banget ice cream?”“Yup! Apalagi ice cream nya manis kayak lo!”“Ahahahaha ... ada-ada aja,” ucap
65Gadis itu bungkam ditatap tajam dan dalam oleh lelaki tampan di hadapannya. Jantungnya berdebar kencang menatap netra indah sang kekasih yang begitu menusuk relung hatinya.Geri menurunkan pandangannya sedikit menatap bibir segar milik Nazmi kemudian mendaratkan bibirnya di sana. Lelaki itu perlahan memakan bibir gadis cantik yang terasa lembut sembari menutup kedua matanya.Netra Nazmi membulat, jantungnya seperti berhenti berdetak merasakan lembut bibir Geri yang menelusuri bibir dan mulutnya. Perlahan, ia menutup kedua matanya kemudian mengusap dada bidang sang kekasih yang kedua tangannya memegangi pinggang langsing miliknya.Deru napas mereka saling berkejaran setelah beberapa menit Geri melepaskan pagutan bibirnya. Perlahan ia membuka mata yang merah kemudian sedikit menyunggingkan senyum pada gadis yang baru saja dibuat kalah telak olehnya.Nazmi menatap kedua netra Geri yang dalam menatapnya kemudian memegangi bibirnya yang