"Sepertinya kita langsung mulai aja, Naz, gue udah enggak tahan." Karisma memegang celana pendeknya untuk segera diturunkan. Gadis itu terbelalak. Wajahnya terlihat panik kala menangkap sinyal aneh dari Karisma yang nampaknya serius akan melakukan hal keji tersebut padanya. Nazmi Alisya, seorang model terkenal yang memiliki tubuh ideal impian semua wanita di dunia. Paras menawan dengan bibir mungil merona membuat semua pria selalu terpikat dengan senyuman sensualnya. Tak terkecuali dengan Karisma dan Geri, dua lelaki yang masih kukuh saling merebut gadis cantik nan polos tersebut. Belum lagi Fahmi, seorang fans berat Nazmi yang selalu meneror hubungan gadis itu dengan siapa pun dia dekat. Karisma bukan hanya piawai bermain musik, tapi juga pandai dalam merebut hati Nazmi untuk selalu menuruti apa mau lelaki itu. Bahkan saat Nazmi akan menikah dengan Geri sekalipun, tetap saja Karisma dengan keras kepalanya melakukan segala cara untuk mendapatkan Nazmi kembali. Termasuk memiliki tubuh gadis cantik itu. Sebuah ide gila yang sempat terlintas beberapa bulan lalu. Menghamili Nazmi. Akankah Karisma berhasil merebut Nazmi dari Geri? Siapa yang akan dipilih Nazmi untuk menjadi suaminya? Lalu bagaimana dengan nasib percintaan mereka karena tentu Fahmi juga akan menghalalkan segala cara untuk terus mencuri perhatian sang idol cantik tersebut.
View MoreKarisma tersenyum lebar setelah mengatakan apa yang baru saja dia lontarkan. Lelaki itu sungguh senang melihat wajah gadis cantik di depannya yang terkejut seperti itu.
Kini di depan Karisma, Nazmi terlihat begitu memikat dengan baju ketat yang dikenakannya. Sehingga lekuk tubuh sang pujaan hati terlihat sangat memukau indra penglihatan. Otak lelaki itu yang sudah tak waras malah ingin menuntut yang tidak-tidak untuk segera dipuaskan detik itu juga.
Senyumnya yang manis terlihat sedikit memicing. Matanya menatap lekat pada gadis jelita di depannya. Dia sungguh senang melihat ekspresi Nazmi. Terlihat gusar dengan apa yang dimintanya barusan.
Sedangkan Nazmi, gadis itu malah membeku seribu bahasa, matanya terbelalak kaget. Mulutnya kaku seolah tak tahu bagaimana caranya berucap dengan benar setelah apa yang dikatakan Karisma padanya.
"Ho-hotel? Ma-mau apa?" tanya Nazmi yang pikirannya sudah sangat kacau. Sungguh kini gadis itu malah berpikir apa yang akan diperbuat Karisma adalah hal yang pernah mereka lakukan waktu itu.
Karisma tersenyum lebar. "Mau apa pun itu, nanti lo bakal tahu sendiri. Sebaiknya lo harus bisa memenuhi hal tersebut, Naz. Kalau enggak, mungkin gue gak akan percaya sama kata-kata lo lagi," ujar Karisma yang mencoba untuk menguji kesetiaan perempuan itu.
Netra gadis itu masih membulat lebar. "Ta-tapi, seenggaknya lo bilang dulu mau apa kita di hotel, Ka, gueâ"
"Mau apa pun itu terserah gue, kan, Naz? Yang jelas lo harus siapin semuanya. Hati lo, mental lo, tubuh lo, dan ... suara lo jangan sampai habis, ya?" lirih Karisma dengan suaranya yang menggoda membuat Nazmi semakin melotot.
"Ha-hah? Lo bercanda, kan, Ka? Apa yang lo pikirin sekarang, hah?" tanya Nazmi yang nada suaranya mulai meninggi dengan jantung berdegup kencang.
"Gue bilang mau apa pun itu terserah gue, kan? Mungkin aja, gue mau melanjutkan apa yang sudah kita lakukan waktu itu, Naz, masih ingat? Bukannya waktu itu lagi seru-serunya? Bukanya waktu itu lo yang minta untuk melakukan hal yang lebih? Oleh karena itu, mari kita selesaikan besok malam, Naz," ujar Karisma yang lagi-lagi membuat Nazmi terbelalak.
"Lo, pasti bercanda, Ka. Gak mungkin lo kayak gitu," ujar Nazmi sambil mencoba untuk tertawa renyah.
Karisma manggut-manggut. "Lo pikir gue bercanda, Naz? Kalau pun iya gue bercanda, mungkin sekarang gue bakal ketawa, tapi sekarang gue serius, Sayang. Gue pengin tahu apa lo beneran cinta sama gue atau enggak."
Nazmi mengernyitkan dahi. Senyumnya kecut, dengan gelengan kepala yang tak terima.
"Apa harus dengan itu, Ka? Kenapa harus melakukan itu untuk membuktikannya?" tanya Nazmi.
"Karena lo hanya diberi pilihan itu aja, Naz, jadi, mau atau enggak. Kesimpulan akhir kalau lo datang berarti lo cinta dan kalau lo enggak datang ... berarti enggak cinta. So simple, bukan?"
Nazmi menggelengkan kepalanya. "Ka, ayolah jangan kayak gitu. Ini tuh gila banget! Enggak mungkin, kan kitaâ"
"Apanya yang enggak mungkin, Naz? Setahu gue mungkin aja. Lo aja barusan habis ngelakuin itu sama Geri, kan? Jadi, kenapa enggak untuk yang kedua kalinya lo lakuin sama gue?" tawar Karisma dengan suara tegas.
Nazmi menatap tak percaya pada lelaki di depannya. Sungguh tidak pernah disangkanya bahwa Karisma akan meminta dirinya untuk berbuat hal seperti itu. Di hotel pula.
"Yes or no, Nazmi. Cinta dan enggak cinta. Itu aja, gak ada yang lebih, dan itu akan terlihat saat lo datang atau enggak ke hotel," ujar Karisma. Tatapannya tajam pada Nazmi seperti menginginkan seluruh tubuh gadis itu untuk dilahapnya hingga habis.
Mulut Nazmi terbuka sedikit. Bibirnya yang tipis bergetar halus. "Gu-gueâ"
"Lo kenapa? Enggak mau? Berarti lo emang cinta sama Geri, kan, Naz?" potong Karisma.
"Enggak gitu, Sayang. Itu tuh ... ayolah, Ka, please jangan itu syaratnya. Gue bisa ngasih lo yang lain asal enggak yang gitu," ujar Nazmi memohon.
Karisma menggelengkan kepalanya. Dia tetap yakin dengan apa yang diminta pada sang mantan kekasih.
"Kalau lo gak mau ke hotel, mari kita selesaikan sekarang, Naz," lirih Karisma yang lalu mendekatkan wajahnya ke arah gadis itu mencoba untuk menerkamnya.
"E-eh?" desis Nazmi dengan tubuh membeku.
Mereka saling bertatap. Jantung gadis itu berdegup kencang. 'Apa gue harus nurut sama apa mau lo, Ka? Apa ini cara satu-satunya buat buktiin kalau gue beneran cinta sama lo? Apa enggak ada cara lain? Apa harus gue kasih tubuh gue buat lo?' batin Nazmi dengan napas yang semakin tercekat.
Wajah lelaki itu semakin mendekat, bibir lembutnya mulai menyentuh bibir milik Nazmi untuk memberikan pagutan lembut padanya.
Senyum lelaki itu terukir tipis di wajah tampannya. Tatapan mata yang begitu tajam, seolah melihat seekor mangsa yang siap untuk dinikmati.
"Lo milik gue selamanya, Naz. Enggak akan ada yang bisa gantiin gue," bisik Karisma lembut membuat seluruh tubuh Nazmi melemas.
Lagi-lagi gadis itu hanya bisa terdiam. Menikmati belaian lembut yang dilakukan oleh Karisma. Tubuhnya, bahkan hati, dan otaknya seolah tidak ingin membantah sedikit pun atas apa yang dilakukan sang mantan kekasih.
Pagutan yang diberikan Karisma padanya disambut dengan hangat oleh Nazmi. Matanya mulai terpejam. Deru napasnya mulai cepat seperti gemuruh ombak di lautan.
"Lo cantik banget," bisik Karisma lagi yang mulai mengusap kepala gadis itu. Kemudian turun perlahan menyentuh pipi halus Nazmi.
Gadis itu terdiam. Menatap netra Karisma yang berkilauan. Bibirnya yang lembut masih terasa sama. Sangat membuatnya ketagihan untuk terus melumatnya dengan intens.
Seolah mengerti apa yang diinginkan Nazmi, Karisma semakin merapatkan tubuhnya. Menyentuh bibir mungil gadis itu lalu kembali melahapnya dengan rakus.
Jemari Karisma mulai tidak sabaran untuk segera menggerayangi tubuh gadis itu. Dengan cekatan, tangannya mulai mengusap punggung Nazmi. Mengelus dengan pelan hingga beralih pada bagian depan tubuh gadis itu. Bagian yang amat disenangi kaum lelaki.
Pipi Nazmi memerah ketika beberapa kali Karisma melalukan gerakan di kedua benda miliknya.
Tatapan mereka saling beradu. Seolah tak bisa mengucapkan apa pun lagi selain rasa cinta yang mendalam. Sebuah rasa yang berubah menjadi panas seiring perlakuan yang dilakukan Karisma.
"Hei, cantik, puasin gue sekarang," lirih Karisma sambil mendorong sedikit perempuan itu pada sandaran sofa.
Nazmi melotot. Napasnya sesak seolah kehabisan oksigen dalam parunya. Melihat seringai Karisma yang terlihat sangat agresif, membuat Nazmi gemetar.
Semua kata yang dihafalnya seolah hilang begitu saja dari kepala. 'Lo mau apa sih, Ka? Kenapa gue mendadak diam begini? Kenapa gue malah mempersilakan lo untuk menikmati gue?' batin Nazmi, tatapannya masih lekat pada wajah tampan di depannya.
"Udah siap? Gue buka sekarang ya, Naz ... gue pengin lihat dengan jelas seluruhnya bagian tubuh lo," pinta Karisma yang masih dengan suara begitu rendah.
***
Bersambung ....
âKok lo ada di sini?â Tanyanya di sela isak tangis.âApa itu penting?ââUhhh, Kak ...â Rengeknya sembari beranjak kemudian menghambur pada dekapan sang kakak.Dewa yang tak mengerti apa yang terjadi pada sang adik hanya terdiam sembari erat membalas pelukannya. Tangan besar itu mengusap kepala Nazmi yang tenggelam dalam dada bidang kakaknya.âHmm, gue udah tahu ada yang gak beres makanya ke sini. Ada masalah apa sama Geri?âIa menggelengkan kepala kemudian menengadah. Matanya sembab, lingkaran hitam itu kini nampak jelas terlihat. Skleranya berubah menjadi merah begitu juga dengan hidung dan wajah cantiknya.âDia menghilang udah dua minggu ...ââHah? Emang awalnya ada masalah apa?ââDia diambil cewek lain. Gue kalah buas, Kak ...â Rengeknya yang membuat Dewa malah sedikit tertawa mendengar penuturan dari mulut kecil sang adik.Ia terus mengusap kepala bayi kecil yang tengah merengek padanya. Dirinya tahu Nazmi masih begitu polos, bukannya langsung marah, Dewa malah tak percaya jika Ge
Perlahan Nazmi membuka kelopak mata yang terasa berat. Ia menyapu keadaan sekitar yang terasa asing baginya. Aroma kopi khas tercium memenuhi rongga hidung membuatnya sedikit mengenal dimana keberadaannya saat ini.Ia menoleh ke samping kanan ketika sebuah suara menyapanya dengan lembut. Kejadian beberapa saat lalu kembali terekam jelas dalam benaknya.âGimana perasaan lo sekarang?ââUhm, gue haus ...âSegera ia meraih secangkir minuman dari atas nakas dan menyodorkannya pada Nazmi yang tengah bersandar pada tumpukan bantal.âMakasih.â Ucapnya sembari mengembalikan cangkir tersebut.âApa yang terjadi? Lo gak terlihat baik-baik aja. Beberapa kali gue hubungi lo gak bisa.âSeketika tangisnya kembali pecah, melihat hal tersebut seseorang yang bernama Karisma langsung meraih tisu dan menyerahkannya pada Nazmi.âGue udah nyerah sama semuanya, Ka ... Gue lelah sama semua ini ... Gue capek ... Huhuhu ...ââUhh, Naz. Apa yang terjadi sama lo? Kenapa lo kayak gini?ââGeri ninggalin gue sama ce
Karena tak sabar dan pesannya yang tertunda terkirim, ia segera melakukan panggilan pada sang kekasih. Namun, beberapa kali ia meneleponnya tak ada jawaban dan hanya terdengar nada sambung yang tak kunjung menjawab.-Geri?-Ia melihat satu centang putih pada pesan yang baru saja terkirim. Bahkan lelakinya tidak mengaktifkan data seluler. Apakah ia tengah bersama dengan Hana?Segera dirinya menelepon tanpa menggunakan aplikasi. Malah operator yang menjawab karena nomornya tidak aktif. Nazmi semakin gundah, pikirannya kacau. Ia sama sekali tak mengerti mengapa begitu tepat di saat seperti ini kekasihnya malah menghilang begitu saja?Tiba-tiba Nazmi terpikir untuk menghubungi Hana. Segera ia mengirimkan beberapa foto yang didapatkannya dari Fauzan. Tak lama perempuan itu terpantau online, Nazmi pun segera melakukan panggilan.âLo tega banget sama gue, Han. Lo bohongin gue selama ini?ââAhahahaha. Akhirnya gue ketahuan?ââApa? Jadi bener semuanya? Lo bohongin gue dan ambil cowok gue?ââNa
âGue di apartemen.âTiba-tiba saja sebuah perasaan buruk menelisik dalam sanubari. Sambungan telepon dimatikan setelah Fauzan mengatakan bahwa ia hendak menemuinya dan membicarakan hal ini secara langsung.Apa yang sebenarnya terjadi? Apa yang dikatakan oleh Hana tadi pagi adalah sebuah kebohongan? Bagaimana bisa Hana berbohong, jelas dari matanya yang sembab gadis itu tengah terluka oleh Fauzan.Resah ia menunggu kedatangan Fauzan di tengah gulita rumah apartemen miliknya. Hujan masih turun sangat deras di luar sana. Beberapa kali dirinya melihat room chat dengan Fauzan yang masih belum terlihat tanda-tanda lelaki itu sudah sampai di apartemen padahal sudah hampir setengah jam.Jarak dari tempatnya sekarang jika ia berada di base camp tidak akan lebih dari setengah jam. Namun, darimana lelaki itu pergi menuju kediamannya? Dia hanya membuatnya gelisah saja.Tak berselang lama, bunyi denting bel nyaring terdengar di seisi ruangan. Segera Nazmi bangkit dan membukakan pintu. Itu adalah F
-Ger, jangan lupa makan siang.-Tak ada jawaban dari pesan yang dikirimkan oleh Nazmi beberapa jam yang lalu. Di luar, hujan turun begitu deras. Gadis yang tengah duduk di dekat jendela besar menghadap ke luar menatap rintik hujan yang sedari tadi turun membasahi bumi.Ia menghela napas panjang setelah membaca pesannya. Padahal Geri terpantau online beberapa kali dalam beberapa waktu lalu namun, lelaki itu tak kunjung membalasnya.âApa dia marah sama gue karena gak jadi ketemu tadi?â Gumamnya yang mulai putus asa sembari menggenggam ponsel di tangan kanan.Nazmi kembali teringat kejadian beberapa jam lalu ketika membatalkan sepihak pertemuan singkat antara dirinya dengan sang kekasih. Semua itu terjadi karena Hana yang tiba-tiba menelepon dan menyuruhnya untuk datang ke sebuah kafe.Setibanya di sebuah kafe yang masih sepi, Nazmi langsung tahu bahwa gadis yang tengah duduk memunggungi pintu masuk di sudut ruangan adalah Hana. Terlihat dari gaya berpakaian dirinya yang begitu korean lo
Waktu seakan cepat berlalu, sudah satu minggu semenjak Dewa berbicara empat mata dengan sang adik. Perempuan itu nampaknya sangat antusias dengan pernikahan kakaknya. Setelah beberapa jam berbincang, Nazmi akhirnya mendapatkan keputusan bahwa ia akan menikahi kekasihnya, Geri tepat satu bulan setelah pernikahan sang kakak berlangsung.Jika Karisma bertanya padanya lagi, mungkin kali itu dia akan menjawabnya dengan tegas bahwa dirinya tak mau kembali pada hubungan yang sudah lama terbengkalai bersama Karisma. Akhir-akhir ini Geri memang sangat sulit ditemui dan ngobrol melalui aplikasi pun sangat jarang. Meski begitu, perasaannya pada Geri malah semakin besar.Ia berniat untuk berbicara secara langsung perihal dirinya yang juga setuju untuk menikah dengan Geri ketika lelaki itu sudah tak sesibuk sekarang.Pagi itu matahari tidak bersinar seperti hari-hari sebelumnya. Nazmi yang sudah dua hari tidak ada jadwal photo shoot hanya berbaring di kamar seharian sembari berselancar di akun sos
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments