Beranda / Romansa / Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar) / 15. Benarkah Kau Gadis Kecil Itu?

Share

15. Benarkah Kau Gadis Kecil Itu?

Penulis: Ratu sambi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-18 15:56:12

Yukie hanya bisa diam menunduk menatap tangannya yang di genggam oleh Daiki. Sangat erat, tangan Daiki begitu besar dan lebar. Nampak terlihat urat halus di punggung tangannya.

Yukie bisa merasakan tangan Daiki begitu terasa dingin namun rasanya seperti mengalirkan arus panas seperti tersengat listrik melalui tangannya yang membuat sekujur tubuh Yukie menjadi hangat.

 

“Lepas! Aku bukan anak kecil!” Yukie berusaha menepis tangannya karena sangat gugup.

Bukannya mengindahkan permintaan Yukie, Daiki justru semakin menguatkan cengkeraman tangannya kepada Yukie.

 

Daiki membuang pandangannya ke sekitar.

“Apa rumahmu masih jauh!” Daiki mencoba mengalihkan pembicaraan.

 

Yukie yang sengaja memperlambat langkah kakinya mulai mengalihkan perhatiannya dari Daiki yang langkahnya jauh lebih cepat selangkah darinya.

“Ada apa dengan lelaki ini sebenarnya! Setiap saat membuatku kesal tapi dia sepertinya tidak sadar dengan hal itu! Apa dia tidak lelah selalu karena selalu saja menggangguku!” batinnya.

 

“Hei!! Di mana rumahmu?” sahut Daiki saat Yukie tak menjawab pertanyaan darinya.

 

“Masih jauh! Jalanan sudah sepi kau bisa, kan? Melepaskan tanganmu?”

 

Tak ingin berdebat Daiki langsung melepaskan tangan Yukie. Kini pandangannya teralihkan ke sebuah pohon besar yang tampak tak asing di matanya.

Pohon sakura itu mengingatkan dirinya pada momen dulu sewaktu dia masih kecil saat bertemu dengan gadis yang selalu berdiri di bawah pohon itu.

Daiki tengah terdiam berdiri di bawah pohon sakura yang mulai berguguran. Memandang ke tempat di mana dulu Daiki sering bertemu dengan teman kecilnya.

 

Yukie terdiam sesaat dia pun sempat kehilangan Daiki yang hilang dari pandangannya, Yukie membuang pandangannya ke arah di mana Daiki menatap. Tepat di depan pintu masuk bekas taman hiburan itu dia teringat dengan teman kecil yang selalu membuatnya tersenyum. Yukie teringat kenangan di mana dia mendapat kalung dari teman kecilnya.

 

“Ini, aku tidak tahu apa kalung ini berguna untukmu. Tapi kau boleh menyimpannya siapa tahu nanti ketika sudah besar kita bisa bertemu lagi. Dan jika saat itu terjadi aku pasti akan langsung mengenalimu karena kalung ini.”

Kalimat itu terus terekam di otak Daiki, sampai sekarang dia masih berharap akan bisa bertemu dengan teman kecilnya di sini.

 

Sementara Yukie pun sama, bayangan ketika anak kecil itu memberinya kalung masih terlihat jelas di benaknya.

“Dulu, tempat ini menjadi tempat favorite anak-anak untuk pergi berlibur bersama keluarga mereka. Tapi sekarang taman ini ditutup karena tidak terawat lagi” Yukie mulai bercerita, bagaimana taman itu berubah menjadi lahan kosong yang sudah tak terpakai.

"Di sini dulu adalah tempat untuk setiap keluarga menghabiskan waktu bersama, taman ini akan menjadi ramai setiap akhir pekan" terulas senyum di bibir Yukie saat mengingat wajah anak kecil yang terlintas di benaknya.

Tak lama kemudian dia melanjutkan ceritanya.

 

Daiki yang mulai tertarik dengan ceritanya pun menoleh menatap wajah Yukie dari samping. Untuk sesaat dia memang mendengar jelas apa yang diceritakan gadis itu. Namun wajah Yukie yang berseri mampu mengalihkan perhatiannya.

Hujan bunga sakura menambah pemandangan di depannya semakin terlihat indah. Senyum tipis seketika terulas di bibir Daiki, raut wajahnya langsung terpaku ketika melihat raut wajah Yukie berseri-seri. Senyum itu senyum yang tak pernah terlihat sebelumnya.

 

Yukie telah selesai bercerita, dia pun menoleh kearah Daiki yang sedang melamun menatap kearahnya.

“Kau mendengar ceritaku?” sahut Yukie saat melihat Daiki melamun karena dirinya.

“Hei!!” bentak Yukie, seketika langsung membuat Daiki tersadar dari lamunan.

 

Senyum tipis itu menghilang seketika dari wajah Daiki.

Ghm!!

Daiki berdehem mencairkan suasana canggung, Lelaki itu kemudian membuang pandangannya ke arah lain.

“Cepatlah, aku harus memastikan kalau kau sampai di rumah dengan selamat!” ucapnya sembari melangkah pergi begitu saja.

"Kenapa dengannya?"

                                     *****************

 

Mereka melewati jalanan sepi yang semakin jauh dari perkotaan. Daiki mulai nampak melihat ke sekitar. Jalan itu seperti tak asing baginya. Walaupun banyak yang berubah mulai dari pepohonan yang tumbuh di tepi jalan lalu papan penunjuk arah serta bangunan di sepanjang jalan itu tak membuat Daiki lupa kalau dulu dia pernah melewatinya.

Seperti dejavu, seakan Daiki merasa pernah berjalan beriiringan dengan Yukie sebelumnya di waktu lampau melewati jalan yang sama.

 

Yukie mulai merasa aneh dengan Daiki yang celingukan seperti orang kebingungan.

“Kenapa? Kau kenapa?” Yukie mulai penasaran saat Daiki nampak melihat, mengawasi keadaan di sekitar dengan pandangan menyelidik.

 

“Mmm, tidak! Tidak apa-apa!” Daiki masih ragu, tak sepenuhnya dia ingat dengan jalan di sana. Diam-diam sembari melangkah Daiki selalu menyelidik ke setiap gang yang mengingatkannya pada jalan di mana saat waktu dia masih kecil pernah melewatinya ketika mengantar gadis kecilnya kembali ke rumah.

 

Semakin ke dalam semakin membuat Daiki yakin, terlebih lagi saat melihat gang buntu sebelum menuju ke rumah Yukie. Melihat gang itu Daiki pun sempat terdiam sejenak.

Meyakinkan diri bahwa apa yang di pikirkan betul adanya.

 

Lagi-lagi Yukie melirik dengan alis menyatu disertai kening berkerut.

“Kau ini kenapa si?? Hari ini kau aneh sekali! Daiki?" Tak mau ambil pusing, Yukie kemudian memilih untuk membahas perihal tugas biologi.

"Besok minggu kau dan Ginji atur saja di mana kita bertemu untuk melakukan riset tugas biologinya” gadis itu melangkah meninggalkan Daiki yang masih terpaku. Namun ocehannya tak di gubris oleh Daiki.

 

Untuk lebih memastikan akhirnya Daiki pun bertanya.

“Di mana rumahmu?” 

Pertanyaan yang terlontar dari mulut Daiki membuat Yukie menghentikan langkahnya berubah pelan, dia menoleh lalu menggerakkan tangannya menunjuk ke arah sebuah rumah.

 

“Hmm? Rumahku... di sana!” tunjuknya pada sebuah gang yang terdapat di ujung jalan.

 

Daiki menoleh menatap gang itu seketika bayangan waktu dia kecil saat mengantar kembali teman gadisnya ke rumah berbayang di benaknya. 

Perlahan bayangan wajah gadis itu menghilang dan berubah menjadi wajah Yukie yang tiba-tiba muncul di hadapannya sembari melambaikan tangan tepat di depan wajah Daiki.

 

“Hei hei!! Hari ini kau salah minum obat ya? Kenapa kau terlihat aneh sekali hari ini?” Yukie mencoba membuyarkan lamunannya.

 

Akan tetapi tiba-tiba Daiki meraih tangan Yukie mencengkeramnya dengan erat. Matanya menatap tajam kedua mata Yukie dengan penuh harap namun ekspresi wajahnya tak terbaca.

Yukie kebingungan saat melihat raut wajah Daiki berubah aneh, matanya kini tertuju pada cengkeraman tangan Daiki yang masih bertahan di tangannya.

“Kau... benarkah, kalau kau gadis kecil itu?”

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nadia Oktavia
aku terringgal jauh ternyata ...... ku kira pindah lapak kakak ......
goodnovel comment avatar
Tasya Nadia
Kakak ratu 🥰🥰🥰 ditunggu bab selanjutnya 🥰🥰🥰 semangat 🥰🥰🥰
goodnovel comment avatar
Noor Aqilah
huwaaaaaaa, burete bikin penasaran😩
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   41. Taruhan

    Ini pertama kali bagi Yukie naik motor berboncengan dengan Daiki. Belum akur seperti semula tapi setidaknya dia sangat senang akhirnya bisa lagi dekat dengannya. Tak beda jauh dengan Yukie yang tersipu malu, Daiki pun merasakan hal yang sama. Hanya saja masih terlalu besar egonya karena Daiki termasuk tipe orang yang tak mudah mengutarakan perasaannya. Lelaki seperti dia cenderung akan merasa bahwa dirinya memiliki hak penuh atas kepemilikan terhadap orang yang menurutnya masuk ke dalam kriteria. Seperti halnya Yukie, meskipun mereka dekat baginya hubungan antara dirinya dan Daiki hanya berteman tapi berbeda dengan Daiki, dia merasa bahwa Yukie miliknya dan akan merasa cemburu apabila ada orang lain yang mendekatinya. Terlepas hubungan mereka hanya berteman tapi Daiki akan menjadi sangat posesif dengan Yukie. Bruuummm!! Mereka akhirnya sampai di depan rumah Yukie. Belum sempat turun dari motor mereka dikejutkan dengan Bibi Mai yang tiba-tiba muncul da

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   40. Hubungan Mulai Membaik

    Teeeeeeeettt!Selesai jam pelajaran hari itu semua murid berhamburan keluar dari kelas. Namun masih ada juga sebagian dari mereka yang mengikuti kegiatan ekstra di sekolah untuk menambah nilai.Kebetulan Daiki dan Endo masih bersitegang memperebutkan satu kursi untuk bisa masuk dalam tim utama basket. Mereka berdua terlihat mengikuti latihan bersama dengan tim yang sudah resmi menjadi anggota utama.Beberapa hari yang lalu Daiki dan Endo sudah melewati dua sesi penilaian. Hanya tinggal satu sesi lagi penilaian yang nantinya akan menentukan siapa terbaik di antara mereka berdua.“Setelah Olimpiade antar kelas selesai penilaian sesi penilaian terakhir kalian akan diadakan. Poin sementara kalian sampai saat ini sama, aku harap kalian berusaha semaksimal mungkin sampai akhir nanti. Karena itu menentukan salah satu dari kalian untuk ikut bergabung dengan klub utama sekolah! Kalian paham?!” Kapten tim basket memberi petuah untuk mereka berdua,

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   39. Berhenti Peduli Padaku!

    Rencana Daiki tak mungkin begitu saja dilaksanakan, dia membutuhkan waktu satu minggu untuk mencari waktu yang tepat. Tapi setidaknya Daisuke telah meminta kepada Ibunya untuk mengulur waktu agar tidak menandatangani surat perjanjian jual beli tanah bangunan sekolah dan yayasan sampai Daiki bisa memastikan akan mendapatkan dana.Di suatu sisi semua murid sedang dibuat ramai dengan berita dari media. Belum selesai tentang foto yang diunggah oleh Kira kini mereka dikejutkan dengan postingan Daiki di akun pribadinya.Dia mengunggah satu foto seorang gadis berambut panjang yang sengaja di posting setengah badan dan itu dari arah belakang. Membuat semua murid semakin penasaran apakah benar orang yang ada di foto itu adalah Kira. Sementara beberapa hari lalu Kira mengunggah fotonya yang sedang mencium pipi Daiki.Membuat dugaan para murid semakin kuat bahwa mereka kini sedang berkencan. Lokasi yang sama tepatnya di pantai di mana saat itu hanya ada mereka bertiga. Dai

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   38. Izumie Dilema

    Jam pelajaran masih berlanjut, Sensei masih menjelaskan materi di depan kelas. Ginji semula fokus dengan pelajaran tapi bangku Daiki yang kosong mengalihkan perhatiannya. “Di mana Daiki? Apa dia melewatkan jam pelajaran terakhir?”Yukie terdiam saat mendengar ucapan Ginji, dia tak ingin ambil pusing lagi. Tetapi matanya tak bisa dialihkan dari bangku Daiki. Mengingat apa yang telah diucapkannya tadi kepada Daiki dan melihat kini dia tak mengikuti jam pelajaran akhir membuat Yukie berpikir apakah lelaki itu marah dan mencoba menghindarinya. ‘Lupakan Yukie, kau sudah mengambil keputusan untuk tidak memikirkan hal itu lagi!’***Izumie menghabiskan waktunya di ruang Kepala Sekolah. Raut wajahnya terlihat sangat kelelahan dan bingung. Terlihat benar-benar sangat frustasi. Akhir-akhir ini masalah menimpa dirinya, baik perusahaan maupun yayasan.Tok tok tok!! Lamunannya tersadar saat mendengar suara ketukan pintu.Secepat mu

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   37. Kesepakatan

    Yukie bisa saja menolak ajakan Daiki tapi, saat dia sadar tangannya digenggam erat oleh lelaki itu dia merasa sangat nyaman. Timbul perasaan aneh saat tangan mereka bersentuhan, hingga dengan sendirinya Yukie pun membalas genggaman tangannya sembari berusaha mengikuti langkah kaki Daiki yang terbilang cukup lebar membuatnya kualahan ketika mengikutinya dari belakang.Di saat itu Daiki sempat terkejut karena dia bisa merasakan jari-jemari kecil milik Yukie mulai bergerak membalas genggaman tangannya tapi, dia sama sekali tak menghentikan langkahnya.Tiba di tempat biasa Yukie menghabiskan jam istirahatnya, yaitu di bawah pohon samping stadion mini yang biasa digunakan untuk berolah raga, Daiki melepaskan tangannya. Itu sempat membuat Yukie terkejut tapi akhirnya dia sadar bahwa beberapa detik yang lalu tubuhnya seakan terhipnotis hingga menuruti perintah Daiki tanpa perlawanan.“E.kenapa kau membawaku kemari?” pertanyaan itu terlontar setelah Yukie me

  • Futago Ga Daisuki (Cinta Si Kembar)   36. Perlakuan Kasar

    “Oh ya ampuuun! Tuhan kenapa kau titipkan anak ini kepadaku kalau tahu dia akan menjadi pemalas seperti ini??” Bibi Mai terus mengoceh. “Kalau tahu hidupku akan semakin menderita karenanya kenapa dulu kau tidak ambil sekalian nyawanya!!” Setelah puas meluapkan amarah dan kekesalannya, Bibi Mai meninggalkan Yukie di halaman begitu saja. Rambut acak-acakan serta kondisi seragam yang lusuh dan kotor menambah kesedihan Yukie berlipat. Setelah beberapa tahun harus bersembunyi mencuri waktu saat ingin belajar dan kini ketika berhasil memakai seragam impiannya berharap Bibi akan bangga, namun ternyata di luar dugaan Bibi Mai justru mematahkan semangatnya. Akan tetapi mimpi yang sudah Yukie bangun sejak dari kecil tak akan mudah hilang begitu saja.Tertatih saat berjalan menuju ke kamarnya, menahan sakit yang menghujam punggung, kepala dan juga wajahnya. Saat mengingat Bibinya sempat menampar pipi beberapa kali, Yukie cepat-cepat pergi menuju ke kamar mandi un

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status