Share

MAMA PIKIRAN KOTOR

Hujan deras turun sesuai prediksi Rumi. Sayangnya, hujan turun tepat saat sesi pemotretan berlangsung.

Semua orang berlari terburu-buru meninggalkan lokasi pemotretan. Seolah-olah akan ada batu besar yang jatuh menimpa tubuh mereka padahal yang terjatuh dari langit hanyalah tetesan air bening semata.

Dirga pun nyaris berlari meninggalkan Reta. Ya, Reta masih berada di kursi panjang dan sialnya kursi rodanya ditaruh jauh dari lokasi pemotretan.

Pandangan Reta menatap pilu ke arah orang-orang yang berlari meninggalkan tempat pemotretan. Dia rindu kakinya yang bisa berjalan dan berlari secepat yang dia inginkan.

Kini dia tertinggal sendirian. Bahkan, tidak ada yang ingat bahwa dia masih sendirian di tempat yang terkena rintikan hujan deras itu.

“Hei, jangan melamun,” tegur sebuah suara.

Reta mendongakkan wajahnya. Dia melihat wajah Dirga di antara tetesan air hujan.

Pria itu bergerak melepaskan jas dari tubuhnya. Dia menutupkan jas itu di kepala dan tubuh Reta lantas dia berusaha menggen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status