LOGINPulang merantau dari luar negeri, aku kira ibuku ikut menikmati hasil kerja kerasku. Tapi ternyata bukan ibuku yang tinggal di rumah mewahku. Melainkan ibu mertuaku. Dan ibuku ternyata ....
View More"Harusnya adik kesayangan mu itu juga turut andil. Bukan hanya kamu saja yang terlihat susah,"bentak Vina seraya menudingkan jari ke arah Hana dengan tatapan yang tajam.Hana yang memang tidak mengerti apa-apa, hanya menatap Hanif dengan sorot mata yang penuh tanda tanya."Jangan berlagak bodoh,"ucap Lavina lalu menyodorkan layar handphone tepat di depan wajah Hana.'Bagi yang menemukan ibu saya dalam keadaan apapun akan mendapatkan uang 100 juta'Hana sempat terbelalak kaget dengan ide sang kakak. Uang seratus juta bukanlah nominal yang kecil. Bahkan abangnya tidak memberitau sebelumnya."Aku akan korbankan apapun itu untuk menemukam ibu."kata Hanif dengan begitu yakin."Tapi aku juga istrimu. Bahkan mamaku kehilangan harta bendanya tapi engkau masih tampak santai sekali mas. Tidak ada sedikitpun niatmu untuk menggantikan itu,"Hanif tertegun. Menoleh kepada Lavina dengan segala bualanya."Memangnya aku perampoknya? Hingga harus mengganti apa yang hilang dari ibumu?"Lavina gusar. Sa
Lavina mondar mandir di dalam kamar. Sesekali ia menggigit jemarinya. Berfikir keras.Namun kemudian dia menghentikan langkah. Menarik nafas dan membuang secara perlahan. Dia mensugesti dirinya untuk bisa tenang. Belum tentu ia hamil. Bisa saja karena jadwalnya mundur.Perempuan yang telat haid belum tentu hamil. Dan perempuan yang hamil sudah pasti telat haid.Tapi fikiran kalut itu terus menghantui. Apa mungkin ia keluar ke apotik untuk membeli testpack di hari yang sudah mulai gelap ini mengendarai montor sendirian? Bagaimana kalau kejadian yang menimpa mamanya juga akan menimpanya. Bagaimana kalau Hanif tiba-tiba pulang?Beribu pertanyaan seperti menari-nari di fikiran Lavina. Namun satu yang ia harus lakukan. Yaitu memberi kabar kepada seoramg laki-laki bernama Andre.Diam-diam ia membuka lemari rias nya. Di dalam kotak make up, ia menyembunyikan handphone cadanganya. Handphone yang tidak diketahui Hanif.[ Aku telat haid ]Pesan terkirim.[ Really? ]Balasan dari Andre.[ Sure ]
Hana keluar dari mobil. Ia berlari menuju perempuan renta itu. Tidak perduli suara klason motor dan mobil yang ditujukan padanya.Wanita itu terus menarik kasar seorang tua renta itu. Langkahnya tergolong cepat.Hanif buru-buru menepikan mobilnya dan menyusul Hana. Namun ia lebih berhati-hati untuk menyebrang jalan daripada Hana."Tunggu,". Berkali-kali Hana memanggil namun mereka tidak menoleh. Hingga Hana tersungkur karena kelelahan. Hanif yang telah sampai membantu Hana berdiri."Mas, kejar mereka. Dia seperti ibu. Jalan nya juga pakaianya."kata Hana dengan panik."Sudah aku tidak apa-apa."lanjut Hana yang seakan mengerti isi hati kakak nya yang juga mengkhawatirkanya.Dengan langkah yang cepat Hanif berhasil menyusul kedua perempuan itu. "Ibu,"panggilnyaMereka menoleh secara bersamaan. Namun justru Hanif memundurkan langkah. Dia bukan ibu."Ma'af saya salah orang,"ucap Hanif akhirnya.Hana pun berhasil menyusul Hanif."Bukan Han. Kita salah orang,"Namun Hana justru langsung men
"Aku akan membalaskan semuanya, Han. Kakak janji. Kamu jangan risau,"ujar Hanif yang terus membujuk Hana masih terisak.Sebenarnya Hana ingin marah. Inginnemluapkan emsoi padabsang kakak. Dia yang bersikeras membawa ibu. Tapi justru ia sendiri tidak amanah. "Bagaimana mungkin aku tidak risau mas? Ibu yang aku rindui setiap waktu, yang kudo'akan siang dan malam. Aku dan suamiku yang mengumpulkan uang sedikit demi sedikit untuk bisa mengunjungi ibu ternyata tidak tau dimana rimbanya. Dunia luar itu keras mas. Bagaimana kalau ahh,". Hana merancau. Pikiranya melayang kemana-mana."Aku sudah melapor polisi Han,""Bahkan aku tidak bisa terlalu besar untuk mengharapkan itu. Lebih baik aku mencari ibu dengan tanganku sendiri."Hanif membuang nafas pelan. Mungkin memang ini saatnya ia bekerja keras untuk mencari ibu tanpa mengandalkan orang lain termasuk polisi sekalipun."Jadi kamu maunya sekarang bagaimana?"tanya Hanif dengan lembut kepada adik satu-satunya."Kita cari ibu mas. Ke panti jom
Lavina yang tengah menyendiri di taman belakang dikejutkan dengan dering handphone.Nomor tidak dikenal.Ia enggan mengangkatmya. Dan lebih memilih meletakan kembali handpgone tersebut disampingnya. Namun sang penelpon justru terus menelponya. Karena penasaran akhirnya dia mengangkat telefon tersebut.Betapa terkejutnya dengan suara dari seberang Suara yang familiar di telinganya. Yaitu saura tangisan mama."Mama ? Ini mama?"tanya Vina."Iya, Vin,"jawabnya dari seberang dengan suara parau."Mama kenapa?"tanya Lavina dengan paniknya."Mama kerampokan Vin. Uang, perhiasan bahkan handphone mama juga menjadi sasaranya"jawabnya tergugu di seberang sana.Lavina menutup mulutnya. Shock dengan apa yang ia dengar. Mendadak fikiranya linglung. Ia bingung apa yang harus ia lakukan."Vin, kamu masih disitu?"tanya Bu Dewi."Eh i-ya ma. Lalu Vina sekarang harus bagaimana ?""Jangan banyak tanya. Jemput mama di depan supermarket Sentosa."titahnya.Lavina menyanggupinya dan berburu mengambil tas."
"Kamu ngomong apa sih mas? Enggak. Aku tidak setuju. Mama tetap tinggal disini,"sanggah Lavina dengan nada suara yang menekan.Hanif tetap mencoba sesantai mungkin menanggalli. Ia harus pintar mengontrol emosi disini."Baiklah. Disini kepala rumah tangganya aku atau kamu?"Sejenak Lavina diam dengan bibir menjebik."Tapi tidak begitu juga mas. Hormati juga mama."gerutu Vina akhirnya."Mama sendiri yang bilang disini untuk menemani kamu. Dan karena aku sudah kembali seharusnya ia sadar diri dong,". Hanif sedikit mengatur nafas untuk tetap menahan gejolak amarah membalikan setiap kalimat yang dilontarkan Lavina."Kamu yang harusnya sadar diri mas. Tidak sepantasnya kamu seperti itu pada mama,""Baik. Kalau kamu tidak setuju dan kemungkinan besar tidak berani berkata langsung kepada mama. Maka aku sendirilah yang akan bertindak."Aku yang bangkit dari tempat duduk ku, ditarik kasar oleh Lavina."Kamu apa-apa an sih mas?""Kalau kamu tidak setuju, silahkan ikut pergi juga."jawab Hanif de
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments