Share

BAB 32

Sepintas saat melewati koridor ruangan. Punggung tegap membelakangi itu tampak familiar bagiku. 

Dia sedang sibuk berbincang dengan seseorang yang aku yakin penting. Dilihat dari caranya menatap agak segan. Hingga akhirnya bayangan kedua lelaki itu menghilang saat pintu lift tertutup.

Aku terdiam. Sepertinya sekilas tadi mata kami saling terpaut. Aku yakin dia melihatku di sini. Tapi ... kenapa rasanya tatapan miliknya terasa begitu asing?

Seperti tidak saling mengenal satu sama lain. Rasanya seperti itu.

Aku berjalan melewati lurus. Berniat mampir untuk mengambil beberapa cangkir kopi di sini. 

"Mau dibantu?"

Suara bariton itu mengagetkan lamunanku. Kudongakkan kepala melihat siapa pemiliknya.

Rafi.

Aku sedikit tergagap saat satu tangannya mengambil cangkir kopi di tanganku. Dan satu cangkir lagi dia ambil dari mesin itu saat sudah terisi penuh. Kulihat lelaki itu mengulas senyum. Tipis namun manis. 

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status