GAIRAH CINTA TERLARANG
PART 38
"Kamu pulang sekarang!" Mas satria menarik lengan Karmila. Sepertinya dia berusaha menjaga perasaanku atau arrgh! Aku tidak paham dengan kelakuannya.
"Nggak mas, enggak!" Karmila meronta melepaskan tangan mas Satria. Dia bersikukuh tetap dengan pendiriannya.
"Tidak baik lho, melawan perintah suami." godaku membuat Karmila melirikku dengan sudut matanya.
"Diam kau!" bentaknya padaku, dia mendekat ke arahku.
"Kamu mau apa, hah?" tanyaku dengan nada menantang. Aku berubah bar-bar saat berhadapan dengannya.
"Keluar dari rumah ini! Aku mau tinggal di sini," ujar Karmila berapi-api.
"Aku tidak salah dengar, kau mau mengusirku ... siapa kau wanita tidak tahu aturan, berani mengusirku dari rumahku sendiri." Karmila semakin memandangku benci.
"Ma ... udahlah, kita bisa tinggal satu rumah, rumah kita sangat besar, ayolah Ma! Papa stress lihat beginian terus." Pinta mas s
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 39"Pulang dulu, jangan ngeyel!" perintah mas Satria berulang."Tidak! Aku bilang tidak, ya tidak, Mas!" Karmila membentak mas Satria."Uluh-uluh sayang kali dibentak-bentak terus suaminya, lanjutkan saja, aku banyak kerjaan yang harus aku selesaikan" ujarku seraya masuk ke dalam rumah."Wanita kurang ajar kamu Tania!" Karmila berlari menyerangku."Ini semuanya gara-gara kamu!" Karmila kembali menarik hijab dan bajuku."Stooop! Satria bawa wanita gil* ini keluar dari rumahku!" perintahku kasar pada mas Satria."Ceraikan dia Mas! Kamu janji padaku, aku mau, aku istrimu satu-satunya." Celoteh Karmila tak ubah seperti anak kecil rebutan permen. Mempromosikan kebaikan diri dengan mencela diriku."Dengar tuh, satria, ceraikan saja aku, biar adik maduku yang tidak berakhlak itu puas," ucapku tanpa beban."Tidak akan, kalian berdua tidak akan aku ceraikan," ujar mas Sat
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 40"I am not selfish, if you want karmila, its easy, divorce me right now ... ceraikan aku sekarang!" Aku memandangnya dengan tatapan sayu."No, Tania! I still love you, I need you!" Mas Satria mendekat ke arahku."Tetap berdiri di tempatmu, jangan mendekat ke arahku!" Perintahku pada mas Satria. Dia sama sekali tidak mendengar perintahku. Langkahnya semakin mendekat denganku."Aku merindukanmu, Tania!" Mas Satria menarikku ke pelukannya, wangi aroma nafasnya menguar menusuk hidupku, hangat pelukannya laksana aliran listrik yang menyentuh tubuhku. Tidak bisa kupungkiri, di sudut hatiku terdalam aku masih merindukannya."Maafkan aku Tania! Aku masih sangat mencintaimu, I love you, Tania."Tangannya menurunkan handuk yang terlilit di tubuhku, bibirnya mulai menjelajahi leher jenjangku. Dulu, sentuhannya menjadi candu bagiku. Namun
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 41"Selingkuh, ceraikan saja Mas!" teriak Marsya, aku bisa melihat ekspresi tidak biasa dari raut wajahnya."Diam kamu, Marsya!" bentak mama mas Satria. Duduk ayah tidak tenang, dia melihat ke arahku tanpa bicara."Mbak Tania selingkuh, Ma, Mas Satria tidak pantas untuk wanita seperti Mbak Tania!" Marsya memandang tidak bersahabat ke arahku. Sepertinya dia menjadi salah satu pendukung suamiku."Marsya, tutup mulutmu!" Bentak Ibu dengan raut wajah kesal. Telunjuknya mengarah kasar ke arah perawan tua itu."Revan, sahabatmu dulu, Tan?" tanya ayah padaku. Nada bicaranya bercampur emosi."Iya, Yah, Tania selingkuh sama Revan." Mas Satria tersenyum sinis ke arahku."Sudah cukup kamu bicara Satria, masih ada yang ingin kamu, katakan?" tanyaku seraya menyeka air mata dengan ujung hijab. Dia menatapku tajam."Mbak Tania kok gitu ngomongnya sama suami, nggak sopan," ketus Marsya."Sh
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 42"Beberapa hari yang lalu Karmila ada datang kesini, bahkan, kemarin dia datang untuk meminta rumah ini, dia meminta Satria menceraikan Tania. Mama bisa tanya kepada Mbok Yem dan kedua pengasuh anak-anak tentang kedatangan Karmila. Aku meraih ponselku kembali, mas Satria ingin beranjak pergi."Duduk, kamu mau kemana, Sat?" Tanya ayah."Kamu duduk, ini semua belum selesai, aku tidak ingin berlarut-larut dalam masalah ini," ujarku pada mas Satria. Pandangan matanya seakan ingin menerkamku, dia mati kutu di hadapan orang tua kami."Kalau kalian tidak percaya, Tania bisa memberikan bukti yang lebih konkrit lagi ....""Hentikan Tania! Jangan kau fitnah aku di depan orangtua kita," ujar mas Satria dengan nada bentakan yang membuat ibu mengelus dada."Coba kalian semua lihat video ini, setelah itu, kalian bisa memutuskan Tania atau Satria yang sedang berbohong," ujarku dengan lirikan sinis ke arah ma
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 43"Nggak ... nggak ... ini nggak benar, nggak boleh seperti ini," ujar mas Satria panik. Kepalanya mengeleng-geleng tidak setuju."Mau nggak mau, semua itu sudah aku lakukan, itu hakku dan anak-anakku," ungkapku kepada mereka semua.Hati tersenyum manja. Kepanikan yang melanda suamiku, cukup mengobati sedikit lara hati."Nggak ... nggak Tania. Aku tidak setuju ini semua jerih payahku." Mas Satria mengeleng-gelengkan kepalanya sebagai tanda tidak setuju."Aku tidak butuh persetujuanmu, sama halnya denganmu menikahi Karmila tanpa pengetahuanku." Ucapanku membungkam mulut mas Satria. Mama mas Satria terdiam, sekali-kali mengelus dada. Dia tidak banyak bicara. Namun, rasa kecewa jelas terpancar dari wajah cantiknya. "Ayah rasa tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kamu pulang ke rumah ayah, ya, Nak," Pinta ayah lembut."Maaf! ayah, Tania akan tinggal di sini sampai proses sidang se
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 44"Mas, ayo pulang!" Marsya menarik lengan kakaknya."Aku mau nggak mau pisah dengan anak-anakku, aku mau tinggal di sini," pungkas mas Satria. Dia ngotot dengan keinginannya."Bu, bawa anakmu dari rumah ini, jangan sampai anak-anak melihat orang tuanya sedang berantem seperti ini, tidak bagus untuk pertumbuhan mental mereka," ujar ayah bijak sembari bangun dari duduknya menuju kamar anak-anak."Ayo!"Marsya menarik tangan Suamiku. Sebelah tangannya menarik koper berisi baju dan barang lainnya."Ini belum selesai, aku akan buat perhitungan denganmu," ancam mas Satria kasar."Satu lagi, bilang sama adik maduku yang cantik itu untuk segera mengosongkan rumahnya, karena kamu membeli dengan uang yang kamu dapatkan setelah menikahiku," desisku pada Satria. Pandangannya laksana elang yang ingin menerkam mangsanya.
GAIRAH CINTA TERLARANGPart 45"Menikah, Pak?" tanya Revan."Iya, Menikah, kalian mau menikah?" Ulang bapak tua di hadapan kami dengan senyum menghias wajah senjanya."Kami akan menikah, Pak. Namun, tidak sekarang," jawab Revan dengan lirikan tajam ke arahku."Oouucchhh ...!" ringgis Revan karena kakinya kuinjak kasar. Masih bisa-bisanya dia bercanda di dalam situasi yang seperti ini."Bukan waktunya untuk bercanda, Van!" tegasku pada Revan dengan setengah berbisik."Kalau kalian tidak mau menikah, ada keperluan apa kalian ke sini, Nak?" tanya lelaki di hadapan kami dengan suara pelan dan tatapan yang penuh pertanyaan. Aku berusaha menguasai diri untuk lebih tenang."Kami boleh masuk, Pak?" tanya Revan Sopan."Astaqhfirullah, bapak sampai lupa menyuruh kalian masuk, ayo masuk, Nak!" Bapak tua itu mempersilahkan kami masuk ke dalam."Terimakasih, Pak," ucapku lembut."Silahkan duduk, Nak!" Bapak
GAIRAH CINTA TERLARANGPART 46"Ayo, Tan!" Aku berjalan mengikuti Revan. Kaki terasa lemah tidak bertenaga. Tulang seakan patah tidak terbentuk, kenyataan ini membuatku hidup. Namun terasa mati."Ayo, Tania!" teriak Revan yang lebih dulu berdiri di samping mobil.Tanpa jawaban, aku terus melangkah dengan hati yang masih tidak bisa lagi kudefinisikan rasa sakitnya. Kemudian, Aku memasuki mobil Revan dan duduk di kursi penumpang.Mas Satria mengkhianatiku dengan dua wanita sekaligus. Bagaimana ini bisa terjadi? Dia yang terlihat begitu menyayangiku. Namun, berubah keji dengan memasukkanku dalam lubang nestapa.Ya Allah, terlalu berat ujianmu untukku. Aku hanya bisa memendamnya dalam hati. Kepada siapa harus kucurahkan lara hatiku."Tania!" Revan menatapku iba. Aku diam tanpa menghiraukannya. Tidak tahu harus berkata apa.Air mata mengalir membasahi pipi. Aku terisak dalam kepiluan yang teramat