Beranda / Romansa / GAIRAH NAKAL ISTRI MUDA / BAB 4 - Tiduri Dia.

Share

BAB 4 - Tiduri Dia.

Penulis: Dita Sintiya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-29 16:10:40

"Mas, tolong berhenti." 

Tidak mau mendengarkan Ratih, Abimanyu terus berjalan membawa Ratih dengan langkah cepat.

"Mas, jangan seperti ini, tolong lepaskan Aku!" Pekik Ratih.

Terpaksa Abi melepaskan Ratih dan menatap istri tercintanya itu.

"Kenapa Mas bersikap ketus seperti itu kepada Arin? Apa karena sikap Mas ini, Arin jadi berubah sikapnya menjadi dingin?" 

"Itu bukan urusan kita, Dek. Ayo kita ke kamar, Mas merasa sangat lelah, bisakah kamu memijit punggung Mas seperti biasa?" Abi mulai mengajak Ratih lagi namun Ratih menolaknya dan tetap berdiam diri.

"Tidak Mas. Kamu harus tinggal di kamar Arin mulai saat ini." 

"Tidak!" 

"Mas, tolonglah jangan  bersikap seperti ini. Arin juga istrimu, dia berhak atas dirimu juga." 

"Tidak! Dia tidak berhak atas diriku." 

Abimanyu mendekati Ratih dan memegang pipi Ratih lembut.

"Hanya kamu yang berhak atas diriku, Dek. Tidak akan ada wanita lain yang akan menggantikan dirimu." 

"Cukup, Mas. Kita sudah membicarakan ini. Tolong tepati janjimu." Ratih menjauhkan tangan Abi dari pipinya.

"Cukup Dek. Mas sudah mengikuti semua kegilaan ini, Mas bahkan seolah tidak memiliki pilihan lain selain menjalani ini walau hatiku menolaknya. Cukup jangan memaksaku lagi kali ini." Abi mulai berjalan mundur dan memilih untuk masuk ke kamar bawah. 

"Mas?" 

Abi hanya melambaikan tangannya menandakan cukup untuk tidak menyeterunya lagi.

Waktu terus berjalan, Abi masih mengunci diri di kamar tamu, Arin juga sama lebih memilih mengunci kamarnya.

Ratih merasa bingung dengan kondisi ini, Arin dan Abi sama-sama memiliki sikap keras dan tidak mau mengalah, Ratih sudah memasak makan malam lezat kesukaan suaminya. 

Tak tahan mencium aroma makanan lezat yang Ratih buat, Abimanyu membuka pintu kamarnya dan menuju meja makan dimana Ratih tengah   mempersiapkan makan malam.

"Ayo makan, Mas." Sapa Ratih dengan senyuman hangatnya 

Ratih sangat tahu sifat suaminya itu, Abi tidak akan tahan jika sudah mencium aroma makanan yang Ratih buat. Seketika marahnya hilang dan akan segera mencicipi masakannya.

"Masakannya tampak lezat, Dek." 

"Tentu, ini kan kesukaannya, Mas. Ayam bakar madu dengan lalapannya tak lupa sambal terasi juga." 

"Ambilkan Mas nasi cepat. Mas sudah lapar sekali." 

Ratih tertawa kecil mendengar suaminya seperti anak kecil yang sudah kelaparan dan minta di suapi.

"Sebentar ya, Mas. Aku panggil Arin dulu, kita makan bersama." 

"Dek, kenapa kamu mulai lagi menyebut namanya  lagi? Membuat selera makanku hilang!" 

"Mas, tolong jangan seperti ini. Kita harus menerima kenyataan bahwa ada Arin di antara kita. Kita berdua membutuhkannya agar bisa melahirkan anak kita. Tolong jangan bersikap dingin seperti ini!"

Tak kuasa membantah istrinya lagi, Abi hanya diam saja dengan hati yang dongkol. Ratih segera naik ke atas ke kamar Arin,  Ratih mengetuk pintu kamar Arin. Saat ini sudah pukul 7 malam tetapi Arin masih mengunci diri di kamar.

"Rin, kakak sudah memasak untuk kita makan malam, ayo segera keluar dan makan bersama."

"Aku tidak lapar, Kak." Seru Arin dari dalam.

"Jangan bohong, Rin. Kamu belum makan dari tadi siang." 

Tak lama terdengar suara kunci di buka dari dalam kamar, Arin menyembulkan wajahnya, terlihat Arin baru selesei mandi, rambutnya basah dan ada sisa air di bagian wajahnya.

"Ayo makan malam bersama." 

"Aku tidak ikut makan ya, Bu. Tidak lapar." Tolak Arin lagi.

"Loh kenapa panggil 'Bu' lagi? Mulai saat ini biasakan panggil Kakak." 

"Iya maaf, Bu. Eh, kak." 

"Ya sudah, ayo ke bawah, Mas Abi sudah menunggu, kasian dia sudah kelaparan." 

Arin hanya terdiam tidak bergeming dengan ucapan Ratih.

"Arin di kamar saja dulu ya kak, kakak sama suami Kakak makan dulu aja tidak udah nungguin Arin, nanti kalau lapar Arin ambil sendiri." 

"Arin, panggil Mas Abi saja, dia juga suamimu."

"Aku tidak bisa, kak." 

"Kakak tahu, hal itu masih Asing, tapi mulai saat ini sampai dua tahun ke depan panggil Mas Abi saja." 

"Baiklah,"

"Ya sudah, ayo cepat turun ke bawah ya, kakak sama Mas Abi tunggu di bawah." 

"Iya kak."

Ratih bergegas ke bawah meninggalkan Kamar Arin, sedikit susah merayu anak satu itu. Namun Ratih mencoba memahaminya, mungkin Arin masih Denial dengan keadaan saat ini.

"Kenapa lama sekali, Dek?" 

"Arin tadi baru mandi, Mas. Jadi agak lama."

"Huh.. merepotkan saja!" Caci Abi pada Arin.

"Mas mau makan dulu saja, Dek. Nungguin orang lain keburu mati kelaparan Aku."

Tak kuasa menolak keinginan suaminya, kini Ratih sudah memberikan piring berisi nasi dan ayam bakar berserta lalapan dan tempe goreng tak lupa sambalnya.

Lahap sekali Abimanyu memakan masakan Ratih, salah satu hal yang membuat Abi tergila-gila adalah tangan ajaib Ratih yang bisa memasak masakan apapun menjadi masakan dengan cita rasa yang begitu lezat.

"Pelan-pelan Mas makannya, nanti keselek loh." 

"Mas sudah lapar sekali, dek. Masakan kamu sangat lezat."

Ratih hanya tertawa kecil melihat tingkah lucu Suaminya yang seperti anak kecil. Pandangan Ratih tertuju ke arah tangga, Arin turun dengan setelan satin berwarna pink muda dan rambut bergelombang yang basah terurai. 

"Rin, ayo cepat sini, nanti kita kehabisan lauknya oleh Mas Abi." Panggil Ratih pada Arin yang berhenti di anak tangga dan memandang ke arah Ratih dan Abi.

"Iya kak."

Mendengar suara Arin, Abi yang sedang makan dengan lahap seketika berhenti, seolah tidak bernafsu makan lagi. Arin lebih memilih duduk di samping Ratih ketimbang di samping Abi.

Sekilas Abi menatap Arin, kulitnya yang putih bersih serta rambutnya yang hitam dan basah sukses membuat Abi terpesona. Apalagi dari balik baju tidur satinnya terlihat kedua buah dada Arin yang besar dan menonjol. Seketika Abi malah tersedak setelah melihat Arin. 

"Mas kenapa sampai tersedak sih? Ini minumnya." Cicit Ratih sembari memberikan minum.

"Tidak apa-apa, Mas hanya tersedak sambal." Jawab Abi di sela batuknya.

Arin hanya terdiam seolah tidak melihat Abi yang sedang mendapat perhatian dari istri pertamanya. Abi juga tidak menghiraukan Arin dan fokus kepada Ratih. 

Setelah mereka selesei makan, Abi meminta di temani untuk nonton televisi, kebiasaan Abi selalu menonton televisi bersama Ratih dan Abi tiduran di pangkuan Ratih. Arin bergegas ke kamarnya kembali. 

Sekitar sepuluh menit Ratih dan Abi nonton film Hollywood, Ratih merasa sudah sangat mengantuk dan ingin tidur.

"Mas, Aku ingin tidur, rasanya hari ini capek sekali." Ucap Arin.

"Padahal Mas belum ngantuk, dek. Ya sudah adek dulu yah ke kamar. Mas nanti nyusul."

"Tapi Mas...."

"Ssttt..sttt.. jangan bicara hal yang membuatku tidak nyaman." 

"Baiklah, Aku ke kamar."

Sebelum ke kamar, Ratih memikirkan sesuatu lalu membisikkan tentang sesuatu ke telinga suaminya dengan mesra.

"Ya, nanti Mas akan ke kamar setelah acara selesei. Tunggu ya sayang."  Ucap Abi genit dengan mengerjapkan sebelah matanya.

 

Satu jam kemudian, film yang Abi tonton selesei serta rasa kantuk yang mulai Abi rasakan. Abi akan kembali ke kamar Ratih dan tidur bersama istri tercintanya itu.

Saat membuka pintu kamar, Abi sedikit terkejut karena kamar itu sudah dalam kondisi sangat gelap. 

"Sayang, kejutan apa yang akan kamu berikan hingga mematikan semua lampu kamar?" 

Tidak ada jawaban, hanya terdengar gesekan kasur yang menandakan bahwa orang yang berada di atas ranjang sudah bersiap.

"Kamu sudah menungguku, Ya sayang, baiklah Mas akan segera menerkammu." 

Tak lama kemudian, Abi sudah memeluk seorang wanita di atas ranjangnya. Abi meraba tubuh itu dan merasakan bahwa Ratih sudah memakai baju seksi yang dia belikan. Aroma parfum Ratih yang menguar menambah hasrat Abi kepadanya.

"Mas sudah tidak tahan lagi, sayang. Kamu begitu harum." 

Dengan kondisi kamar yang begitu gelap dan Ratih yang hanya diam membisu. Abi mulai mencumbunya, seperti biasa Abi akan melakukan foreplay yang cukup lama untuk merangsang Ratih.

Abi selalu memalukan foreplay yang cukup lama agar memudahkan dirinya dan tidak menyakiti Ratih saat penyatuan mereka.

Tiba saatnya Abi akan mereguk nikmat duniawi, kemudian ada sesuatu yang aneh yang  Abi rasakan. Ratih begitu susah untuk dimasuki seperti masih perawan dulu.

Abi tersadar dari hasratnya dan segera menyalakan lampu yang ada di atas nakas. Betapa terkejutnya Abi saat melihat wanita yang ada di bawahnya adalah Arin.

"Kau!" Pekik Abi dengan mata melotot dan penuh amarah.

Arin hanya bisa beringsut dari ranjang dan menatap Abi dengan ketakutan. Abi menatap Arin yang sudah setengah te lan ja ng itu tengah mengenakan pakaian malam Ratih yang khusus dia belikan. Lingerie merah menyala dengan renda dibagian dadanya. Serta parfum Ratih yang Arin kenakan hingga bisa mengecoh Abi.

Abi segera menutupi tubuhnya yang sudah tidak memakai pakaian dengan handuk yang berada tidak jauh dari sofa. 

"Kenapa bisa kamu selancang ini, Arin!" Teriak Abi hingga terdengar begitu menggema di kamar.

Arin hanya bisa menangis tidak mampu menjawab pertanyaan Abi. Arin pun segera menutupi tubuhnya dengan selimut. Arin sama sekali tidak sanggup melihat ke arah Abi.

"Mas, buka pintunya, Mas. Kenapa kamu berteriak?" Panggil Ratih dari balik pintu kamar.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • GAIRAH NAKAL ISTRI MUDA    BAB 36 - Finally

    Dimas dengan rasa khawatir menaiki tangga tempat kamar itu berada, dalam hati Dimas berharap supaya tidak ada hal buruk menimpa Arin. Saat Dimas hendak membuka pintu kamar, pintu kamar itu terkunci. "Dobrak pintunya!" titah Dimas, polisi pun langsung mendobraknya. "Arin!" pekik Dimas Saat melihat Arin tidak sadarkan diri di atas ranjang. Dimas segera menghampiri Arin dan memeluk Arin. "Bangunlah Arin, Aku sudah berada disisimu." Dimas sangat ketakutan, Arin sama sekali tidak merespon panggilannya. >> Keesokan harinya, Dimas mendatangi kantor polisi bersama Arin, di dalam kebingungan Arin bertanya kenapa Dimas membawanya ke kantor polisi. "Kenapa kakak bawa Aku ke kantor polisi?" Arin sama sekali tidak ingat akan kejadian semalam. semalam Begitu Arin di temukan, Dimas langsung membawanya ke rumah sakit. "Kamu akan lihat siapa orang yang menculikmu dan berusaha berbuat jahat kepadamu tadi malam." Arin masih kebingungan, tak berapa lama, Abi masuk ke dalam rua

  • GAIRAH NAKAL ISTRI MUDA    BAB 35 - Menginginkan Arin

    1 Bulan berlalu, Abi mencari keberadaan Ratih dan Elois, tapi tidak mendapatkan apapun. Ratih dan Elois bagai di telan bumi, tidak di ketahui keberadaannya. Abimanyu juga semakin geram, saat melihat Dimas semakin gencar mendekati Arin. Sedangkan kini, Arin semakin jauh dari jangkauannya, Arin sama sekali menjauhi Abi. Di tengah kemelut pikirannya itu, Abi semakin frustasi saat melihat Arin yang mulai memandang Dimas dengan tatapan penuh arti. Sebulan lalu saat dia menyaksikan Dimas ditolak oleh Arin, sepertinya mereka kini banyak Perubahan. Brak... Abimanyu memukul mejanya untuk melampiaskan cemburunya. "Arin, kamu hanya milikku, tidak ada yang boleh memilikimu selain aku!" Abimanyu lantas tersenyum, dia memiliki sebuah rencana jahat di pikirannya agar membuat Arin kembali kepadanya. Setidaknya, dia sudah kehilangan Ratih, tapi dia masih memiliki peluang untuk memiliki Arin. Gadis muda yang cantik, yang selalu bisa memuaskan dahaga lelakinya yang selalu meronta

  • GAIRAH NAKAL ISTRI MUDA    BAB 34 - Jangan Pergi

    Pagi itu Ratih membereskan baju dan barang lainnya ke dalam koper termasuk milik Elois juga. Ratih begitu marah setelah kejadian semalam, hatinya bulan hanya hancur melainkan di penuhi api amarah dan cemburu. Harga dirinya seolah terendahkan karena suaminya melakukan hubungan dengan menganggap dirinya adalah orang lain. "Dek, Apa yang kamu lakukan?" lirih Abimayu dengan segenap rasa bersalahnya. Kejadian semalam diluar kendalinya, Abi terus merindukan bercinta dengan Arin, sampai-sampai melihat Ratih sebagai Arin. "Tolong jawab Mas, Dek. Kamu akan pergi membawa Elois kemana?" Abimanyu berusaha bertanya lagi karena Ratih hanya terdiam seolah tidak mendengar ucapan Abimanyu. "Aku akan pergi , kembali ke rumah orangtuaku bersama Elois." Ratih menjawab dengan nada ketus lalu tanpa melihat ke arah Abimanyu. "Apa? Kamu ingin pergi ke Bandung dengan membawa Elois juga?" "Ya." Ratih menjawab masih tidak menatap Abi dan dengan nada yang ketus. Mendengar itu Abimanyu m

  • GAIRAH NAKAL ISTRI MUDA    BAB 33 - Melampiaskan Hasrat (+21)

    "Maukah kamu menjadi kekasihku, Rin?" Dimas bersimpuh tepat di hadapan Arin. Setelah mengantar Arin sampai rumah, Dimas meminta waktu untuk berbicara empat mata. Dimas mengungkapkan isi hatinya selama ini. Arin adalah cintanya sedari kecil hingga sekarang. Bukannya menjawab Arin malah membantu Dimas untuk bangun. "Jangan lakukan ini, Kak." Kini Arin memanggil Dimas dengan sebutan Kakak Setelah Dimas protes tidak ingin di panggil Mas. Arin menggenggam tangan Dimas lembut, kedua matanya berusaha menahan tangisan. Arin sangat menyadari jika Dimas menyukainya. Tapi Arin selalu menyangkalnya sendiri dan menganggap Dimas sebagai saudaranya. Dimas pria baik dan bermartabat. Dimas begitu tampan, dengan tingginya yang melebihi pria lain. Sikap lembutnya, pasti wanita manapun akan jatuh hati padanya. "Kamu menolakku, Rin? Tapi apa alasannya?" "Kak, Aku tidak layak untukmu. Kamu Pria yang baik dan tampan. Kamu pasti akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dariku." D

  • GAIRAH NAKAL ISTRI MUDA    BAB 32 -

    "Kenapa dia ingin memindahkan aku?" Dimas mengeryitkan jidatnya. Abimanyu, direktur perusahaan yang sudah berusaha memindahkannya ke divisi lain. "Dari laporan bagian humas, katanya anda hanya bermain-main saja ketika bekerja, jadi Pak Abimanyu tidak menyukai hal itu." Jelas pak Herlambang lagi. Dimas termenung sejenak, Abimanyu hanya menjalankan tugasnya sebagai pemimpin. Dimas juga sadar, saat bekerja dirinya hanya fokus memandangi Arin saja. "Baiklah pak Herlambang. Terima kasih atas infonya. Anda boleh kembali ke tempat Anda." Herlambang memberi hormat kepada Dimas lalu menuruti perintah sang pemilik perusahaan. "Jadi aku harus bersikap layaknya karyawan biasa seperti pada umumnya, tidak boleh terlalu frontal menunjukkan ketertarikanku pada Arin." Gumam Dimas lirih. Kini Dimas berperilaku seperti karyawan pada umumnya. Tiba di kantor sebelum jam 7 pagi dan melakukan pekerjaan dengan baik. "Rin, ayo kita makan siang." ajak Dimas pada Arin yang masih saja sibuk

  • GAIRAH NAKAL ISTRI MUDA    BAB 31 - Pemilik perusahaan

    CEO perusahaan PT Huwain, Pak Herlambang tengah bersiap untuk menemui pemilik perusahaan. Tidak seperti biasanya pemilik perusahaan ingin menemuinya. Khawatir jika dia melakukan kesalahan yang tidak di sengaja."Masuklah pak Herlambang," titah pemilik ruangan dari dalam ruangan setelah pak Herlambang mengetuk pintu."Saya menghadap Tuan, apakah ada yang perlu saya bantu?"Pemilik kursi mewah segera memutar kursi menghadap pak Herlambang. Dimas, pria muda yang selalu mendekati Arin adalah pemilik PT Huwain. Menatap Pak Herlambang dengan tajam."Tadi siang ada yang meminta saya untuk pindah dari bagian pemasaran. Apakah kamu yang memintanya?"Pak Herlambang sedikit gugup, tetap menundukkan kepalanya, "Bu..bukan saya yang meminta hal itu, Taun. Saya merekomendasikan anda sesuai permintaan Anda." "Lalu siapa yang begitu berani ingin memindahkan saya ke bagian lain?""Saya akan cari tahu, Tuan."Dimas bangkit dari duduknya lalu mendekati Pak Herlambang, "Cari tahu saja.. tapi ingat, janga

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status