"Loe mang sobat gue paling aneh Rin", kata Amel pelan. "Indra, ketua BEM kita yang terang-terangan menyatakan cintanya ma loe, malah loe tolak. Ini bocah yang masih sekolah begitu, dan baru sekali loe temuin, malah bisa buat loe kayak begini. Penasaran Gue kayak apa orangnya yang bisa bikin sobat Gue ini sampe begini cintanya", kata Amel panjang lebar. "Gue juga gak tahu kenapa Mel. Bicara dengannya, tatapannya, selalu membuat gue berdebar ketika berada didekatnya, bahkan ketika dia tidak bisa dihubungi seperti ini, malah semakin membuat gue kepikiran ma dia, takut dia kenapa-napa", kataku jujur pada amel. "atau jangan-jangan dia sudah ada pacarnya Rin ?", tanya Amel tiba-tiba Degh.. eh mungkinkah. "Gue gak tahu Mel. Kalaupun iya, paling tidak gue ingin bertemu dengannya, terus bilang padanya tentang perasaan Gue, Gue gak peduli kalau dia akan nerima Gue atau tidak, paling tidak gue akan lega ketika berhasil mengungkapkan apa yang gue rasa padanya", kataku sambil menatap ke dindin
POV Radit Bruumm bruumm. Gue sedikit mengeraskan bunyi knalpot motor Aerox kesayangan gue begitu sampai di depan sebuah rumah sederhana yang terletak dipinggir kota Bandung. Sebuah rumah semi permanen, dengan pekarangan yang cukup luas. Tampak beberapa pemuda yang sedang nongkrong depan bengkel yang ada didepan rumah tersebut menatap gue dengan tajamnya."Anjinggg. Gue bakar juga tuh motor lama-lama", teriak seorang pemuda bercodet di kening kirinya begitu keluar dari dalam bengkel."Hehehe, pa kabar bang Ilham ?", jawab gue santai sambil menghampiri bang Ilham kakak sepupu gue. Kami salaman sambil pelukan ala anak jalanan. Beberapa pemuda yang menatap Gue tajam sebelumnya jadi tampak agak santai begitu tahu kalau gue adalah kenalannya bang Ilham.Bang Ilham ini adalah sepupu jauh Gue, masih ada hubungan sodaraan dari jalur bapak. Kebetulan ia adalah salah salah satu pentolan dari geng motor Tarik Jabrig. Dan rumahnya ini biasa dijadikan tempat nongkrong anggota geng motornya."Taik d
"Bapak Atmaja sendiri sebagai pendirinya merupakan veteran perang jaman kemerdekaan, beliau adalah orang yang gila perang, ditambah dengan julukannya sebagai jawara yang jago silat dan olah kanuragan, waktu jaman perang dulu, tidak terhitung sudah berapa penjajah dan pemberontak yang tumbang ditangan beliau, saking banyaknya korban yang telah dibunuhnya, tidak terhitung sudah!. Namun sejak Indonesia merdeka, beliau seperti kehilangan satu-satunya hal yang benar-benar paling dia senangi, yaitu perang, darah dan kekerasan. Akhirnya, dengan kebesaran nama beliau waktu jaman perang sebagai 'patriot pembantai', beliau merekrut mantan pasukannya waktu masih bertugas dahulu, yang punya kegemaran sama dengan beliau. Akhirnya beliau membentuk kelompok bawah tanah dibawah nama besar Atmaja, yang kerjaannya sebagai pembunuh bayaran, merampok, memperkosa dan hal-hal keji lainnya. Hanya dalam waktu singkat beliau berhasil membuat nama kelompoknya sangat ditakuti kala itu. Sampai akhirnya beliau men
"Itu semua belum selesai, sisi positif dari sifat om Jhon yang gemar bertarung adalah beliau membentuk geng jalanan, beliau mengumpulkan para preman dan pemuda pengangguran dimasa itu, beliau membentuk sebuah geng jalanan, saat itu orang yang punya motor belum sebanyak sekarang. Jadi lebih tepat nya disebut sebagai geng jalanan daripada geng motor, sampai anggotanya sangat banyak dari seluruh daerah yang mengikutinya karena satu visi dengan beliau. Kebalikannya dari kelompok Atmaja yang ia pimpin, ia membentuk geng jalanan justru untuk menjauhkan kejahatan dari jalanan. Begal, rampok tidak ada berani berkeliaran di kota ini, karena om Jhon dan anggota geng jalanan bentukannya, tidak akan segan-segan untuk menindak mereka yang melakukan kejahatan. Semua geng jalanan satu komando dibawah kendali om Jhon. Walau demikian, antara geng jalanan dan kelompok bawah tanah Atmaja tidak pernah terjadi konflik, malah beliau bisa menyatukan keduanya, walau ia di hormati dan lebih dikenal namanya dib
POV AwanPagi ini, entah jam berapa. Sayup-sayup aku menangkap sebuah langkah kaki lembut melangkah perlahan dan naik keatas tempat tidurku. Lampu yang biasa kumatikan saat tidur, ditambah dengan kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya membuatku membiarkan sejauh mana keberanian pemilik kaki tersebut untuk melakukan apa yang diinginkannya. Aku merasakan kasur sebelahku agak tertekan karena orang tersebut semekin mendekat kearah tempatku sedang tidur saat ini. Perlahan kurasakan tangan lembutnya mengusap kepalaku kemudian turun ke wajahku. Kurasakan jari-jari lembutnya mengusap pipiku, perlahan namun pasti kurasakan hembusan nafasnya menghangat menerpa wajahku, dan...Cuuppp"Sayang, bangun", bisiknya lembut ditelingaku yang kemudian dilanjutkan dengan mencium daun telingaku lembut. Namun karena melihat reaksiku yang masih biasa seperti orang tertidur, dia jadi semakin gemas sendiri, akhirnya ia kembali mencium bibirku dengan sedikit melumatnya."Hmnnppmhh.. Awaaannn, kamu nakal ihh,
Baru masuk kedalam mobil, Ren mendekat sambil mengendus mendekatkan hidungnya kearahku. Degh, ada apalagi ini ? apa Ren akan menciumku lagi ? oh tidaakk, pikirku antara senang dan khawatir. Khawatir karena di depan ada pak Usman yang lagi duduk di kursi supir, apa tanggapanya nanti kalau melihat anak majikannya menciumku tiba-tiba di dalam mobil, apa gak runyam nantinya, apalagi kalau sempat dilaporkan ke Papah Agus atau Bu Lina. Makin parah dah tuh."Hmnn, kok parfumnya gak dipakai ?", kata Ren tiba-tiba sambil menatapku tajam.Eh, dia nanyain parfum ternyata. Hadoh, iya aku lupa memakai parfum yang dibelikan Ren waktu itu."berhenti dulu pak!", kata Ren pada pak Usman yang mau menjalan mobilnya."Eh, kenapa Non ? ada yang ketinggalan kah ?", tanya Pak Usman mengentikan mobil."Bentar yah pak", kata Ren yang tiba-tiba turun dan berlari kecil masuk kedalam rumah."Ada yang ketinggalan mas Awan ?", tanya pak Usman padaku."Tau tuh pak, Ren", kataku singkat.Pas Usman tampak tersenyum ke
Saat sampai di kelas, Karin kulihat masih marah sepertinya. Walau aku sudah berusaha senyum ramah padanya ketika masuk, karena kursinya di depan, jadi aku harus melewatinya untuk sampai ke tempat dudukku. Lagi-lagi dia sengaja melengah ke arah lain begitu bertatapan denganku. Aku tak habis pikir, apa salahku padanya. Sampai dia segitunya padaku."Hai..", Sapaku pada sahabat-sahabatku yang duduk dibelakang."Hmnn cerah banget aura loe hari ini bray", kata Novi menyambutku dengan candanya."Maklum, ada yang lagi kasmaran", kata Radit di sebelahnya."Iya yah, mang beda aura orang yang lagi kasmaran itu", balas si Novi geleng-geleng kepala.Aku hanya tersenyum saja melihat canda sahabat-sahabatku ini, mereka mang selalu membuat suasana jadi ramai. Begitu aku duduk di kursiku."Nih" kata Sherla menyerahkan selembar kertas padaku."Apa ni la ?", tanyaku heran memegang kertas yang diberikan Sherla padaku."Tugas dari bu Shinta. Katanya agak telat masuknya. Jadi disuruh ngerjain tugas dahulu",
40 menit kemudian aku sudah selesai mengerjakan semua soal yang ada dilembar soal. Total 40 soal aku jawab dengan lancar. Aku menyerahkan lembar jawabanku pada bu shinta, selanjutnya bu Shinta, bu Maya dan pak Tomo bergantian memeriksa jawabanku."Gimana pak, sesuai kata saya sebelumnya kan ?", kata bu Shinta sambil tersenyum cerah pada pak Tomo. Aku yang masih belum mengerti maksud pemanggilan bu Shinta dan test yang diberikannya barusan hanya bisa diam dan menyimak.Tampak pak Tomo dan bu Maya saling pandang sambil tersenyum."Oke kalau begitu dia layak untuk jadi salah satu persertanya, bagaimana menurut anda Bu Maya ?", kata pak Tomo yakin sambil menanyakan pendapat bu Maya."Saya setuju pak Tomo", jawab bu Maya sependapat dengan pak Tomo.Peserta? Wait, apa ini ada hubungannya dengan keterlambatan bu Shinta masuk ke kelas kami tadi pagi, katanya habis mengikuti rapat tentang olimpiade. Oh aku jadi paham sekarang, ternyata aku di panggil untuk ikut acara tersebut."Oke, kalau begit