Nura Queen yang sedang terluka parah, tidak lagi memiliki tenaga untuk melarikan diri. Fondasi cakra dalam tubuhnya, bahkan ikut rusak karena ia terlalu memaksa menggunakan seluruh inti cakranya dalam pertarungan dan menggunakan sisanya untuk menyelamatkan diri, setelah tidak ada peluang baginya untuk bisa melawan musuhnya.Tindakannya yang terlalu memaksakan diri serta cideranya, membuat Nura kehabisan energi. Jangankan untuk melarikan diri, untuk mengangkat satu jari pun, ia sudah tidak sanggup.Nura berada di jurang keputusasaan dan mengira, hari itu akan menjadi akhir hidupnya.Sebelum pingsan, Nura melihat sekilas orang yang barusan menghentikan pelariannya, "Diyu Mowang?" Ucap Nura terakhir kali, sebelum akhirnya jatuh tidak sadarkan diri.Awan merasa begtu kasihan begitu melihat banyaknya luka, hampir diseluruh tubuh Nura.Paling parah adalah luka dalam yang ia derita, akibat serangan tenaga dalam yang sangat kuat. Awan bahkan masih merasakan hawa dingin yang sangat kuat membek
Bukannya khawatir, wanita terakhir justru mendengus dan mengabaikan temannya, "Jika mereka tahu, terus kenapa? Kita tinggal membunuh mereka semua di sini. Dengan begitu, tidak akan ada bukti apapun yang tertinggal. Kita, sekte Flamis tidak terkalahkan di wilayah ini.""Kalian berdua, diamlah!" Bentak Scarlet dingin.Scarlet menatap Awan sejenak dan coba menganlisa kekuatan pria tampan tersebut. Saat itu, ia segera menyadari bahwa Awan dan wanita yang berdiri di belakangnya, pasti bukan orang biasa. Itu karena pakaian yang mereka kenakan.Sekarang hampir memasuki puncak musim dingin. Namun lihatlah pakaian yang dikenakan keduanya! Mereka hanya menggunakan pakaian santai, seolah mereka sedang berada di pantai tanpa terpengaruh sama sekali oleh cuaca dingin seperti ini.Sebagian besar orang dalam sekte mereka saja, yang sudah terbiasa dengan cuaca dingin yang sangat ekstrim di pegunungan Yakutsk, tidak berani berpakaian sesantai itu.Satu-satunya alasan yang sangat rasional untuk menjaw
Serangan anak buah Scarlet begitu tajam menghujam ke arah Awan. Namun, saat serangannya tinggal sejengkal dari targetnya, energi pelindung di tubuh Awan berhasil menghentikan serangan tersebut dan dengan satu tamparan, Awan berhasil menghempaskan penyerangnya terbang.Plak!Wanita tersebut terlempar sejauh dua puluh meter dan terhempas dengan kondisi yang cukup menggenaskan dengan penutup wajah terlepas dan memperlihat wajah aslinya. Tidak hanya, ia memuntahkan seteguk darah segar, sebelah wajahnya juga membengkak dan meninggalkan bekas cetakan telapak tangan yang sangat jelas."Ops, maaf! Tanganku kadang suka bergerak sendiri jika melihat wanita barbar yang coba memanfaatkanku." Ujar Awan dengan seringai main-main di wajahnya.'Memanfaatkannya? Betapa tidak tahu malunya dia mengatakan itu.'Semua orang dibuat tercengang dengan betapa cepatnya Awan mematahkan serangan lawan dan bahkan membuat penyerangnya menderita hanya dalam satu tamparan. Scarlet dan anak buahnya yang lain, sepert
Sementara itu, Awan merasa sedikit ngilu pada lengannya. Meski ia terlihat biasa dan mudah mengeliminasi serangan es dari Scarlet sebelumnya. Kenyataannya, Awan dibuat terkejut dan berhasil dilukai oleh serangan es Scarlet.Serangan es tersebut, menyerang hingga ke inti terdalam tulangnya dan sempat membekukan aliran darahnya.Namun, karena panas api neraka yang ada di dalam tubuhnya, energi es tersebut berhasil dieliminasi. Lain ceritanya, jika saja serangan yang sama dilakukan oleh seseorang dengan tingkat kultivasi yang setara atau bahkan di atas Awan. Sekarang, Awan jadi tahu alasan kenapa Nura berhasil dikalahkan dengan sadis seperti itu, yang membuat sebagian organ dalam tubuhnya sampai membeku.Itu karena level kekuatan Nura setara dengan Scarlet. Namun, karena mereka berada di tempat yang dipenuhi oleh salju dan ditambah suhu yang luar biasa dingin, memberi keuntungan lebih untuk Scarlet.Untuk itu, Awan merasa bersyukur karena ia mewarisi kekuatan api yang merupakan musuh al
Saat seluruh rambut Scarlet berubah menjadi seputih salju, suhu disekitarnya pun seakan ikut menurun dan mulai membekukan apapun yang berada di dekatrnya. "Sayang, mundurlah ke dekat mobil!" Ujar Awan meminta Amanda untuk lebih mundur ke dekat mobil yang berisi Sergei dan yang lainnya, agar ia bisa lebih mudah melindungi semua orang. Awan menyadari bahwa lawan sudah sangat serius saat ini.Sementara, ia tidak bisa melindungi semua orang secara bersamaan. Satu-satunya yang bisa dilakukan oleh Awan adalah membuat ruang perlindungan yang cukup untuk melindungi semua orang. Namun, karena suhu dingin yang sangat ekstrim dan diperparah dengan kekuatan Scarlet, membuat Awan hanya bisa membuat ruang terbatas.Amanda melakukan persis seperti yang diminta Awan. Meski Amanda sebenarnya ingin membantu Awan saat itu. Namun, dengan tipe lawan yang mereka hadapi dan kemampuannya yang masih terbatas, Amanda hanya akan memberi Awan beban ketimbang membantunya. Hal terbaik yang bisa dilakukan oleh A
Melihat semua serangannya menguap sia-sia, Scarlet semakin meningkatkan intensitas serangannya.Wosh! Wosh!Puluhan tebasan angin es, ditembakan dengan kecepatan ekstrim ke arah Awan."Masih belum cukup, terimalah ini!" Scarlet melontarkan tubuhnya ke udara dan dari atas, ia menghimpun energi esnya sampai ke titik tertinggi dan dari atas kepalanya, segera terbentuk bola badai raksasa yang terkonsentrasi di atas ke dua telapak tangannya.Ukuran bola badainya saja, sudah seukuran gunung kecil yang membuat siapapun yang menyaksikannya merinding ngeri dibuatnya.Tidak terkecuali Awan, jantungnya berdebar sedikit lebih cepat kali ini. Ia tidak berani meremehkan daya rusak dari serangan sebesar itu, "Dia serius mau membekukan hutan ini atau apa?" Ujar Awan dengan ekspresi muram.Tidak ingin mengambil resiko, Awan menaikkan level apinya menjadi api hitam, api neraka abadi. Berbeda dengan Scarlet, Awan bisa mengatur konsentrasi apinya hanya di sekitar tubuhnya saja, tanpa mempengaruhi lingku
"Heh? Mau main senjata tajam sekarang? Baiklah!""Gundala, ini saatnya bagimu untuk keluar!" Ujar Awan tersenyum tenang dan dalam satu tarikan napas, sebuah pedang berwarna hitam pekat tiba-tiba muncul ditelapak tangannya, bertepatan saat serangan pedang Scarlet menyerangnya dari arah depan.Trang! Trang!Bunyi benturan senjata tajam berlangsung sangat intens dan pertarungan dalam jarak dekatpun tidak lagi bisa terelakkan.Sementara itu, Belka yang saat itu berada tidak jauh dan menyaksikan pertarungan antara Awan dan Scarlet, dibuat terpana setelah menyaksikan seperti apa kekuatan Awan yang sebenarnya. Ia tidak menyangka, orang asing yang sempat diremehkannya itu akan sekuat ini dan bisa memaksa majikannya bertarung habis-habisan dengan mengerahkan seluruh kekuatannya.Padahal, ini adalah wilayah mereka dan seharusnya bisa menjadi keuntungan bagi mereka, bisa bertarung di tempat ini. Nura Queen saja, tidak berkutik saat bertarung melawan masternya.Lalu, bagaimana pemuda asing seper
Ketidaksabaran dalam pertarungan tingkat tinggi hanya akan membunuh seorang kultivator lebih cepat, bahkan sebelum ia berhasil menyadari di mana letak kesalahannya. Sepertinya, hal itulah yang menjadi gambaran jelas dari pertarungan yang terjadi antara Scarlet dan Awan. Alotnya pertahanan Awan, membuat Scarlet kehilangan kesabarannya dan semakin bernafsu untuk bisa menaklukannya lebih cepat. Hal itu, membuat serangan Scarlet menjadi lebih deras dan sulit dihentikan. Meski kelihatannya, serangan itu begitu menakutkan dan tidak memberi rasa kasihan sedikitpun terhadap lawan. Kenyataannya, di mata lawan yang ahli, serangan itu hanya gerakan kasar tanpa makna. Awan bahkan semakin bersemangat untuk terus bermain-main dengan Scarlet lebih lama dan menguras seluruh energinya, seperti apa yang coba dilakukan oleh Scarlet dan para pengawalnya terhadap Awan sebelumnya. Setelah bertarung puluhan jurus, Awan sedikit menanam rasa kagum terhadap daya tahan Scarlet. Meski ia adalah seorang wani